Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Irawati Artati

Siang itu, Malika dan Nayla membantu ibu di dapur. Rupanya ibu mau bikin kue donat kesukaan mereka. Ibu mulai mengumpulkan bahan. Ternyata ada dua bahan yang kurang, yaitu susu bubuk dan margarin. 

"Malika, tolong belikan susu bubuk dan margarin di toko Bu Intan ya, bisa kan?" pinta ibu.

"Iya Bu. Malika ganti baju dulu ya," jawab Malika.

Malika segera mengganti baju pendeknya dengan baju panjangnya. Tak lupa jilbab pinknya dia kenakan.

"Aku ikut, Kak!" seru Nayla.

"Iya boleh, tapi ganti baju dulu, masak pakai baju pendek gitu. Pakai jilbab dong," jawab Malika.

"Tapi kan nanti gerah Kak kalau siang-siang pakai jilbab. Lagian di luar panas," bantah Nayla.

"Justru itu dek, jilbab akan melindungi kamu dari panas matahari," jawab sang kakak.

Nayla nampak berpikir.

"Betul juga ya," gumam Nayla, "kalau begitu aku ganti baju dulu ya Kak."

Malika mengangguk. Ibu tersenyum mendengar percakapan mereka.

"Nayla sudah siap Kak!" seru Nayla dengan kaos panjang dan rok birunya ditambah jilbab kecilnya.

"Nah, gitu dong, baru namanya adik salehah, yuk, lets go!" kata Malika penuh semangat.

Ibu tersenyum melihatnya. Kemudian berseru, "Hati-hati di jalan, jangan lupa pesenan Ibu ya."

"Iya Bu, susu bubuk sama margarin kan Bu," jawab Malika.

Ibu mengangguk. Dua gadis kecil itu segera meluncur naik sepeda kecilnya, menuju warung Bu Intan yang tak seberapa jauh.

Tak lama kemudian mereka pulang dengan membawa hasil belanjaan. Setelah ganti baju, mereka pun siap-siap untuk bantu ibu bikin donat.

Malika mengayak tepung. Sedangkan Nayla menuangkan bahan di baskom dengan komando ibunya. Kemudian ibu mulai menguleni adonan sampai kalis.

"Nah, kalau sudah kalis kita tutup dulu dengan kain, biar mengembang sempurna," kata ibu.

Setelah 30 menit adonan sudah siap dibentuk. Bagian ini yang paling seru buat Nayla. Sambil membentuk adonan mereka pun ngobrol lagi.

"Kak, kenapa sih kalau keluar rumah, kita harus pakai jilbab?" tanya Nayla.

"Iya dong, biar tidak kelihatan auratnya," jawab sang kakak.

"Tapi kalau di rumah, kenapa dilepas lagi?" sanggah Nayla.

"Karena, di dalam rumah hanya ada keluarga sendiri yang masih muhrim. Sedangkan di luar rumah kita dilihat oleh orang-orang yang bukan muhrim." jawab Malika.

"Kan jadi malu kalau kelihatan auratnya," lanjut Malika.

"Aurat itu apa sih kak?" tanya Nayla semakin penasaran.

"Aurat itu bagian tubuh yang harus ditutup dan dilindungi dari pandangan." jawab Malika.

"Emang bagian tubuh mana yang nggak boleh terlihat," tanya Nayla lagi.

"Ya...seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan," jawab Malika.

Nayla manggut-manggut, tapi masih penasaran.

"Tapi kan Nayla masih kecil, kak," sanggah Nayla.

Malika tersenyum. Dan mencoba menjelaskan, "Iya, memang benar kamu masih kecil. Justru kamu harus membiasakan pakai jilbab. Biar nanti waktu besar, kamu tidak asing dengan jilbab."

Nayla hanya diam dan mengangguk.

"Lagian pakai jilbab itu kan perintah Allah," lanjut Malika.

"Masak sih, Kak?" tanya Nayla.

"Nggak percaya? Coba tanyakan ke Ibu, iya kan Bu?" sahut Malika.

"Itu benar, memakai jilbab itu salah satu perintah Allah, seperti ibadah-ibadah wajib yang lain. Seperti salat, puasa, zakat, haji..." kata ibu.

"Begitu ya," sahut Nayla.

 "Tapi, kenapa Allah menyuruh kita pakai jilbab, padahal kan juga banyak tuh orang yang nggak pakai jilbab." jiwa kritis Nayla terus muncul.

"Pertanyaan bagus. Nah, itulah salah satu fungsi jilbab, yaitu untuk membedakan orang-orang yang beriman dengan yang tidak beriman." jawab ibu.

"Berarti perempuan yang tidak pakai jilbab itu bukan orang beriman dong" sahut Nayla.

"Ya...bisa jadi, sebab orang yang beriman itu orang yang mau menaati perintah Allah dan Rasul-Nya," jawab ibu.

"Kalau begitu, Nayla mau pakai jilbab terus, ah. Nayla takut kalau dikatakan orang yang tidak beriman. Ntar masuk neraka lagi. Takuuuut!" seru Nayla dengan polosnya.

Ibu dan Malika tertawa.

"MaasyaAllah...bener-bener anak salehah!" seru ibu senang.

Nayla pun jadi salah tingkah, dan tersipu malu.

"Kak, termakasih ya, selalu ngingetin Nayla," ucap Nayla pada sang kakak.

"Iya dek, sama-sama. Itu sudah kewajiban kakak. Karena kakak sayang sama kamu," jawab Malika.

Tak terasa, donat-donat itu sudah siap untuk digoreng. Ibu memasukkannya ke penggorengan. Akhirnya jadilah donat-donat cantik buatan mereka.

"Wah, kok jadi banyak banget nih, donatnya," seru Nayla, "Gimana ngabisinnya."

"Kalo gitu, kita bagikan ke tetangga sebelah yuk" kata ibu.

"Setuju!" jawab Malika Nayla serempak.

Ibu pun mulai membungkus donat itu dengan kotak kue.

"Nah, kalian bagi tugas ya, Malika, tolong ini kamu antar ke rumah Budhe Yani, dan Nayla, antar ini ke Tante Winda, ya." Kata ibu sambil memberikan dua kotak kue.

"Siap! ayo kak, lets go!" Nayla bersemangat dan hendak keluar.

"Eits...pakai jilbabmu, dek!" seru Malika mengingatkan.

"Wah, iya Kak, jadi lupa" jawab Nayla nyengir.

Semua tertawa.

Begitulah kisah dua kakak beradik itu. Saling berkasih sayang dan mengingatkan. Mereka berusaha untuk menaati perintah Allah. Sungguh bahagia orang yang hidup dalam ketaatan. Allah pasti selalu bersamanya.

Baca juga:

0 Comments: