Headlines
Loading...
Oleh. Maya Rohmah

Tanpa harus dibangunkan oleh ibu, pagi ini Laila bangun dengan semangat. Kemarin ibu guru bilang, hari ini akan ada pemutaran film di sekolah. Laila dan teman-teman penasaran, film apa yang akan diputar. Terus di ruangan mana film itu akan diputar. Sekolah Laila kan tidak punya bioskop. 

Setelah mandi, salat Subuh dan mengaji, Laila membantu pekerjaan ibu. Kali ini ibu meminta Laila mencuci piring dan menyapu halaman. Laila segera menghidupkan mesin penyedot air. Dituangkannya cairan pencuci piring dan air ke dalam wadah khusus. Spons pencuci piring pun dia genggam dan masukkan ke dalam larutan tadi. Laila mulai mencuci piring di bawah air mengalir agar semua perabotan menjadi bersih dan suci.

Ibu memanggil ketika Laila selesai menyapu halaman. "Nak, makanan siap. Cuci tangan dulu lalu kita sarapan."

"Iya, Bu," kata Laila.

Di meja makan, sudah ada ayah dan Kak Matus. Laila menggeser kursi dan duduk di hadapan ibu, di samping Kak Matus.

"Asyik, Ibu masak udang goreng dan sayur daun kelor!"

"Udang gorengnya spesial buat Kakak," Matus menggoda adiknya.

"Iiih, Kakak bohong. Masa buat Kakak semua?" Ayah dan ibu hanya tersenyum.

"Oh, ya, Kak. Hari ini kelas tiga mau nonton film di sekolah. Kelas Kakak juga?" tanya Laila teringat sesuatu.

"Iya, dong. Kelas satu sampai kelas enam, semuanya nonton film. Tapi kata bu guru, murid yang tidak mengerjakan PR, tidak boleh ikut."

"Yeee, aku sudah mengerjakan PR kok." 

Ayah mengingatkan Matus untuk tidak terus-menerus menggoda adiknya. Ibu tersenyum dan mendorong piring berisi udang goreng tepung. Masih ada lima potong udang di piring. "Kamu masih mau nambah?"

Laila menggeleng. "Enggak ah, aku sudah makannya, Bu. Mau cepat-cepat ganti baju terus berangkat ke sekolah."

"Hmmm ... pasti sudah tak sabar mau nonton film," celetuk Matus.

"Iya, dong." Laila bangkit berdiri, sambil membawa piring dan gelas kotor miliknya ke tempat cuci piring dan langsung mencucinya. Kata ibu, agar tidak terlalu banyak yang harus dicuci nantinya, piring dan gelas bekas makan dan minum harus dicuci masing-masing.

Setelah itu, Laila segera menggosok gigi dan mengganti bajunya dengan seragam sekolah. Tak lupa mengecek kembali buku-buku dan perlengkapan di tas yang akan dibawanya. Setelah beres, Laila pun berangkat dibonceng ayah ke sekolah. Sedangkan Matus sudah dipercaya oleh ayah dan ibu untuk membawa sepeda sendiri ke sekolah.

***

Pada pukul 08.00 WIB, tiga orang bapak-bapak dari dinas sosial datang ke sekolah Laila. Mereka membawa banyak perlengkapan untuk memutar film. 

Setengah jam kemudian, murid-murid diminta untuk berbaris di depan musala sekolah. Mereka diberikan kacamata 3D, sebagai pelindung mata saat melihat film. Selain itu, masing-masing juga diberikan permen yang bisa dinikmati sambil menonton film. Para murid diminta untuk masuk dan duduk di karpet dengan rapi. Laki-laki di sebelah kiri, perempuan di sebelah kanan. Beberapa guru ikut mendampingi.

Suasana muhala sudah dibuat seperti di dalam bioskop. Semua jendela ditutup dengan kain hitam yang sudah disiapkan oleh tim pemutaran film dari dinas sosial. 

Saat semua sudah duduk tenang, bapak kepala sekolah memberikan sedikit penjelasan kepada murid-murid. Setelah itu, lampu di dalam musala  dimatikan sehingga terlihat gelap. Dengan begitu, penonton bisa lebih fokus pada layar film 3D yang dimainkan. Pemutaran film 3D berbasis edukasi anak pun dimulai. 

Murid-murid terlihat antusias. Terdengar decak kagum dan seruan kecil dari mereka. Sesekali, guru mengingatkan mereka untuk kembali tenang. Efek dari film 3D ini memang berbeda dari video tontonan yang biasa mereka lihat. Kali ini film yang diputar adalah tentang kehidupan hewan-hewan purbakala, baik yang hidup di darat, udara maupun di lautan.

Film 3D berbasis edukasi ini diputar selama satu jam. Di akhir pemutaran film, tim dari dinas sosial, memberikan kuis berhadiah berupa beberapa pertanyaan tentang isi film. Teman sekelas Laila, Faruq, mendapat hadiah karena bisa menjawab pertanyaan binatang apa saja yang ada di film itu (minimal tiga). Hal itu menambah keseruan di dalam ruangan.

"Seru, Pak, filmnya. Tapi ada takut-takutnya juga sih, tadi," kata Laila, saat ditanya pendapatnya tentang film 3D ini. Karena Laila berani menjawab, dia pun mendapat hadiah juga.

"Alhamdulillah ya, anak-anakku. Hari ini kita semua sudah menonton film edukatif. Film edukatif itu apa? Yaitu film yang mendidik. Bukan film yang tidak baik. Film yang tidak baik untuk ditonton itu apa? Yaitu film yang mengandung pornoaksi dan pornografi. Yang porno-porno, juga yang mengandung kekerasan," ujar Ibu Farida, guru agama, memberikan penjelasan.

"Tidak boleh ya, Bu, yaa?" Beberapa murid kelas enam kompak bertanya.

"Iya, tidak boleh. Islam, agama kita, melarangnya. Ingatlah anak-anakku, nanti di hari kiamat, setiap apa yang kita tonton akan ditanya dan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. Dalam Surat Al-Qiyamah ayat 36, Allah berfirman yang artinya, "Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?"

"Baik, Buuuu."

"Ya sudah, sekarang kita berdoa akhir majelis dulu. Sebelumnya, kami ucapkan terima kasih kepada Bapak-Bapak dari dinas sosial atas kedatangannya di sekolah kami," pungkas Ibu Farida.

Baca juga:

0 Comments: