OPINI
Kapitalisme Merusak, Geng Motor Kian Marak
Oleh. Fira Ummu Shafiyyah (Pegiat Literasi Islam, Pekanbaru)
Masa muda merupakan titik paling produktif dalam hidup seseorang. Apalagi mereka dijadikan simbol agent of change (agen perubahan). Ketika generasi muda berada dalam lingkungan kebaikan, maka ia akan mampu melejitkan kebangkitan dan perubahan ke arah yang lebih baik. Namun kini akibat asuhan sekularisme, generasi muda telah kehilangan jati dirinya dan jauh dari nilai-nilai luhur dan budi pekerti yang baik.
Sosial media kini dikejutkan kembali dengan beredarnya video yang mempertontonkan aksi kawanan geng motor. Dalam video yang beredar, tampak puluhan anggota geng motor tersebut menyerang salah satu apartemen di kawasan Jakarta Selatan sekitar pukul 02.32 WIB. Kejadian ini terekam oleh kamera CCTV, Sabtu (04/02/2023).
Dilansir dari news.detik.com (11/02/2023), di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor, aksi yang serupa dilakukan pada seorang pemuda berinisial LA (21) yang mengalami luka bacokan usai diserang sekelompok orang tidak dikenal yang diduga kawanan geng motor.
Kapolsek Cibinong Kompol Adhimas Sriyono Putra mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 02.00 WIB. Korban diketahui sedang nongkrong bersama teman-temannya. Begitu pun tindak kejahatan jalanan terlihat oleh dua anggota geng motor yang membacok AR (19) seorang mahasiswa di jalan Pesantren Kota Cimahi, Jawa Barat.
Kapitalis Sekuler Biang Masalah
Miris, Kerusakan generasi ini adalah buah dari penerapan sekuler kapitalisme yang menjadi asas bagi sistem pendidikan saat ini. Pendidikan yang menghasilkan output lulusan siap kerja bukan siap dalam menjalankan kehidupan.
Selama di bangku sekolah pun hanya sedikit sekali pelajaran agama yang dipelajari sehingga generasi muda saat ini jauh dari pemahaman agama. Alhasil terciptalah generasi yang lemah iman, generasi yang tidak lagi mengenal syariat sebagai pijakan hidupnya. Mereka berperilaku menggila sehingga rela menghabiskan nyawa demi eksistensi diri dan materi.
Masyarakat pun kian resah dan gelisah melihat maraknya aksi geng motor yang tak kunjung usai. Negara telah gagal mewujudkan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat. Hukuman yang tidak memberi efek jera menjadi salah satu penyebab maraknya aksi geng motor ini. Sehingga pelaku tidak merasa kapok atas aksi brutal yang dilakukannya. Lebih parah lagi, aparat keamanan negara pun terkadang menjadi pelaku dalam kasus tindak kriminalitas.
Sistem Islam Hadirkan Pemuda Gemilang
Berbanding terbalik dengan Islam. Peradaban Islam telah berhasil mencetak generasi emas yang beriman dan bertaqwa. Generasi yang berkarakter pemimpin dan pejuang. Generasi yang berkualitas, berilmu pengetahuan, dan berakhlak mulia.
Sebut saja, Muhammad Al-Fatih sosok pemimpin hebat dan terbaik karena di usia 21 tahun berhasil menaklukan kota konstantinopel dengan benteng terkuat. Penguasa utsmany ketujuh.Menyelesaikan hafalan alquran 30 juz, memahami ilmu fikih, mempelajari banyak hadist, menguasai enam bahasa, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang.
Begitu juga dengan Muhammad bin Qasim sang penakluk India di usia muda berumur 17 tahun. Muhammad tumbuh dalam lingkungan militer, sejak kecil ia berlatih menunggang kuda, dan turut serta dalam latihan bela diri dan berbagai peperangan. Berkat perjuangan tangguhnya, bersinarlah Islam di bumi Hindustan.
Pemuda yang lain yaitu Zubair bin Awwam. Ia seorang pemuda yang kokoh akidahnya dan terpuji akhlaknya. Zubair tumbuh menjadi sosok pahlawan yang begitu tangguh. Bahkan, ia dikenal dengan panggilan Abu ‘Abdillah yakni sahabat nabi yang pemberani. Dan masih banyak lagi.
Dari sini terbukti, sistem Islam (khilafah) menjalankan pendidikan Islam dengan menitikberatkan pada kokohnya aqidah Islam. Sehingga lahirlah generasi yang terdidik dengan pola pikir dan pola sikap yang Islami. Keimanan yang kokoh akan lahir adab yang luhur, ilmu yang mumpuni, dan amal saleh.
Sistem Islam Miliki Jaminan Keamanan
Dalam Islam, keamanan dan kenyamanan menjadi tanggung jawab negara. Negara menjaga lingkungan agar terciptanya masyarakat yang Islami dengan meninggikan amar ma'ruf nahi mungkar. Rasa peduli terhadap sesama akan meminimalisir berbuat penyimpangan. Sehingga individu akan terjaga dan tersuasanakan di tengah kehidupan masyarakat yang Islami. Negara juga menutup segala akses yang dapat memancing seseorang berbuat kemaksiatan.
Jika terjadi pelanggaran maka negara akan memberikan sanksi yang tegas sesuai hukum syara'. Hukuman yang diberikan bersifat jawabir (penebus dosa bagi pelaku) dan zawajir (memberikan efek jera sekaligus menjadi pengingat bagi yang lain untuk tidak melakukan kesalahan serupa).
Negara menjamin sebuah keluarga agar tetap taat syariat. Dengan cara memastikan orang tua untuk melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik yakni bekerjasama dalam mendidik anak-anaknya. Negara memfasilitasi pekerjaan untuk kepala keluarga (bagi laki-laki) sehingga ibu tidak lagi bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Ibu dipastikan fokus dan konsentrasi menjalankan tugasnya sebagai ummu wa rabbatul bait (ibu sekaligus manajer rumah tangga).
Demikianlah, rusaknya sistem sekuler kapitalisme tidak akan pernah berujung pada penyelesaian. Solusi praktis dan sistemis menanggulangi maraknya geng motor tidak lain hanyalah kembali pada syariat Islam dalam bingkai khilafah. Wallahu a'lam bish-shawab. [ ]
0 Comments: