Cernak
Kincir Angin Kertas
Oleh. Rahma Ummu Zubair
"Umi, tadi di sekolah Ghazi bikin kincir angin dari kertas dibantu Bu Guru. Kemudian Ghazi dan teman-teman bermain di taman sekolah agar bisa memutarkan kincirnya dengan tenaga angin. Seru, Mi," kata Ghazi sepulang sekolah.
"Waaah Alhamdulillah, pasti seru banget ya, Nak! Hmmm asyik kalau main bareng, nanti tolong buatkan juga buat adik kecil ya, Nak! Buat Hafiz dan Yahya," kata Ratna.
"Sekarang saja, Mi," balas Ghazi sembari menggantung tas dan mengganti seragam sekolah dengan baju bermain. Lantas Ghazi menuju meja belajarnya untuk memulai kreasinya.
"Loh, gak makan siang dulu, Nak?" tanya Ratna
"InsyaAllah nanti, Mi," jawab Ghazi.
"Wah, bersemangat sekali yang bikin kincir anginnya," goda Ratna.
"Iya, Mi, soalnya lucu lihatnya," kata Ghazi.
"Iya, Nak! Umi dulu juga suka main kincir angin. Nah, Mas Ghazi pas banget main kincir anginnya, sekarang sedang banyak angin di luar," kata Ratna sembari keluar rumah mengambil jemuran yang jatuh karena angin. Lantas Ratna kembali masuk rumah untuk berbincang dengan Ghazi.
"Ghazi tau gak, Apa saja kegunaan dari angin?" tanya Ratna.
"Kegunaan angin itu untuk menggerakkan kincir angin," jawab Ghazi.
"Benar, terus apa lagi? tanya Ratna sambil melipat pakaian kering yang telah diambilnya dari jemuran.
"Untuk mengeringkan baju," jawab Ghazi dengan tangan yang masih semangat menggunting kertas tebal miliknya.
"MasyaAllah, betul lagi. Terus apa lagi ya?" tanya Ratna.
"Hmmmm, untuk…," kata Ghazi dengan wajah berpikir. "Apa ya, Mi?" tanya Ghazi bingung.
"Lupakah yang tadi di sekolah tentang kegunaan angin yang sudah disampaikan oleh Bu Guru?" tanya Ratna.
"Hehehe, lupa, Mi," kata Ghazi.
"Hmmmm, Ghazi. Coba nanti Mas Ghazi buka lagi buku pelajarannya ya, Nak!" pinta Ratna. "Salah satu kegunaan angin adalah membantu penyerbukan tanaman. Masih ingat?" kata Ratna.
"Iya, Mi, Umi benar! Bu Guru bilang angin bisa bantu penyerbukan tanaman. Ghazi ingat," kata Ghazi sumringah.
"Nah, tanaman apa yang dibantu penyerbukannya oleh angin, Nak?" tanya Ratna.
"Hmmm, tadi Bu Guru bilang ada banyak, cuma yang Ghazi ingat cuma satu, padi," kata Ghazi.
"Alhamdulillah, ada yang diingat, betul Mas Ghazi. Tanaman padi itu dibantu penyerbukannya oleh angin. MasyaAllah ya, Nak! Allah Maha Mengatur segala sesuatu yang ada di dunia ini. Nah selain membantu penyerbukan pada tanaman, angin bermanfaat untuk pembangkit listrik," kata Ratna.
"Wah, Iya, Umi benar lagi. Bu Guru bilang angin adalah sumber energi baru terbarukan. Memangnya angin itu bisa baru terus ya, Mi? Gak bisa jadi lama? Gimana maksudnya ya, Mi?" bingung Ghazi.
"Maksudnya energi yang disediakan oleh Allah melimpah di alam semesta. Sumber energi yang bisa dengan cepat diisi lagi oleh alam," kata Ratna.
"Oh gitu ya, Mi," kata Ghazi sambil terus membuat dua kincir angin.
"Iya, Nak! Listrik yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-harinya itu bisa diperoleh dari tenaga angin, Nak. Angin mampu menggerakkan kincir angin dan turbin angin untuk bisa menghasilkan listrik," kata Ratna.
"Wah, angin banyak manfaatnya ya, Mi! kata Ghazi.
"MasyaAllah, Nak! Allah memberikan banyak kenikmatan kepada manusia, termasuk nikmat angin itu. Nah, kita harus bersyukur atas semua nikmat yang telah Allah berikan. Dengan cara kita bertakwa kepada Allah. Seperti halnya kincir angin yang bergerak sesuai arah angin yang menerpanya, kita juga harus senantiasa beramal sesuai dengan syariat yang Allah perintahkan, Nak," kata Ratna.
"Mas Ghazi sudahkah beramal sesuai perintah Allah hari ini?" tanya Ratna.
"InsyaAllah sudah, Umi. Tadi di sekolah Ghazi mendapatkan bintang prestasi karena berkata ahsan, seperti yang Allah perintahkan," kata Ghazi.
"MasyaAllah tabarakallah, Alhamdulillah, Nak! Terus istiqomah dalam kebaikan ya! Sebagai bekal amal kebaikan kita menghadap Allah" pinta Ratna.
"InsyaAllah, siap!" kata Ghazi sambil terus membuat kincir angin yang tak kunjung selesai.
0 Comments: