motivasi
Menulis untuk Meninggalkan Jejak Karya
Oleh. Nirwana Sadili (Member SSCQ )
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا سَمِعْتَ شَيْئًا فَاكْتُبْهُ وَلَوْ فِيْ الحَائِط
“Apabila engkau mendengar sesuatu dari ilmu) maka tulislah walaupun di atas tembok.”( HR. Abu Khaitsamah dalam Al-Ilmu no 146).
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
“Ikatlah ilmu dengan tulisan.”(HR. at-Thabarani).
Dari kedua hadits tersebut tersirat bahwa Rasulullah ﷺ menganjurkan untuk mengikat ilmu dengan menulisnya, agar ilmu tidak lupa. Dengan adanya tulisan kita dapat mengetahui jejak-jejak peradaban masa lalu, dan meninggalkan jejak pada masa yang akan datang.
Al-Qur’an yang kita baca sekarang itu ada, karena jasa para sahabat. Pada masa Rasulullah ﷺ Al-Qur’an belum dibukukan seperti sekarang, masih dibacakan dan dihafalkan. Mulai dibukukan pada masa kekhalifahan Abu Bakar. Karena banyaknya penghafal Al-Qur’an yang wafat di medan perang, akhirnya Umar bin Khatthab merasa cemas, maka beliau menyarankan untuk menulis dan membukukannya. Orang yang paling berjasa yang diamanahkan untuk mengumpulkan dan menulis kembali Al-Qur’an dalam satu mushaf adalah Zaid bin Tsabit.
Begitu juga para ulama-ulama terdahulu, mereka meninggalkan jejak karya dengan menuliskan kitab seperti fiqih, hadits dan kitab lain. Misalnya Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Hambal, Imam Malik, dan Imam yang lainnya. Karya-karya besar mereka masih kita nikmati sampai sekarang. Ilmu yang mereka tulis melampaui usianya, pahala mengalir terus-menerus tanpa henti, masyaaAllah. Karyanya tidak hanya dinikmati pada masanya, tetapi dapat dinikmati sepanjang zaman, semoga Allah Swt meridainya.
Pertanyaannya, Apakah kita tidak tertarik mengikuti jejaknya? Apakah tidak ingin meninggalkan karya yang bisa dinikmati orang, meski kita sudah tidak ada? Apakah tidak tertarik membuat karya yang mengalirkan pahala? Apakah tidak tertarik ilmu yang kita miliki bisa melampaui usia kita?
Kalau orang yang merindukan rida dan surganya Allah akan menjawab pertanyaan tersebut dengan bersegera menulis untuk meninggalkan jejak karya. Tidak bermalas-malasan menulis, hanya saja tulisan yang dibuat bukan sembarang tulisan, tetapi menulis ilmu-ilmu Allah yang rujukannya berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dari Abu Sa’id al-Khudri Nabi ﷺ bersabda,
”Jangan kalian menulis (selain Al-Qur’an) dariku. Barang siapa yang menulis dariku selain Al-Qur'an hendaknya ia menghapusnya.”(HR. Muslim).
Bila kita membaca hadits tersebut timbul pertanyaan, bagaimanakah kondisi sekarang? Berseliweran di media sosial tulisan yang menfitnah, membully, mengejek, berita hoaks, gibah, dan tulisan lain yang merusak akidah Islam. Bahkan ada penulis yang sengaja membuat tulisan yang berisi ujaran kebencian, melecehkan al-Qur’an dan menghina Nabi demi untuk mendapatkan materi.
Melihat kondisi seperti ini sebagai seorang muslim yang beriman harusnya tidak tinggal diam dan berpangku tangan melihat keadaan ini, seperti setan yang bisu. Mereka akan merasa terpanggil untuk menolong agama Allah dan menghadang opini-opini yang rusak dan menyimpang, dengan menuliskan ilmu-ilmu Islam.
Bagaimana kalau tidak bisa menulis, apalagi selama ini tidak pernah menulis. Di era globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang, tidak ada orang yang tidak bisa menulis. Semua dengan mudah menulis status di WA, FB, IG dan di media sosial yang lain. Apa yang harus dilakukan agar bisa menulis dan menghasilkan tulisan yang baik? Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
Pertama. Berani memulai. Seseorang tidak akan mahir menulis bila tidak memulainya. Semua butuh proses dan perjuangan. Perlu diketahui bahwa tidak ada penulis yang langsung pintar dan menghasilkan tulisan yang bagus. Mulailah menulis! Jangan takut jelek dan jangan minder, karena sesungguhnya itu adalah tipu daya setan untuk menghalangi-halangi. Ingat perkataan ustazah Asri Supatmiati ”Semua tulisan akan ketemu pembacanya.”
Kedua, belajar dan terus belajar. Untuk menghasilkan tulisan yang baik dan berkualitas kuncinya adalah terus belajar. Di era digitalisasi mudah mengakses ilmu apa saja, bisa memanfaatkan media sosial untuk belajar, misal menonton you tube atau googling. Selain itu banyak pelatihan-pelatihan online maupun offline yang bisa diikuti, baik gratis maupun berbayar yang mentor-mentornya ahli dibidangnya.
Ketiga, menambah dan memperdalam tsaqafah Islam. Perbanyak membaca dan mengikuti kajian-kajian Islam. Membaca tulisan-tulisan orang lain sebagai rujukan atau untuk meningkatkan tsaqafah Islam.
Keempat, bergabung dalam komunitas penulis. Dengan berkumpul bersama penulis akan termotivasi dan tertulari energi positif mereka. Rasulullah ﷺ bersabda:
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“Agama seseorang sesuai dengan agama teman bergaul. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman" (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah , no. 927)
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ
“Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin.”
Hadits tersebut mengillustrasikan kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya menggibah, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin salat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu. Berkumpul dengan orang yang suka menulis maka kurang lebih dia akan seperti itu.
Kelima, menulis niatkan ibadah karena Allah.
Dalam beribadah kepada Allah ﷻ saat menjalankan kehidupan niat adalah perioritas utama, yakni menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam semua bentuk ketaatan. Diniatkan menulis semata-mata untuk bertaqarrub kepada-Nya, dan untuk mendapatkan pahala serta rida-Nya.
Keenam, berdo'a kepada Allah memohon pertolongan dan kekuatan agar dimudahkan dalam menulis.
Keenam hal tersebut di atas sebagai upaya yang dilakukan agar bisa menghasilkan tulisan yang berkualitas, dan menjadi jejak karya yang dapat mengalirkan pahala, sebagaimana apa yang dilakukan para ulama terdahulu. Menulis dan teruslah menulis untuk meninggalkan jejak-jejak kebaikan yang dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembacanya. Menjadi wasilah mendapatkan petunjuk dan cahaya Islam bagi orang yang membaca. Ya Allah mudahkanlah kami.
0 Comments: