Milenial
Pemuda Kok FWB-an?
Oleh. Ummu Faiha Hasna
Banyak katanya anak muda jaman sekarang yang mengalami trauma disebabkan patah hati, mereka takut sakit hati sewaktu pacaran namun kalau disuruh stop pacaran banyak pula alasan untuk nggak pacaran. Hmm, harusnya stop pacaran dong dari pada sakit hati iya kan? Malah sekarang yang lagi ngetren namanya 'Friends with Benefit' di kota-kota besar.
Katanya sih, FWB itu solusi ingin punya pacar tanpa harus takut patah hati.Gimana menurut sobat muda, fenomena FWB ini? Mungkin sobat pernah dengar HTS alias hubungan tanpa status? Nah, gimana itu buat pasangan, orangtua dan masa depannya?
Sobat, FWB adalah jenis pemikiran yang rusak, aneh, sesat dan bisa dikatakan buruk. Sebab, ketika seseorang melakukan hubungan tanpa status ini, munculnya didominasi oleh pemikiran yang rendah yaitu perasaan semata yang sama sekali tidak dibimbing dengan pemikiran yang benar. Dan menurut hellosehat.com, Hubungan tanpa status (HTS) ini sudah bukan lagi fenomena aneh di tengah masyarakat.
Dalih ingin mengekspresikan rasa cinta tapi takut atau belum siap berkomitmen menjadi dasar mengapa hubungan tanpa status tampak lebih menarik. Menarik disini bagi mereka hanya semata menyandarkan pada perasaan tidak menggunakan pemikiran sama sekali. Ini menunjukkan pemahaman pemuda sekarang pemikirannya jauh dari kata cemerlang.
Memang benar ada yang menjalin hubungan tanpa komitmen, tanpa tujuan terlebih hanya semata untuk kepentingan seksual mereka. Sehingga mereka benar-benar liar. Namun, ini bukanlah tabiatnya hidup seorang muslim. Dan nyatanya FWB itu muncul dari peradaban kehidupan yang jauh dari tuntunan agama yaitu peradaban kapitalisme yang bersandarkan pada ide kebebasan yang sekarang ini lagi dimunculkan.
Konsep peradaban barat telah mengajarkan seseorang boleh melakukan apa saja bebas tanpa aturan, berfikir apa saja, mau apa saja itu tidak ada larangan, selama batasannya tidak merugikan orang lain. Sungguh ini sebuah jalan keburukan dan keburukan ini menular dan telah menjadi wabah yang merusak pergaulan generasi muda. Sementara hal-hal yang ada kaitannya dengan keluhuran moral, adanya dampak sosial, adanya sebuah tanggung jawab tidak dipedulikan.
Dalam kapitalisme ini tidak ada istilah dosa dan itu menjadi satu hal yang sah-sah saja dilakukan. Alih-alih diberantas malah yang ada para pelaku dibela dan dilindungi bahwa itu bukan pilihan mereka, tapi hak hidupnya. Nantinya, kalau aktivitas pilihan pribadinya itu merugikan orang lain karena menimbulkan HIV, maka langkah yang diambil serian yang dipropagandakan itu juga tidak jauh dari pemikiran mereka juga. Yang mengkampanyekan pacaran itu sehat lah, berhubungan sex dengan pakai alat kontrasepsi lah sebagai pengaman dan bahkan ramai. Banyaknya dispensasi nikah para pelajar, contohnya. Sekolah sekuler benar-benar disusupi dengan education sex, kesehatan reproduksi. Padahal, Sejatinya fitrahnya naluri seksual pada diri manusia itu tanpa diajari apa-apa, tapi karena ada rangsangan di depan mata, secara alami naluri ini akan tergerak dan kemudian minta dipenuhi jadinya sulit bila kita menyelesaikan dengan tuntas itu ketika diambil solusi yang ditawarkan oleh mabda kapitalis liberal itu.
Mestinya, anak muda ketika ingin memahami naluri manusia itu sendiri yakni ketika dijauhkan dari hal-hal yang merangsang bisa dengan gambar porno, nyanyian, syair yang berbau cinta Yang tidak terpapar oleh fakta-fakta yang menggugah naluri seksual, maka naluri itu tidak akan muncul, tidak akan bangkit dan dalam Islam jelas naluri seksual dan pemenuhannya itu berbeda di wilayah privatnya yaitu hubungan antara suami dan istri buka di ruang publik. Dan dalam Islam jelas standar yang digunakannya adalah halal/haram untuk melakukan hubungan ikatan tertentu.
Dalam ayat al-Quran menerangkan bahwa untuk mendekati zina saja, sudah sangat dilarang. Jika kamu dekati zina, zina itu perbuatan yang keji dan satu jalan yang buruk. Sebelum zina juga Islam melarang tegas aktivitas yang diawali dengan berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan, berpelukan, berpegangan tangan, berciuman, meraba sampai kemudian terjadi perzinaan.
Allah berfirman, yang artinya “Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.
(Al Ahqaf ayat 10)
Maka itu, cukuplah peringatan bagi manusia untuk tidak menyombongkan diri dan sejatinya FWB hanya merusak pergaulan generasi muda semata. Tidak ada keuntungannya sama sekali Sob, yang ada hanya rugi amal-amalannya selama di dunia. Berpikir cerdas dan cermatlah, jangan sampai tergoda nafsu sesaat yang membuat mudharat dunia akhirat. Wallahu A'lam
0 Comments: