Headlines
Loading...
Oleh: Muflihah S Leha

Pagi yang cerah, matahari bersinar dengan sempurna, MasyaAllah..., Indahnya alam semesta, ciptaan Allah yang maha perkasa.

Ais masih terlelap dalam tidurnya, semalam mengigau, badannya menggigil kedinginan, 
Tubuhnya panas, seketika orangtuanya terbangun dan mengobatinya.

"Ais..., Bangun sudah siang," suara Zahron memanggil adiknya sembari menggoyang-goyangkan tubuh adiknya yang masih tertutup selimut. Ia pun tidak tahu kalau Ais semalam sakit.

Ais pun terusik dan membuka selimutnya,
Perlahan ia mencoba membuka matanya yang masih terasa berat,

Zahron langsung mendudukkan adiknya agar segera bangun dan membuka matanya,

"Ada apa sih... Lah... Ais masih ngantuk nih," pungkas Ais sembari merebahkan badannya kembali.

"Iih... Dah siang nih, lihat tuh matahari sudah menembus ke celah-celah rumah," ucap Zahron sembari membuka korden.

"Kamu gak sekolah mas, ganggu Ais tidur," tanya Ais sembari menarik selimutnya. 

"Kalau saya sekolah, pasti gak bangunin kamu lah..." jawab Zahron mulai sedikit kesal.

"Kok gak sekolah..., Kalau kamu sekolah kan Ais gak digangguin," ucap Ais yang masih belum hapal dengan hari.

"Mbok ini hari Minggulah...." jawab Zahron mulai sewot,

"Oh Ya ..., Hari Minggu ya?" jawab Ais yang seketika membuka selimutnya.
Hanya hari Minggulah mereka diperbolehkan main hape.

"Hari ini boleh main hape ya Mas?" ungkap Ais yang senang menunggu hari Minggu, namun terkadang belum hari Minggu, sudah meminta hape meski selalu dalam pengawasan. Karena takutnya orang tua mereka terhadap dampak dari sebuah hape.

Banyaknya video yang diunggah oleh pemilik akun, yang belum cukup umur untuk ditonton oleh anak-anak. Sedikit sekali manfaatnya kalau anak kecil bermain hape, bahkan banyak anak-anak yang menjadi korban hape.

Ais pernah ditanya mamanya sewaktu menangis minta hape, karena ikut-ikutan anak-anak sebelah, dengan cara menangis pasti diturutin. Tapi Ais menangis tidak juga diturutin. 

Malah mamanya bertanya,
"Nak..., Hape itu bikin
Ais masuk surga gak?" Ais bingung menjawabnya, Karena tidak tahu.

"Ais pingin masuk surga gak?" Mamanya bertanya kembali,

"Pingin Ma," jawab Ais

"Kalau begitu jangan main hape," jawab mamanya,

"Kenapa? memangnya kalau Ais main hape, Ais tidak masuk surga? Ais jadi masuk neraka?" tanya Ais penasaran,

"Begini..., Ais kalau main hape asyik gak?"

"Asyik," jawab Ais,

"Lah, Ais disuruh Mama berhenti waktu papa azan kemarin, Ais nurut gak?" Ais pun terdiam karena merasa bersalah.

"Terus..., Mama membiarkan Ais bermain sama temannya di depan rumah, sampai jam 1 siang. waktunya berangkat ngaji, Ais jawab apa waktu mama suruh ngaji, saat itu?"

"Ais gak mau mengaji,"  jawab Ais,

"Nah, karena apa coba..."

"Karena main hape," jawab Ais sembari menunduk,

"Kalau begitu hape bisa membuat Ais masuk surga nggak?" 

"Nggak," jawab Ais dengan polosnya,

"Apa yang membuat Ais masuk surga," tanya Mama pelan,

"Mengaji dan shalat," jawab Ais waktu itu

"Nah mulai sekarang... Ais harus disiplin, boleh main hape, seminggu dua kali, kalau sudah bisa..., seminggu satu kali," 

Ais pun menyetujuinya meskipun dengan berat hati. Girangnya kalau boleh bermain hape, terkadang ia menunggu-nunggu, tapi semakin diberi pemahaman, ia pun kadang terlupa, Dan kini diingatkan oleh Zahron mamasnya.

"Jadi ini hari Minggu," ucap Ais,

"Iya lah..., Makanya saya sudah nungguin kamu, malah tidur melulu sampai siang, nanti baru main sebentar, waktunya habis." jawab Zahron yang kesal sama adiknya, karena orang tuanya memberikan waktu setengah hari saja untuk main hape di hari Minggu,
Mainnya pun harus dengan adiknya,

"Sana minta hape sama mama," pinta Zahron,

"Sebentar ya mas, Ais sikatan dulu," jawab Ais sembari melangkahkan kaki kecilnya ke kamar mandi, Yang diiringi dengan suara Zahron ngedumel.

"Sikatan, bersih-bersih, sarapan, huh tambah lama deh," desis Zahron yang sudah paham pasti disuruh shalat oleh mamanya, padahal Ais juga belum hafal seluruh doa-doanya usianya saja belum genap 5 tahun, 

"Cepetan Aisy...." pinta Zahron yang terdengar juga oleh ibunya.

"Ais sudah bangun...  sikatan, wudhu, salat, ya, Nak!" pinta Ibunya dari dapur, yang terdengar oleh Zahron ia pun menghembuskan nafas panjang.

"Astaghfirullah..." desisnya, Ia pun berucap,

"Shalat apaan Ma..., emang jam berapa sekarang," tanya Zahron dengan suara kencang yang protes,

"Ya gak papa, 'Nak, semalam kan, Ais gak bisa tidur, badannya panas, setelah di pijit dengan minyak kayu putih dan bawang merah, Ais baru bisa terlelap tidur, dan sengaja mama tadi pagi, gak membangunkannya,
Gak papa Nak, baru bangun langsung Shalat subuh." jawab mamanya.

"Iya Ma," jawab Ais anak salehah yang selalu menurut,

Usai sikatan dan berwudhu ia pun keluar menuju tempat shalat, dan melewati mamanya yang sedang di dapur,

"Ais semalam kenapa menangis Nak...?" tanya mama, ketika Ais mau shalat,

"Gak tahu Ma, Ais pusing, tapi sekarang enggak pusing Ma," jawab Ais sembari membentangkan sajadah,

"Kata Mama kalau sakit, Allah sedang mengampuni dosanya," 

"Iya sayang," 

"Berarti Ais sudah gak punya dosa, kan sudah diambil sama Allah," pungkas Ais,

"Aamiin," jawab mamanya dengan tersenyum,

Usai shalat Ais mendekat sama Zahron yang sudah menunggu,

"Mas, Ais gak mau main hape lah...,

Zahron terperanjat, 
"Kan yang boleh meminta hape Ais," pungkas Zahron,

"Ya udah nanti Ais minta sama mama,"
sembari bertanya sama Zahron,

"Kenapa Mas gak boleh minta hape?"  

"Saya belum hapal juz amma, seharusnya di tahun ini saya sudah hapal juz 30, tapi saya belum hapal..."

"Ya hapalin dulu lah mas..." pinta Ais,

"Iya tinggal sedikit, Minggu depan juga sudah selesai, cepetan mumpung hari Minggu,"

Ais pun menuruti mamasnya,

"Ma..., Ini hari Minggu ya?" tanya Ais yang sudah dimengerti oleh mamanya,

"Iya..., Besok hari apa?" Mamanya bertanya kembali,

"Hari Senin," jawab Ais yang sudah tahu urutan hari, tapi terkadang belum tahu kapan jatuhnya harinya itu.

"Nih..." ucap mamanya sembari menyodorkan sebuah hape,

"Tumben Ais gak tersenyum," tanya mamanya,

"Ais gak mau main hape Ma," jawab Ais sembari mengambil hape ditangan mamanya,

"Lah terus kenapa hapenya diambil?" tanya mama sembari tersenyum,

"Buat mamas," jawab Ais

"Hemm, mamasmu itu belum target," pungkas mamanya sembari mengambil hapenya kembali dari tangan kecil yang masih lembut,

Ais terdiam,

"Sini mama yang kasih," ucap mamanya sembari melangkahkan kakinya menuju Zahron.

"Sudah hapal Nak?" 
tanya mamanya kepada Zahron yang sedang duduk memegang juz amma.

"Sedikit lagi Ma," jawab Zahron

"Kamu mau main hape, liatin apa?" 

"Melihat film kisah Umar bin Khatab, kemarin sudah melihat masa kecilnya Rasulullah,"

Mendengar jawaban anaknya, mamanya pun tersenyum dan mengizinkannya. 

"Ya'udah nih, mama kasih kamu pinjem hape, sampai jam 12."

"Ya Ma, terimakasih," jawab Zahron kegirangan sembari mengambil hape ditangan mamanya.

Ia pun segera mengetik sejarah Umar bin Khatab dan mencari posisi,

"Ais gak ikut nonton," tanya mamanya

"Gak Ma, Ais mau istirahat saja," 

"Ya'udah sarapan dulu, nanti tiduran lagi, Ais kan belum sarapan pagi," 

"Iya Ma," jawab Ais sembari mengambil piring dan di isi dengan nasi.
Usai sarapan ia beristirahat di sebelah Zahron.

"Istirahat lah Nak, nanti nggak mengaji gak papa," pungkas mama,

"Nanti mamas izinin," jawab Zahron sembari menatap hape dengan serius.
Ia pun menatap film di hape sampai baterai habis. Senangnya ia dengan film yang berisi perang. Demi membela agama Islam

           ********

Baca juga:

0 Comments: