OPINI
Peran Negara dalam Mengatasi Keamanan Pangan dan Kesehatan Anak
Oleh. Iin Rohmatin Abidah, S.Pd
Belum lama ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan adanya kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak. Para orang tua dibuat panik dan takut karena pemicu penyakit tersebut adalah kandungan zat kimia yang ada di sirop-sirop yang banyak beredar di tengah-tengah masyarakat. Pada akhirnya, pemerintah menarik edaran sirop-sirop tersebut dari masyarakat. Tapi ternyata hal tersebut belum bisa menyelesaikan persoalan yang ada. Terbukti kasus tersebut di wilayah jakarta sampai saat ini pun masih ada.
Belum juga usai kasus gagal ginjal, muncul kasus baru yaitu meningkatnya jumlah penderita Diabetes Mellitus pada anak-anak dengan kenaikan angka yang mencengangkan. Kasus ini sangat mengkhawatirkan karena kembali lagi yang jadi sasaran penderitanya adalah anak-anak.
Diabetes Mellitus pada Anak
Menurut data yang dirilis oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menunjukkan bahwa prevalensi anak penderita Diabetes Mellitus meningkat hingga mencapai angka 70 kali lipat pada bulan Januari 2023 jika dibandingkan dengan tahun 2010 (www.bbc.com)
Sementara Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron juga menyampaikan bahwa pasien anak penderita Diabetes Mellitus meningkat sekitar 1.000 kasus pada tahun 2022 jika dibandingkan di tahun 2018.
Di Indonesia saat ini, terdapat 13 kota yang terkena kasus Diabetes Mellitus pada anak-anak, dengan jumlah persebaran kasus paling banyak ada di kota Surabaya dan Jakarta.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI Mohammad Faizi dalam media briefing IDAI menyampaikan bahwa di Indonesia sebanyak 1.645 pasien anak mengidap penyakit Diabetes Mellitus tipe satu. Beliau juga mengatakan bahwa anak yang paling banyak mengidap penyakit Diabetes Mellitus ini berjenis kelamin perempuan 59,3% dan laki-laki 40,7%. Pada kasus ini besarnya persentase paling banyak menyerang anak usia 10-14 tahun berjumlah 46%, anak usia 5-9 tahun berjumlah 31,05%, sisanya anak usia 0-4 tahun sebanyak 19% dan anak di atas 14 tahun sebanyak 3%. Hal ini sebagaimana yang dilansir oleh VOA Indonesia.
Peningkatan jumlah penderita Diabetes Mellitus pada anak ini di sinyalir efek dari konsumsi makanan yang tidak sehat.
Regulasi yang Belum Melindungi
Peningkatan kasus Diabetes Mellitus pada anak ini memang sungguh sangat mengkhawatirkan. Penyakit ini pada dasarnya merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dalam waktu yang kronis.
Pola makan memang sangat berkaitan erat dengan penyakit ini. Jika sejak usia dini anak-anak makan yang banyak mengandung unsur karbohidrat, gula dan minyak yang tinggi, maka sebenarnya inilah penyebab utama munculnya penyakit ini.Di sisi lain, ini adalah imbas dari makanan dan minuman manis yang sangat mudah untuk dijangkau, sementara keberadaan regulasi yang diberikan oleh pemerintah belum cukup melindungi.
Tingginya angka kemiskinan di negara kita, menjadi salah satu penyebab yang menunjukkan bahwa rakyat secara umum belum memiliki pola makan yang sehat. Selain itu rendahnya modal yang dimiliki para pedagang juga menjadikan mereka lebih memilih menggunakan bahan yang murah dalam berdagang meski bahan tersebut berbahaya. Apalagi mengingat sifat manusia yang saat ini semakin serakah, maka keserakahan juga mengakibatkan industri makanan semakin mengabaikan syarat kesehatan demi mendapatkan keuntungan yang semakin besar. Dan semakin diperparah pula dengan kondisi di mana negara semakin abai terhadap rakyatnya dalam mewujudkan keamanan pangan.
Islam Menjamin Kesehatan dan Keamanan Pangan atas Rakyatnya
Pada dasarnya persoalan yang dihadapi oleh negara kita, terutama berkaitan dengan kasus peningkatan kasus Diabetes Mellitus pada anak-anak sepenuhnya adalah tanggung jawab negara.
Dalam islam, negara memiliki wewenang penuh untuk mengatur regulasi pangan bagi rakyatnya. Islam juga mengatur dan menentukan makanan yang dikonsumsi oleh kaum muslimin harus makanan yang halal dan thoyyib. Sehingga peran negara dalam hal ini adalah memberikan jaminan perlindungan atas terpenuhinya kebutuhan makanan yang halal dan thoyyib bagi rakyatnya. Selain itu, negara juga akan memberikan jaminan kesehatan bagi rakyatnya.
Jika negara mampu memfungsikan peranannya dengan baik, sebagaimana dalam aturan Islam maka rakyatnya pun pasti akan merasakan rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam). Wallahu a'lam bish showab. [ ]
0 Comments: