Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Apa itu militan? Sebuah kata yang tidak asing ditelinga kita. Namun sangat penting memberi batasan terhadap kata 'militan' itu sendiri. Mengapa begitu penting memberi batasan arti? Sebab kata militan memiliki dua makna. Yaitu punya makna positif dan juga makna negatif. 

Muslim militan dimaknai negatif seperti sekarang terjadi yakni disebut muslim radikal, muslim yang ekstrem yang berkonotasi tidak baik atau jelek sehingga harus dijauhi bahkan diberantas. Akan tetapi juga memiliki makna positif, yaitu muslim militan itu yang diharapkan bisa meneruskan perjuangan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Maka, inilah pentingnya memberi batasan terhadap kata 'militan' ini. Supaya apa? tidak lain, agar umat Islam tidak terprovokasi (terpengaruh) oleh image yang negatif terhadap militan yang digandengkan dengan muslim. Apa muslim militan yang dimaksud? Militan adalah bisa dimaknai sebagai ketangguhan, kekuatan atau keistikomahan serta komitmen terhadap ideologi yang diyakini.

Al-Quran sebagai petunjuk hidup sepanjang zaman telah memberikan gambaran bahwa muslim militan yang dimaksud adalah profil muslim yang dia itu punya keyakinan yang kuat, ketangguhan, komitmen terhadap idealisme yang dia yakini terhadap ideologi Islam dan ia istikomah terhadap keyakinannya tersebut. Seperti apa muslim yang militan itu? Dalam al-Quran banyak sekali nash-nash yang menjelaskan tentang karakter muslim militan ini. Hal ini menyangkut pribadi seorang muslim itu sendiri. Dalam al Quran surat az zariyat ayat 56 Allah berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Ketika seorang muslim mengetahui tujuan hidupnya semata untuk beribadah kepada Allah maka banyak yang digambarkan di dalam nash al-Quran yang menjelaskan konsekuensi keimanan seorang muslim itu sendiri. Mereka meyakini bahwa tuhan yang dia sembah adalah Allah yang Maha Esa.

Seorang muslim meyakini Allah karena dia yakin bahwa Allah itu yang telah melimpahkan kebaikan dan Maha penyayang terhadap makhlukNya..

Innā- kunnā- ming qablu nad'ụh, innahụ huwal-barrur-raḥīm

"Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang." (At-Tur ayat 28)

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati (QS. Al-Ahqaf Ayat 13)

Jadi karakter Muslim militan yang digambarkan dalam al-Quran yaitu pertama, punya keimanan yang kuat. Dia istikamah dalam keimanannya itu dan tergambar dalam sikapnya yakni mereka tidak takut, berani merefleksikan untuk mewujudkan keimanannya apapun resikonya dan mereka tidak bersedih hati. Mereka tetap menampakkan semangat, menampakkan rasa percaya diri sekalipun boleh jadi konsekuensinya dadi keimanannya itu akan ada ancaman, akan ada teguran, akan muncul kritikan bahkan mungkin akan kehilangan nyawa dan kehilangan apa yang dia cintai.

Kedua, setelah imannya kuat, dia pun taat syariat. Dalam surat an-nahl ayat 50, Allah ta'ala berfirman: mereka itu takut kepada Rabb mereka dan mereka senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya. Dalam hal ini seorang muslim yang mempunyai karakter militan dia sadar betul bahwa iman tanpa bukti amal akan kosong sia-sia. Maka, sejatinya, kaum muslim militan itu bukan hanya sekedar mengklaim bahwa dirinya orang beriman. Hanya pengakuan semata. Dia orang beriman, orang Islam tapi muslim militan adalah yang mewujudkan keimanan dengan ketaatan. 

Oleh karena itu, muslim militan tidak memisah-misahkan syariat Allah. Semua yang tercakup dalam syariat Allah baik masalah pribadi, aturan keluarga, aturan masyarakat, maupun syariat terkait bernegara bagaimana menerapkan sanksi Islam yang mencuri dipotong tangan, yang membunuh di qishah, yang merampas harta rakyat itu ada sangsinya, begitupun yang bermaksiat yang melanggar syariat ada sanksi hukumannya, maka menurut muslim yang militan akan punya keyakinan bahwa syariat itu harus ditegakkan oleh negara, sekalipun boleh jadi ketika dia mengatakan itu maka akan ada dampak yang tidak dia sukai. Maka, muslim militan sesungguhnya dia taat syariat. Taat syariat ini adalah wujud dari militansi seorang Muslim.

Ketiga, Muslim militan sejatinya dia tidak mencukupkan Islam pada dirinya. Muslim militan adalah muslim yang peduli terhadap nasib umat. Kepeduliannya itu diwujudkan dalam bentuk semangat untuk berdakwah. Dia akan senatiasa beramal maruf nahi munkar, senatiasa menyeru umat untuk memiliki keimanan yang kuat dan menyeru umat agar umat pun peduli terhadap nasib-nasib umat yang lain.

Dan pastinya, muslim militan ini bukan bawaan lahir tetapi amrun muktasabun yaitu sebuah perkara yang harus diupayakan. Apa saja upaya yang harus dilakukannya itu yakni: terkait keimanan dan ketakwaan maka harus ada pembinaan (tasqif) untuk memperkokoh keimanan dan bagaimana melahirkan individu-individu yang taat syariat bukan ala kadarnya, tapi betul-betul pembinaan yang memliki arah dan tujuan. Kemudian juga dalam pembinaan itu harus muncul kader-kader yang memunculkan Islam itu sendiri. Pembinaan yang bukan hanya sekedar mencetak pribadi-pribadi yang baik tapi juga pembinaan yang melahirkan pribadi-pribadi muslih, yang punya semangat untuk memperbaiki. Semangat untuk melakukan perjuangan (the spirit to fight) dan semangat untuk melanjutkan kehidupan Islam. Wallahua'lam bish shawab.

Baca juga:

0 Comments: