Headlines
Loading...
Oleh. Firda Umayah

Siang itu, seorang ibu keluar rumah untuk mencari anaknya. Seorang anak laki-laki yang memiliki rambut sedikit keriting, tinggi 115 cm dan memiliki kulit warna sawo matang. Anak laki-laki itu bernama Ghoza. Setelah berjalan di sekitar rumah, ibu itu melihat anaknya sedang bermain di lapangan sepak bola dekat rumahnya.

"Ghoza, ayo pulang. Sudah azan Zuhur," kata ummi Lia.

Ghoza anak kelas dua SD itu segera berlari menghampiri ibunya. Ia menunjukkan beberapa belalang yang ada di dalam botol plastik ukuran satu setengah liter.

"Aduh, kasihan sekali belalangnya. Nanti kalau belalangnya mati gimana?" tanya ummi Lia.

"Insyaallah tidak, Ummi. Nanti setelah ini, Ghoza pindah ke tempat bekas akuarium Abi yang ada di belakang rumah," jawab Ghoza.

Ummi Lia tersenyum. Ghoza memang anak yang kreatif. Ia suka berpetualang dan berkreasi membuat karya dari bahan yang ada di rumahnya.

Setelah mencuci tangan, kaki dan ganti baju, Ghoza lalu mengambil wudu untuk salat Zuhur. Ia lalu segera ke masjid yang ada tak jauh dari rumahnya.

"Ghoza mau kemana?" tanya Gio.

"Aku mau ke masjid, salat Zuhur, ayo ikut," kata Ghoza.

Gio segera berlari ke rumahnya untuk mengambil sarung dan kopyah miliknya. Gio dan Ghoza lalu pergi ke masjid bersama-sama.

Gio senang ada Ghoza yang mengajaknya ke masjid. Ia jarang pergi ke masjid karena ayahnya sibuk kerja di sawah. Ayah Gio biasanya pulang ketika jemaah salat Zuhur sudah selesai salat. Sehingga, Gio lebih sering salat sendiri di rumahnya.

"Makasih ya Ghoza, udah ngajak aku ke masjid," kata Gio.

"Ya, sama-sama. Nanti salat Asar kita ke masjid bareng lagi ya. Hari ini kan TPQ nya libur," ajak Ghoza.

Gio lalu menganggukkan kepala dan tersenyum kepada Ghoza. Ternyata Gio juga diajak ke rumah Ghoza untuk melihat belalang yang sudah ia tangkap tadi.

Sesampainya di rumah Ghoza, ia membawakan belalang dan akuarium bekas yang nanti akan menjadi rumah baru untuk belalang. Gio sangat senang dan membantu Ghoza memindahkan belalang-belalang ke tempat yang baru.

Tak disangka, saat Gio akan memindahkan belalang, duri yang ada di kaki belalang mengenai tangan Gio. Gio yang terkejut lalu melemparkan belalang ke lantai.

"Hati-hati, Gio. Kasian belalangnya, nanti kalau mati gimana?" kata Ghoza mengingatkan.

"Ya, maaf ya Ghoza. Maaf ya belalang," kata Gio.

Tak lama kemudian, ummi Ghoza datang membawakan dua gelas susu dan biskuit.

"Sudah, Ghoza. Gio kan tidak sengaja. Ini ummi sudah buatkan susu untuk kalian berdua. Cuci tangan dulu baru boleh minum susu dan makan biskuit ya," kata ummi Ghoza sambil tersenyum.

Gio dan Ghoza pergi ke dapur untuk mencuci tangan dengan sabun. Setelah itu, keduanya minum susu dan makan biskuit yang diberikan ummi Ghoza.

"Terima kasih ya Ghoza dan umminya Ghoza. Susunya enak. Maaf kalau merepotkan," kata Gio.

"Tidak apa-apa, Gio. Rasulullah mengajarkan umat Islam untuk memuliakan tamu. Terima kasih juga ya sudah mau main di rumah Ghoza," kata ummi Ghoza.

Gio lalu pamit dan mencium tangan ummi Ghoza. Ia pulang karena Ghoza harus tidur siang sebelum azan Asar. Gio senang, punya teman seperti Ghoza yang suka mengingatkan. Apalagi Ghoza juga anak yang aktif. Ghoza mengajak Gio untuk mencari belalang bersama-sama pada akhir pekan selanjutnya.

Baca juga:

0 Comments: