Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Irawati Artati

Pada hari minggu yang cerah, keluarga Zidan tampak sibuk di rumah. Sang ayah sedang mencuci motor di halaman depan. Zidan pun turut membantu. Sedangkan Zahra, adik Zidan asyik membantu ibu memasak di dapur.

Zahra paling suka membantu ibu memasak. Biasanya dia suka mengupas bawang putih saja. Ia tak mau mengupas bawang merah karena pedih di mata.

"Zahra nggak mau mengupas bawang merah Bu, Zahra takut matanya pedih seperti kemarin," ucap gadis kecil berusia tujuh tahun itu.

"Iya, biar Ibu saja yang mengupasnya," jawab ibu sambil tersenyum.

"Emangnya, kita mau masak apa sih, Bu? Kok bawangnya banyak banget?" tanya Zahra penasaran.

"Ooh...kita mau masak soto daging sayang. Makanya ibu mau bikin bawang goreng yang banyak, biar tambah gurih," sahut Ibu.

"Wah,soto daging? pasti lezat nih!" seru Zahra sambil menjulurkan lidahnya, membayangkan kelezatannya.

"Jangan lupa kerupuk udangnya ya Bu," lanjut Zahra penuh semangat.

Ibu hanya tertawa dan mengangguk melihat tingkah Zahra yang lucu. Seolah tak sabar ingin menikmatinya.

"Ibu, nanti bikin kuahnya yang banyak ya!" pinta Zahra.

"Iya dong, emangnya kenapa harus banyak kuahnya?" tanya Ibu sambil mengiris bawang merah.

"Biar bisa berbagi sama tetangga Bu. Kan baunya menyebar ke mana-mana. Masak tetangga cuma mencium baunya, nanti kan mereka jadi kepingin," jawab Zahra dengan kepolosannya.

"Masya Allah, kamu benar Zahra. Rasulullah juga mengajarkan seperti itu," Ibu pun sepakat.

"Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya, agar tetanggamu juga bisa merasakan masakanmu. Jadi tidak hanya mencium baunya saja," lanjut ibu.

"Itu juga salah satu adab bertetangga lho...," sahut ayah tiba-tiba ikut nimbrung.

"Berbuat baik dengan tetangga termasuk hal yang utama, karena merekalah yang terdekat dengan kita. Kalau ada apa-apa, pasti mereka duluan yang membantu kita. Iya kan?" lanjut ayah.

"Betul, Yah. Contohnya kemarin, waktu sepeda Zidan gembos, dipompain bannya sama om Joko," kata Zidan tak kalah seru.

Semua pun tersenyum. Zahra pun juga angkat bicara.

 "Zahra juga Bu, kemarin lusa, waktu aku jatuh dari sepeda, aku dibantuin berdiri dan dikasih Betadine di lukanya sama ibunya Farah."

"Iya anak-anak. Waktu ibu sakit pun, para tetangga juga menjenguk dan mendoakan ibu, supaya cepat sembuh," kenang ibu di beberapa waktu yang lalu.

Aroma sedap mulai menyebar. Sepertinya masakan Ibu sudah mulai matang. Zahra mengaduk-aduk kuah dan mencicipinya.

"Bagaimana rasanya, Zahra? apakah asinnya sudah pas?" tanya ibu.

"Kurang asin sedikit Bu," kata Zahra.

Ibu menambahkan garam satu sendok dan mencicipinya. Setelah dirasa pas, ibu menuangkannya ke beberapa mangkuk.

"Kita bagi tugas ya. Zidan tolong antar soto ini ke rumah Om Joko. Dan Zahra, antar ini ke rumah Farah ya. Ibu mau menyiapkan sarapan buat kalian," kata ibu sambil memberikan baki berisi semangkok soto kepada Zidan dan Zahra.

Setelah selesai membagikan makanan, mereka pun sarapan bersama. Menikmati lezatnya soto daging buatan ibu dan Zahra. Mereka senang bisa berbagi dengan tetangga. Hal itu membuat hubungan bertetangga menjadi lebih dekat, seperti saudara sendiri.

Sungguh indah ajaran Rasulullah, yang menganjurkan berbuat baik pada tetangga. Allah pun juga menyukai orang yang berbuat baik kepada tetangga. Karena itu salah salah satu ciri orang yang beriman. Semoga kita semua termasuk orang yang memuliakan tetangga.

Baca juga:

0 Comments: