Headlines
Loading...
Oleh. Muflihah S Leha

Jarum jam yang menempel pada didinding  menunjukan angka 6:00. Usai shalat subuh Sauqi membereskan buku-bukunya sesuai jadwal pelajaran hari ini, karena mengantuknya semalam, ia pun tertidur di sebelah buku-buku, Padahal sedang mengerjakan PR bersama Ayahnya,

Karena beratnya menahan kantuk ayahnya meninggalkannya sebentar, hanya ditinggal mengambil air minum Sauqi sudah tertidur dengan lelapnya.

Ayahnya sudah paham dengan kelakuan Sauqi, yang memang mempunyai keistimewaan, yaitu mudah sekali untuk tidur, bahkan seringnya dibiarkan oleh guru ngajinya, di saat mengantri ngaji, karena banyaknya santri dan mengajinya satu per satu, Sauqi sering menunggu sambil tidur,
Dan anehnya tidak ada satu pun temannya yang membangunkannya. Dan kesempatan juga untuk yang dibelakang nya, jadi bisa maju mendahuluinya.

Dan gurunya pun membiarkannya,
Karena, kalau Sauqi tidak tidur malah justru ruangan jadi ramai, Sauqi lah yang sering membuat ruangan jadi gaduh.

Jadi guru ngajinya pun sengaja membiarkan Sauqi tidur. Dan dibangunkan saat terakhir, dengan Suara kerasnya.

"Sauqi! Wudhu," bentak guru ngajinya,

Guru ngaji yang tegas dan jarang sekali tersenyum itu, sangat dipatuhi. Tak heran kalau sedang menggarap PR pun dengan mudahnya langsung terlelap dalam tidurnya.

"Hemm belum gosok gigi sudah tertidur," desus Ayahnya

Biasanya ditakuti balsem atau minyak kayu putih, agar selalu melek matanya, bila sedang belajar dan muraja'ah. Namun melihat tidurnya sudah tidak bisa ditakuti balsem lagi, akhirnya dipindahkan ke kamar.

Pagi harinya, ia baru melanjutkan mengerjakan PR. Sudah tahu kalau pr-nya belum selesai, wudhunya pakai lama. Apa lagi shalat nya, gak mau shalat subuh di rumah, meski sudah ketinggalan berjamaah, ia tetap shalat di mushalla. 

Usai shalat subuh ia kembali menyelesaikan tugasnya,

"Sudah jam berapa? cepetan mandi," teriak ibunya dari dapur menyuruh Sauqi mandi, sembari menyiapkan air hangat untuk mandi anaknya.

"Jam 6:30," jawab Ayah Sauqi sembari membereskan buku-bukunya,

"Sana mandi dulu cepetan, nanti terlambat ketinggalan shalat Dhuha." pinta Ayahnya

Masih dengan santainya Sauqi dengan waktu, sukanya klemar-klemer dengan waktu, membuatnya jadi sering ketinggalan.

"Cepetan Nak! Keburu airnya dingin, sudah berapa kali ibu menyuruh, masih... Saja main-main." ucap ibu Sauqi sembari menuntun anaknya ke kamar mandi.

Selagi mandi ibunya menyiapkan pakaian,
Dan menyiapkan sarapan.

Usai mandi Sauqi memakai seragam, dengan tangan yang memegang mobil-mobilan.

Melihat Sauqi sedang bermain-main ibunya hanya beristighfar.

"Sarapan dulu Sauqi...,  Tangannya jangan memegang mainan melulu," pinta Ibunya yang selalu melihat Sauqi bersantai-santai dengan waktu.

"Tuh lima menit lagi kamu ketinggalan, cepetan makan," 

"Hah, jam 7:00," desis Sauqi
Dengan buru-buru ia sarapan

Usai sarapan ia bergegas memakai kaos kaki, dan bersalaman, usai bersalaman ia pun memakai sepatu dan berjalan kaki, karena sudah terbiasa dan biasanya pun banyak temannya yang berjalan kaki, karena jarak sekolahan yang tidak terlalu jauh, hanya kurang lebih 10 menit berjalan kaki.
Mendapati sudah sepinya jalan, ia pun kembali minta dianterin ayahnya.

Sesampai di sekolahan tampaknya sepi, anak-anak sudah pada masuk ke ruang kelas, tidak biasanya jam 7:00 kok sudah masuk, biasanya halaman sekolah masih ramai, pelataran masjid penuh dengan anak-anak sekolah, karena baru mulai jamaah shalat Dhuha. Namun kali ini ada yang aneh,

"Baru jam 7:00 kok sudah pada masuk kelas, biasanya baru mulai shalat Dhuha," pungkas Ayah Sauqi keheranan,
Sauqi terdiam dan keheranan ia pun ingat sesuatu, apa yang kemarin lakukan.
 
"Astaghfirullah hal'adzim...." ucap Sauqi seketika,

"Kenapa?" tanya Ayahnya

"Semalam Sauqi memutar jarum jam beberapa menit Yah'."  pungkas Sauqi yang merasa bersalah.

Ayahnya pun terkaget

"Astaghfirullah... Untuk apa Nak!" 

"Biar Sauqi gak buru-buru Ayah," jawab Sauqi dengan enteng,

"Biar gak buru-buru? Lah terus...," tanya ayah yang keheranan,
Sembari menahan tawa.
Ayahnya pun tertawa kecil,

"Biar gak buru-buru jamnya yang diputar ya?
Astaghfirullah...."

"Alih-alih gak buru-buru justru malah jadi terlambat kan..."

"Tujuannya, mau bersantai, mandi dengan santai, makan santai, berangkat sekolah dengan santai..., Kamu itu bukan santai, tapi karena kebanyakan bermain-mainnya.
Coba yang kamu putar itu jam semua orang, bisa nggak?" tanya ayah beruntun.

"Ya'udah buat pelajaran untuk dirimu, sana masuk," pinta Ayahnya

"Aaank... anterin...," rengek Sauqi gak berani masuk sendiri

"Kalau gak berani dan takut terlambat, seharusnya jarum jamnya di cepetin bukan dilambatin, tahukan akibatnya..." 
tandas ayah Sauqi

Sauqi pun mengganggukan kepalanya.
Ayahnya mengantarkannya ke ruang kelas, jam pelajaran sudah di mulai,
Gurunya pun mengantarkan Sauqi ketempat duduknya dan ia pun segera mengambil bukunya dan mengikuti pelajaran.

Pulang sekolah, ia pun masih sama berjalan kaki dengan santainya,
Sampai di rumah, ia membuka pintu dan mengucapkan salam, namun tidak ada yang menjawabnya.

Ia pun segera masuk dan melihat jarum jam menunjukan angka 13:00 lebih. Ia bertanya dalam hatinya, 

"Ini jarum jam sudah diputer ayah atau belum ya?"

Terdengar suara salam ibunya masuk rumah,
Sauqi menjawab salam dan bertanya sama ibu.

"Mama dari mana?" tanya Sauqi,

"Dari warung habis beli sabun, kamu sudah pulang..., sudah makan apa belum?" 

"Belum,"

"Cepetan makan dulu, terus mandi, dan berangkat ngaji," pinta Ibunya sembari mengambilkan nasi.

"Ini jamnya cepet banget, baru pulang sekolah dah harus berangkat ngaji," keluh Sauqi,

"Dari pada dilambatin mendingan  di cepetin iya kan..., Mama sudah tahu tadi pagi ayah sudah cerita, gara-gara kamu muter jarum jam, kamu jadi terlambat kan..."

"Jadi sekarang sudah dibenerin..." tanya Sauqi,

"Gak, di benerin tapi dicepetin biar kamu serba cepat."
pungkas ibunya sembari tersenyum.

Sauqi terdiam dan berpikir, bagaimana caranya kalau semua jam dilambatin, pasti gak bisa.

"Ma... Siapa sih yang membuat jam," tanya Sauqi seketika.

"Haduh... Mama lupa, Nak, mama gak ingat 'James siapa...gitu dulu mama tahu yang pertama kali menemukan listrik, menemukan telp.
Memangnya kenapa?"

"Dia cerdas sekali?" jawab Sauqi sembari berpikir

"Nak, sebelum ada jam, manusia di bumi tidak pernah mengenal waktu dengan jam, manusia melihat waktu itu dengan perhitungan matahari.
Kalau kamu putar semua jam, pasti waktunya gak bisa di putar, waktu Zuhur gak mungkin jadi subuh, waktu ashar pun gak bisa jadi manggrib."

"Iya juga ya..." jawab Sauqi sembari berpikir

"Betapa hebatnya Allah yang bisa membuat semuanya." bisik Sauqi sembari berlalu.

Ibunya tersenyum melihat kelakuan anaknya yang mulai mengajak akalnya untuk mengetahui ciptaan Allah.

           ******

Baca juga:

0 Comments: