Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Hanik

Ibu sedang sibuk membersihkan rumah. Ibu meminta Ali dan Fatimah membantunya. Ali dan Fatimah sedang asyik bermain. Begitu dipanggil ibu, Ali segera menghampirinya. Sementara Fatimah masih asyik bermain dengan bonekanya.

"Ali, kamu bersihkan kamarmu ya. Kertas-kertas yang sudah tidak dipakai ditaruh di belakang. Kamarmu disapu biar bersih. Jangan lupa, kaca jendela dilap biar tak berdebu," perintah ibu pada Ali.
"Iya Bu. Ali kerjakan," jawab Ali sambil berjalan menuju belakang rumah mengambil sapu.

"Fatimah, ayo Nak berhenti dulu mainnya. Bersihkan kamarmu juga," perintah ibu pada Fatimah.
"Iya Bu, sebentar lagi. Masih asyik nih mainannya," jawab Fatimah terkesan malas.

Ali menata kamarnya dan membersihkan sesuai perintah ibunya. Tak berapa lama, kamar Ali terlihat bersih, rapi dan wangi. Jendela yang dibuka membuat harum bunga mawar dan melati yang ada di samping rumah menyebar ke ruangan kamar.

Setelah selesai dengan tugasnya, Ali menghampiri Fatimah.
"Fatimah, dari tadi kok mainan terus. Kapan bersih-bersih kamarnya?" tanya Ali pada Fatimah.
"Iya sebentar, nanti kamarnya juga bersih sendiri kok," jawab Fatimah seenaknya.
"Ya sudah, kalau begitu. Kakak sudah mengingatkan ya..." kata Ali sambil pergi meninggalkan Fatimah.

Malam hari, setelah selesai belajar Ali dan Fatimah berangkat tidur. Mereka masuk ke kamarnya masing-masing. Tak berapa lama, terdengar teriakan Fatimah.
"Aduh...gatal...gatal....Ibu..." teriak Fatimah.

Ibu dan Ali yang mendengar, langsung ke kamar Fatimah.
"Ada apa Fatimah?" tanya ibu.
"Ini Bu, badan Fatimah gatal-gatal. Kayak ada yang gigit," kata Fatimah sambil menggaruk-garuk punggungnya.
"Itu tanganmu juga merah-merah Fatimah. Mungkin itu digigit semut merah, karena kamu suka marah-marah," kata Ali menggoda.
"Ih...Kakak. Fatimah gatal beneran nih," kata Fatimah kesal.

Ibu mengambil bedak gatal dan memberikan pada Fatimah. 
"Ini bedak gatalnya. Bagian badan yang terasa gatal, kamu kasih bedak. Kalau sudah, segera tidur ya?" kata ibu pada Fatimah.
"Tapi Fatimah tidur di kamar Ibu saja ya," bujuk Fatimah.
"Loh kok tidur di kamar ibu?" tanya ibu pura-pura tidak tahu.
"Ibu jangan goda Fatimah dong. Ibu kan lihat badan Fatimah gatal karena tempat tidur banyak semutnya," kata Fatimah.

Ibu dan Ali saling pandang dan tersenyum.
"Iya boleh kok tidur sama Ibu. Tapi, hanya malam ini saja ya?" kata ibu sambil meninggalkan Fatimah menuju kamarnya.
"Alhamdulillah, Fatimah boleh tidur sama ibu," bisik Fatimah dalam hati.

"Fatimah, kamu tahu kenapa tempat tidurmu banyak semutnya?" tanya Ali dengan wajah serius.
Fatimah menggelengkan kepala.
"Dengar Fatimah, tempat tidurmu banyak semut itu karena kamu tidak mau membersihkan kamar. Coba kalau kamu tadi siang bersih-bersih kamar, pasti tidurmu malam ini terasa nyenyak," kata Ali.

Fatimah menunduk. Dalam hati, ia mengakui kesalahannya. Tadi siang ia lebih memilih bermain daripada bersih-bersih kamar. Ia malas mengikuti perintah ibunya. Bahkan ketika kakaknya sudah mengingatkan, ia pun tak bergeming dari tempat bermainnya.

"Fatimah, jadilah anak yang rajin membantu orang tua. Ketika ibu meminta kita bersih-bersih kamar pasti ada sebabnya. Kamu lihat sendiri, kamarmu berantakan dan banyak kertas-kertas berserakan. Kalau kamar tidak rapi dan bersih, kita tidak akan nyaman di dalamnya," kata Ali menasehati Fatimah.
"Iya Kak, Fatimah sudah salah. Fatimah janji, mulai sekarang tidak akan jadi anak pemalas. Insyaallah Fatimah akan selalu menurut perintah ibu," jawab Fatimah.

"Satu lagi Fatimah, Allah sangat sayang pada anak yang berbakti pada ibunya. Anak yang rajin membantu orang tua. Dan Allah sangat tidak suka pada anak yang pemalas," kata Ali. 

Ali menatap Fatimah dengan tersenyum bahagia. Ia sangat sayang pada Fatimah. Ia berharap, dirinya dan Fatimah, akan selalu membahagiakan ibunya. Menjadi kebanggaan buat ibunya.

Baca juga:

0 Comments: