Cernak
Jangan Takut, Ada Allah
Oleh. Ira Siti Rojanah
Suara gaduh terdengar dari dalam rumah Ummi Asma, anak-anak yang sedang mengaji berhamburan dan berteriak ketakutan ketika lampu tiba-tiba mati.
Setiap ba'da Magrib rumah Ummi Asma selalu ramai oleh anak-anak di sekitar rumahnya yang mengaji padanya. Hari ini jadwal libur ngaji, tapi Zahwa dan Zakir tetap mengaji bersama Ummi.
"Ooaa.. Ooaa.." Adik bayi menangis dan langsung memeluk erat Ummi.
"Aduuh, gelap! Ummi, Ummi, takut!" kata Zahwa. Tangan Ummi tak lepas dari genggamannya.
"Huh, masa gitu aja takut! Kakak dong berani!" timpal Zakir.
"Ssst.. Jangan berisik, ya!" Ummi mencoba menenangkan anak-anak sambil menggesekkan korek api untuk menyalakan lilin.
"Nah, sekarang sudah lumayan terang kan? kita ke kamar yuk!" ajak Ummi.
"Ummi, tunggu!" Zakir sedikit berlari takut tertinggal oleh Ummi.
"Kakak katanya berani, Ke kamar ajah kok lari?" kata Zahwa dengan nada sedikit meledek kakaknya.
"Kakak berani kok, gak boleh takut, kan ada Allah! Iya kan, Mi?"
"Iya, betul. Jangan takut, ada Allah bersama kita" kata Ummi menenangkan Zahwa.
"Tapi kan gelap, Mi. Serem!" Zahwa tampak masih ketakutan, menarik seselimut dan menutupi hampir seluruh badan mungilnya.
"Kalau Zahwa masih takut, kita baca taawudz yuk! Allah akan menjaga dari setan yang menggoda." Ummi memulai do'a dengan mengangkat kedua tangannya.
"A'uudzubillahi minasy syaithoonir rojiim." Zahwa dan Zakir mengikuti gerakan Ummi.
"Allah itu di mana, Mi?" tanya Zahwa polos.
Gadis kecil berusia empat tahun itu menatap ke arah Ummi, tampak penasaran dengan jawaban Ummi. Sementara Kakak Zakir asyik bermain dengan bayangannya sendiri yang terlihat di dinding kamar efek pantulan cahaya lilin.
"Hmm.. Allah itu dekat, sayang. Sangat dekat" jawab Ummi singkat.
"Dekat?" Kok tidak terlihat, Mi?" Zakir ikut bertanya, jawaban singkat Ummi tampak belum memuaskan akalnya.
"Allah itu tidak sama seperti kita, Allah itu Al-Khaliq artinya Pencipta. Dan kita semua, Ummi, Zahwa, Kakak Zakir, Adik bayi, Abi dan semua yang ada di dunia ini adalah makhluk ciptaan Allah." Ummi menjelaskan.
Ummi meletakkan adik bayi di kasur yang sudah tertidur lelap di pangkuannya, lalu mengajak Zahwa dan Zakir keluar rumah untuk menunjukkan sesuatu. Zakir dan Zahwa memegang tangan Ummi erat-erat berjalan berdempetan menuju ruangan depan.
"Coba lihat, ada apa di luar?" tanya Ummi sambil membuka pintu.
"Wah.. Bulannya terang sekali" kata Zahwa antusias.
"Kok wah? Bilang masyaAllah, Dek! Sela Zakir.
" Eh, iya. Lupa! MasyaAllah, ada bintang juga, banyak."
Langit malam terlihat begitu terang, posisi bulan berada tepat di pertengahan, bulan terlihat sempurna dengan cahayanya, dihiasi bintang-bintang yang bertaburan.
"Nah, bulan yang terang, bintang yang indah itu ada yang menciptakan atau ada sendiri, Nak?" tanya Ummi.
"Ada yang menciptakanlah, ciptaan Allah." jawab Zakir.
"Betul. Bulan, Bintang, langit itu semua ada yang menciptakan, sama seperti manusia. Tidak mungkin ada dengan sendirinya, dan yang menciptakan adalah Allah, Al-Khaliq."
"Allah itu tidak terlihat, Nak. Tapi kita bisa melihat ciptaan-Nya. Itu bukti kalau Allah itu ada.
Allah itu dekat, bahkan lebih dekat dari urat leher sendiri. Kakak Zakir masih ingat pelajaran tafsir pekan lalu? Allah menjelaskan dalam Al-Qur'an surah Qaf ayat 16 yang artinya :
_Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya._"
"Allah Maha tahu apa yang dibisikan hati kita, Allah itu dekat, bahkan sangat dekat. Allah akan mengabulkan setiap do'a hamba-Nya. Jadi, Jangan takut lagi,ya. Ingat! ada Allah." Ummi menjelaskan panjang lebar.
"Iya, Mi. Zahwa gak takut lagi, kok. Ya Allah, semoga lampunya cepat nyala." Zahwa menengadahkan tangannya sambil memandang ke arah langit.
Cetreek..
(Lampu kembali menyala)
"Alhamdulillah lampunya nyala. Terima kasih, Allah" ucap Zahwa.
Allahu Akbar, Allahu Akbar.
(Suara Azan berkumandang)
"Nah, sudah Azan. Ayok kita masuk ke dalam" ajak Ummi.
Ummi dan Zakir salat Isya berjamaah, sementara Zahwa rebahan di samping adik bayi karena sudah mulai ngantuk. Setelah selesai salat Ummi menemani anak-anak untuk bercerita. Ummi meraih buku di meja dan membacakannya, lalu ditutup dengan membaca do'a sebelum tidur, ayat kursi, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas.
"Zakir, bobo ya, Mi." kata Zakir sambil menghadapkan badannya ke samping kanan dengan posisi tangan kanan di bawah pipi seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah.
0 Comments: