Syiar
Kematian: Nasihat bagi Jiwa yang Gundah
Oleh. Firda Umayah
Kematian adalah satu kata yang sering kali menjadi momok bagi sebagian manusia. Tidak hanya bagi nonmuslim, tapi juga bagi muslim. Padahal, kematian adalah hal yang pasti terjadi bagi setiap mahluk hidup. Seperti yang dijelaskan oleh firman Allah Swt dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 185.
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya."
Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa kematian tak pandang siapa pun. Termasuk kepada manusia. Baik muda atau tua, laki-laki atau perempuan, anak-anak atau orang tua, kata atau miskin semua pasti akan menemukan kematian. Memiliki rasa takut kepada mati adalah sesuatu yang wajar. Ini karena manusia memiliki naluri mempertahankan diri yang di dalamnya terdapat rasa takut, resah, sedih, dll. Hanya saja, takut akan kematian tidak boleh membuat muslim tidak melaksanakan perintah Allah Swt. Seperti perintah untuk berdakwah, jihad, menuntut ilmu agama, atau yang lainnya di mana terdapat risiko kematian dalam pelaksanaannya.
Kematian rupanya bukan jalan akhir bagi manusia. Setelah manusia merasakan kematian, maka semuanya akan dibangkitkan kembali saat hari kiamat dan harus siap untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan selama hidup di dunia. Ini juga merupakan peristiwa yang tak kalah hebat seperti kematian. Rasa takut, khawatir dan gundah akan meliputi semua manusia yang telah dibangkitkan. Jika nanti saat hari penghitungan amal terlihat lebih banyak amal baiknya, maka surga menjadi tempat terakhirnya. Namun, jika amal buruk justru menjadi yang lebih banyak, maka neraka menjadi tempat selanjutnya.
Bagi mereka yang dimasukkan ke dalam surga, maka itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan. Kemenangan saat melawan hawa nafsu setan yang dulu muncul saat hidup di dunia. Oleh karena itu, maka dunia adalah tempat ujian sekaligus kesenangan yang melenakan bagi orang-orang yang lalai kepada seruan Allah Swt.
Kematian, juga merupakan sebuah nasihat. Dalam hadis Rasulullah saw disebutkan, "Cukuplah kematian sebagai nasihat," (HR. Baihaqi). Masih diriwayatkan oleh Baihaqi, dalam hadis lain juga disampaikan, "Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan yakni kematian, karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupan sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupan lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia."
Oleh karena itu, saat gundah menyapa karena perkara dunia, maka ingatlah akan kematian. Ingatlah bahwa ada kehidupan akhirat yang jauh lebih lama untuk kita persiapkan. Tetaplah dalam iman dan takwa ketika masalah atau penyebab kegundahan itu hadir dalam kehidupan. Jadikanlah akhirat menjadi visi hidup agar tidak terbuai saat mendapatkan kelapangan hidup.
Kematian akan dapat menjadi nasihat yang baik jika dikaitkan dengan hubungan kepada Allah Swt. Menyadari bahwa ia adalah hamba Allah yang harus selalu terhubung dengan syariat-Nya. Sehingga harus ada penggabungan antara perbuatan yang dilakukan dengan syariat Islam. Untuk mengetahui apa saja yang syariat ajarkan, maka muslim harus mencari tahu dengan cara mengkaji Islam secara menyeluruh dengan proses panjang yang terjadi sepanjang hayat. Yaitu dengan memahami semua isi Al-Qur'an melalui pembinaan intensif serta berusaha mengamalkan semua isi dan perintah dalam Al-Qur'an. Baik itu perintah yang berhubungan dengan diri sendiri, dengan Allah, dan dengan orang lain.
Mengingat kematian seharusnya juga menjadikan muslim menjadi pribadi yang lebih baik. Yaitu menjadi muslim yang memiliki kepribadian Islam, berakhlak mulia dan menjadi pejuang agama Islam yang tangguh. Sebab, hidup di dunia merupakan masa untuk mengumpulkan bekal kelak di akhirat. Selama nyawa masih dikandung badan, maka muslim belum boleh beristirahat untuk meraih amal baik dan yang terbaik di sisi Allah Swt.
Termasuk meraih amalan terbaik dengan berusaha menegakkan kalimat Allah. Yaitu menegakkan kembali institusi negara penerap syariat Islam. Sebuah negara yang akan mampu menghadirkan suasana keimanan, melindungi semua muslim dan membawa rahmat ke seluruh alam. Sehingga dengan hal itu, maka muslim akan mendapatkan ketenangan hidup dan menyiapkan diri untuk menyambut kematian yang mulia dengan sebaik-baiknya. Wallahu a'lam bishawab. [ ]
0 Comments: