Headlines
Loading...
Oleh. Iis Nopiah Pasni

Jum'at ceria, sepulang sekolah Abi main bersama temannya di dekat pos ronda di seberang rumah mereka, sebentar lalu ia pulang ke rumah.

Adik Hani sedang minum sebotol susunya sambil tiduran di kasur. Si Memey, kucing kesayangan Dik Hani juga tiduran dekat Dik Hani.

"Assalamualaikum, Bun," ucap Abang memberi salam.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Bunda terus ia memperhatikan anak laki-lakinya itu.

"Abang mau mandi dulu, Bun," katanya lalu mengambil handuk dan ke kamar mandi.

Terdengar suara air, Abi mandi dengan cepat. Lalu berpakaian rapi karena hendak salat Jumat.

"Bun, Abang boleh pinjam hape Bunda nggak?" tanya Abi pada Bundanya yang sedang mengetik di hapenya. Bundanya itu sedang membuat cerita anak Islami karena ikut challenge menulis.

"Hapenya untuk apa? tanya balik Bunda Isna pada anaknya.

"Apa Abang ada tugas pake hape?" tanya  Bunda Isna lagi lalu ia berhenti mengetik.

"Bun, Abang mau nonton film, itu loh yang sepatunya hanyut, Bun," kata Abi mengingat kembali film yang ditontonnya tapi belum selesai.

"Film apa ya, yang gimana?" tanya Bundanya penasaran. Abi menarik nafas lalu sejenak berpikir.

"Itu loh Bun, Film yang sepatunya gantian makenya," kata Abi berusaha menjelaskan agar Bundanya ingat tentang film yang ia maksud.

"Oh, Bunda ingat, Bang," kata Bunda Isna lalu mengetik kalimat Children of Heaven pada hapenya. Muncullah film yang menampilkan gambar seorang anak lelaki yang berlari, terus bergantian memakai sepatu dengan adik perempuannya.

"Iya, Bun! film yang ini," seru Abi pada Bundanya. Ia sangat antusias.

Lalu mereka menonton bersama, hape diletakkan di depan mereka.

Tetapi Dik Hani ingin memegang hape sendirian, tentu saja Abi tak mau kalah. Terjadilah rebutan hape Bunda mereka.

"Atu," kata Dik Hani sengit.

"Adik, yuk nonton sama-sama ya," ajak Abi tetapi Dik Hani tak menghiraukannya. Ia ingin menonton sendiri.

"Ya sudah, biar Bunda yang  bilang ke Dik Hani," kata Bunda Isna menenangkan Abi.

"Dik, sini hapenya. Biar Bunda yang pegang. Kito nonton bareng," rayu Bunda Isna pada si bungsunya.

Dik Hani menganggukkan kepalanya lalu memberikan hape tersebut.
Mereka pun lalu menonton film bersama.

Setelah selesai menonton, Abi langsung berkomentar bahwa ia sangat berempati dengan kakak adik dalam film tersebut.

"Kasihan ya Bun, sepatunya jadi cuma satu," kata Abi.

"Trus mesti bergantian ya Bun," katanya lagi sambil melihat ke arah Bundanya.

"Kalau dekat, Abang mau kasih sepatu Abang. 'Kan sepatu Abang ada dua," ucap Abi berempati.

Bunda Isna lalu tersenyum bahagia, lalu memuji anaknya tulus.

"Masyaallah, anak Bunda udah belajar berempati ya sayang," kata Bunda Isna lalu memberikan sepiring kue kacang. 

"Keren banget," ucap Bunda lagi.

"Empati itu apa ya, Bun?" tanya Abi pada Bundanya.

"Empati itu perasaan ingin membantu orang lain, sayang," jawab Bunda Isna lalu memeluk anaknya itu.

"Alhamdulillah ya Bun, akhirnya ia juara 1 lomba lari," katanya lagi.

"Iya, Alhamdulillah. Abi juga harus bersyukur karena Allah kasih rezeki yang banyak buat Abang," kata Bunda lagi.

"Iya, Bunda, Alhamdulillah Abang bersyukur karena Allah kasih Abang segala kemudahan," kata Abi lalu membalas pelukan bundanya.

Tak lama terdengar suara azan salat Jumat, Abi berangkat sendiri ke masjid terdekat. Berpenampilan menarik dan bersih, anak tangguh dan saleh itu kini mulai tumbuh menjadi anak yang berempati yaitu anak yang merasakan dan peduli penderitaan orang lain dan ingin membantunya sebisa dia.

Baca juga:

0 Comments: