Headlines
Loading...
Oleh. Waviza

Pedagang asal Tambun Bekasi, Santi, mengatakan, harga MinyakKita di warungnya kini sudah tak lagi Rp 14.000 per liter, namun naik menjadi Rp 15.000 per liter. Naiknya harga jual tersebut lantaran harga beli di agen sudah naik, semula Rp 12.000 per kilogram atau Rp 12.500 per liter, kini menjadi Rp 14.000 per liter (KOMPAS.com).

Menyoroti masalah diatas, kelangkaan MinyakKita membuat harganya melambung tinggi. Permasalahan semestinya tidak terjadi jika dikelola dan diatur dengan melihat akar permasalahannya. Namun, seakan terselesaikan dengan satu jalan, yaitu menjual harga MinyakKita sama dengan minyak curah.

Dengan adanya problem ini, kita dapat melihat bahwa pemerintah belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan kenaikan harga MinyakKita masyarakat seakan dituntut dengan mengikuti regulasi yang ada. Sejatinya, dengan naiknya harga MinyakKita ada keuntungan yang diperoleh para penguasa. Mengapa tidak? Dengan naiknya harga MinyakKita dari harga HTE Rp 14.000 per liter menjadi Rp 15.000 per liter, bahkan ada yang menjual Rp. 18.000.

Beginilah, jika sistem yang diterapkan bukan berasal dari Sang Pencipta yaitu sistem sekuler yang berasaskan keuntungan semata. Mereka hanya memikirkan bagaimana memperoleh manfaat sebanyak-banyaknya tanpa melihat cara yang digunakan benar atau tidak. 

Berbeda dengan Islam yang mengatur sedemikian rupa untuk kebutuhan masyarakat. Islam dengan negaranya yang disebut kh1l4f4h bertanggung jawab atas stabilitas pasar. Dengan regulasi Islam mulai dari produksi sampai distribusinya tercantum dalam perundang-undangan kh1l4f4h Islam.

Baca juga:

0 Comments: