OPINI
Keamaman Pangan dan Kesehatan, Dimanakah Peran Negara?
Oleh. Dewi Humairah (Aktivis Muslimah Millenials)
Kesehatan dan keamanan merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi rakyat. Maka kesehatan dan keamanan menjadi hak rakyat yang harus menjadi tanggung jawab negara dalam meriayah umat. Sebenarnya pemerintah sudah berupaya sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan rakyat berupa kesehatan dan keamanan ini, namun tak dimungkiri bahwasanya sering kali pemerintah kecolongan.
Contohnya kasus terbaru yang menimpa anak anak Indonesia. Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebanyak 1.645 anak mengidap diabetes melitus. Paling banyak menyerang anak berusia 10 sampai 14 tahun.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Muhammad Faizi, mengatakan kejadian diabetes melitus pada anak makin meningkat, baik di dunia maupun di Indonesia. Di Indonesia sebanyak 1.645 anak mengidap diabetes melitus tipe satu. (voaindonesia.com, 1/1/2023)
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dalam waktu yang kronis. "Totalnya 1.645 pasien (anak)," katanya dalam media briefing IDAI, Selasa (1/2/2023)
Menurut Faiz, kasus diabetes melitus tipe satu pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023. Pada tahun 2010 prevalensi kasus diabetes melitus terhadap anak di Indonesia hanya 0,028 per 100 ribu jiwa. Kemudian, pada tahun 2023 prevalensi kasus diabetes melitus menjadi 2 per 100 ribu jiwa.
Lagi-lagi, permasalahan di negeri ini semakin bertambah. Solusi yang diberikan tak memberikan solusi yang mengakar karena pada dasarnya aturan yang digunakan memang tak bisa memberikan solusi tuntas. Yang ada malah menimbulkan keresahan, kesengsaraan, ketakutan dan kesempitan.
Negara abai dalam meriayah umat sehingga mereka tersesat dalam mencari jalan. Mereka bingung jalan mana yang benar dan mana yang salah. Sistem saat ini memang sengaja bertujuan menyesatkan manusia dari jalan kebenaran. Sengaja memisahkan agama dari kehidupan baik individu, masyarakat terlebih negara sebagai pelaksana aturan.
Sangat berbeda ketika Islam yang dijadikan landasan dalam kehidupan manusia. Saat Islam dijadikan sebagai poros kehidupan, maka umat tak akan merasakan kehidupan yang pelik. Islam akan menjamin baik dari segi akidah, keamanan, kesehatan dan hal lainnya sesuai standar Islam, bukan standar manusia.
Islam mengatur pemenuhan kebutuhan mendasar manusia mulai dari sandang, pangan, papan, kesehatan dan keamanan secara gratis. Jika pun tak bisa gratis, negara akan menjamin pemenuhannya masih sangat bisa dijangkau oleh rakyat. Negara memastikan hal-hal yang mengandung bahaya atau mudarat yang bisa menimpa rakyatnya sebagai upaya maksimal dalam memenuhi amanah kepemimpinannya.
Bahkan, Allah telah berjanji pada hamba-Nya sekiranya manusia itu mau bertakwa Allah pasti akan menurunkan keberkahan-Nya dari penjuru langit dan bumi. Kebahagiaan juga akan didapatkan baik di dunia dan di akhirat. Tidakkah kita ingin merasakan hal itu?
Wallahu'alam bi Showab.
0 Comments: