Headlines
Loading...
Oleh. Rahma Ummu Zubair

"Assalamualaikum!" kata Ghazi sepulang sekolah. Ghazi melepas sepatu dan masuk rumah kemudian menaruh tas ranselnya, lalu mencium tangan Ratna.

"Waalaikumsalam, Mas Ghazi," jawab Ratna. "Kok lemas?" tanya Ratna sembari mencium kening Ghazi.

"Di luar panas, Mi," jawab Ghazi.

Ratna melihat jam dinding di rumahnya, terlihat pukul tiga sore. Namun cuaca hari ini cukup panas. Lantas Ratna pergi ke dapur mengambilkan minuman untuk Ghazi.

"Ini, Nak minum air putih yang banyak ya, semoga bisa memulihkan tenaga Mas Ghazi yang baru pulang ibadah," kata Ratna.

"Ibadah? Ghazi pulang sekolah, Mi," balas Ghazi sembari minum air putih dengan segera, lantas terdengar suara menelan air begitu cepat, "Glek! Glek! Glek!"

"Ya Allah haus banget ya Anak Sulungnya Umi?" kata Ratna. "Hmmm saking capek dan hausnya, lupa kalau sekolah dengan niat menuntut ilmu karena Allah itu juga terhitung ibadah," jelas Ratna.

"Oh iya, Mi, lupa" kata Ghazi dengan sedikit meringis.

Cuaca terik di siang hari terus terasa hingga waktu Asar tiba, membuat Ghazi gerah dan berkeringat. Lantas saat azan Asar berkumandang, Ghazi masih betah berlama-lama di depan kipas angin.

"Nak, sudah azan. Ayo wudu terus jamaah di masjid, Sayang!" ajak Ratna.

"Loh, panas terik gini apa sudah waktunya salat Asar ya, Mi? Kayaknya kalau salat Asar itu pas sore-sore," kata Ghazi bingung sambil tetap rebahan di depan kipas angin.

"Mas Ghazi sudah tau tanda masuk waktu salat?" tanya Ratna.

"Kan kalau azan berkumandang berarti masuk waktu salat, Mi," kata Ghazi.

"Iya, Sayang, maksud Umi warna alam yang menjadi tanda masuk waktu salat," jelas Ratna.

"Warna alam? Apa itu Umi?" tanya Ghazi penasaran.

Ratna pun mengajak Ghazi keluar rumah untuk melihat bayangan pensil yang dikenakan cahaya dari matahari.

"Mas, lihat! Waaah bayangan pensil lebih panjang dari ukuran aslinya," kata Ratna dengan wajah sumringah.

"Iya, Mi," kata Ghazi.

"Itu artinya waktu salat Asar sudah masuk, bahkan sudah dari tadi, Mas," kata Ratna.

"Loh iya, Mi?" kaget Ghazi. 

"Mas Ghazi kan diminta wudu, tapi masih guling-guling di atas kasur dan menikmati angin dari kipas yang tolah toleh itu," kata Ratna.

"Astaghfirullah, berarti Ghazi ketinggalan salat Asar ya, Mi?" tanya Ghazi yang langsung bangkit dari tidurnya.

"Enggak kok, Sayang, waktu Asar berakhir sampai waktu Maghrib tiba," jawab Ratna.

"Ini belum magrib ya, Mi?" tanya Ghazi.

"Belum, nunggu nanti kalau sudah terbenam matahari," jawab Ratna dengan menuntun Ghazi ke tempat wudu.

Ghazi pun menunaikan salat Asar dengan segera. Ghazi masih penasaran dengan warna alam yang dimaksud ibunya. 

"Umi, warna alam itu maksudnya bagaimana ya, Mi?" tanya Ghazi dengan rasa penasaran yang tinggi.

"Nah kalau masuk waktu salat Asar biasanya langit menunjukkan warna biru dan kelabu, coba nanti Mas Ghazi perhatikan ya!" pinta Ratna.

"InsyaAllah, Mi," jawab Ghazi dengan wajah setengah berpikir.

"Mas, Ghazi mikir apa lagi?" tanya Ratna.

"Kalau Magrib, Isya, Subuh dan Zuhur kita juga harus mengenal warna alam pada masing-masing waktu ya, Mi?" tanya Ghazi.

"Sayangku biasanya kalau Magrib di langit warna alamnya ditandai dengan langit berwarna biru, putih, merah, kuning dan kelabu. Isya berwarna hitam atau gelap, Subuh berwarna merah muda dan saat Zuhur langit berwarna putih dan biru," jelas Ratna.

"Ghazi harus lihat warna alam setiap mau salat ya, Mi?" kata Ghazi masih bingung.

"Sayang, ketika ada azan berkumandang, itulah awal masuk waktu salat. Mas Ghazi mendapatkan kemudahan untuk mengenali waktu salat dengan mendengarkan azan kemudian melihat jam serta mencocokkan dengan warna alam di luar rumah. InsyaAllah dengan terbiasa melihat jam, Mas Ghazi akan lebih mudah mengenali waktu salat." kata Ratna.

"Oh gitu ya, Umi, berarti Ghazi harus menjaga dan merawat jam tangan pemberian Abi," kata Ghazi.

"Betul, semoga kita semua bisa istiqomah menjalankan salat wajib tepat waktu ya, Nak," doa Ratna.

"Aamiin ya rabbal alamin," sambung Ghazi.

Baca juga:

0 Comments: