Headlines
Loading...
Oleh. Ana Mujianah

"Faza berangkat ya, Bund. Assalamu'alaikum." Faza mencium tangan bundanya. 

Faza terlihat bersemangat. Hari ini ada ulangan harian Matematika. Namun, ulangan Matematika kali ini spesial. Siapa yang mengumpulkan paling awal, dan mendapat nilai 100, dapat hadiah dari Pak Ilham. 

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati di sekolah. Belajar yang bener ya. Supaya ilmunya berkah," pesan bunda kepada Faza.

"Siap, Bund," jawab Faza kemudian bergegas menaiki motor ayah.

Sesampai di sekolah, Faza berpamitan pada ayah. Tak lupa Faza mencium tangan ayah lalu mengucapkan salam. Faza cepat-cepat menuju kelas.

"Faza, hari ini kita ulangan Matematika. Kamu sudah siap?" tanya Abid.

"Hmm, Insya Allah siap!" jawab Faza sambil mengacungkan ibu jari kanannya. Tak lama kemudian, bel tanda masuk berbunyi.

"Assalamu'alaikum." Terdengar salam dari depan pintu kelas. 

"Wa'alaikumsalam," jawab seluruh anak-anak kelas 3 kompak. Pak Ilham sudah datang. Anak-anak bergegas menuju bangku masing-masing.

"Bagaimana kabarnya anak-anak? Sudah siap dapat hadiah dari Pak Ilham?"

"Sudaah," jawab anak-anak kompak.

Setelah membaca doa, Pak Ilham kemudian menuliskan soal di papan tulis. Anak-anak serius menyalin soal-soal itu di kertas masing-masing. Kemudian mereka mengerjakan soal Matematika yang diberikan Pak Ilham dengan khusyuk. 

Bagitupun dengan Faza. Soal pertama dan kedua berhasil dikerjakan Faza dengan lancar. Tiba di soal ketiga, Faza mulai bingung. Faza lupa rumus menghitung keliling lingkaran. Semalam, Faza tidak menghafalkan rumus itu. 

Faza ingin bertanya kepada Abid, teman sebangkunya. Tapi tidak jadi. 'Abid pasti tidak mau ngasih tau,' batin Faza.

Faza menengok ke kanan dan ke kiri, kemudian memperhatikan Pak Ilham. 'Pak Ilham lagi nunduk, pasti nggak liat kalau aku nyontek. Kan cuma lihat rumusnya doang,' batin Faza lagi mencari pembenaran.

Faza membuka buku pelajaran Matematikanya dengan tangan gemetar. Faza membuka bab tentang lingkaran. Setelah mendapatkan rumusnya, Faza segera menutup kembali buku itu.

Karena sudah tahu rumusnya, Faza pun bisa mengerjakan soal Matematika itu dengan lancar. Faza segera mengumpulkan jawaban ulangan Matematikanya.

Setelah semua mengumpulkan, sekarang tiba giliran Pak Ilham mengumumkam siapa yang beruntung mendapatkan hadiah dari Pak Ilham.

"Alhamdulillah, anak-anak, kalian semua hebat sudah bisa mengerjakan ulangan dengan cepat dan banyak yang mendapatkan nilai 100 hari ini."

"Nah, siapa nih kira-kira yang mengumpulkan paling cepat?" Anak-anak tidak menjawab pertanyaan Pak Ilham. Mereka fokus karena penasaran siapa kira-kira yang mendapat hadiah. Karena, tadi ada dua orang yang maju hampir berbarengan.

"Untuk ulangan hari ini, yang tercepat mengerjakan soal adalah ... Fazaa! Yang kedua adalah ... Shanum!" Anak-anak yang bertepuk tangan senang meski mereka tidak mendapatkan hadiahnya.

Di saat anak-anak yang lain bergembira, tapi Faza justru murung. Tangan Faza berkeringat. Faza teringat pesan bunda.

"Faza, kalau ngerjain ulangan harus jujur ya. Nggak boleh nyontek. Berapa pun nilai Faza, yang penting Faza jujur." 

"Pak Guru mungkin nggak lihat Faza nyontek. Tapi, ingat ya Nak! Ada Allah yang Maha Melihat. Allah senantiasa mengawasi Faza sepanjang waktu. Ada dua malaikat yang senantiasa siap mencatat amal perbuatan Faza." Pesan bunda terus terngiang. Faza akhirnya memberanikan diri maju ke depan.

"Pak, m--maaf," ucap Faza lirih sambil menunduk. Faza meremas-remas jari tangannya.

"Ada apa Faza?" tanya Pak Ilham.

"Maafin Faza, Pak. Faza tidak berhak mendapatkan hadiah itu."

"Kenapa?" Pak Ilham semakin heran.

"Fa--Faza tadi lupa rumus lingkaran. Faza sempat lihat buku," ucap Faza penuh penyesalan. Pak Ilham tersenyum mendengar kejujuran Faza. 

"Anak-anak, maaf ada kesalahan. Bapak tadi kurang teliti memeriksa siapa yang tercepat. Ternyata yang tercepat mengerjakan ulangan adalah Shanum dan Aldo." 
Sorak anak-anak kembali riuh.

"Terimakasih Faza, karena Faza sudah mau jujur. Hadiah sesungguhnya buat Faza adalah ampunan dari Allah karena Faza sudah mau mengakui kesalahan Faza. Dan ... janji tidak diulangi lagi ya." Faza mengangguk kemudian kembali ke tempat duduknya dengan perasaan tenang.

Baca juga:

0 Comments: