Oleh. Iis Nopiah Pasni
"Bun, ayo kita bersihkan rumput," ajak Abi spontan sewaktu bundanya sedang menyapu di halaman samping.
Halaman samping rumah Abi ditanami berbagai tanaman seperti: bunga melati, cabe, lengkuas, serai, kumis kucing, keladi, juga pohon sirsak.
Alhamdulillah sirsaknya sudah mulai berbunga. kalau cabe sudah sering dipanen, Abi dan Hani juga sering membantu bundanya memanen cabe. Jadi mereka jarang membeli cabe.
"Emang Abi mau bantuin Bunda?" tanya bunda sambil mulai menarik rumput dengan tangannya.
Abi tersenyum lalu menjawab
"Abi mau lah Bun," jawabnya lagi, Bunda balas tersenyum dan mengacungkan jempol untuk Abi.
Abi balas mengacungkan jempolnya lalu
tangannya juga ikut menarik rumput kemudian ia mengumpulkannya di dekat tanaman keladi, karena melihat bundanya menaruh di sana.
"Bun, kok rumput yang sudah dicabut ditaruh di dekat pohon sirsak?" tanya Abi penasaran.
"Rumput yang sudah dicabut nanti akan kering, nah akan jadi pupuk kompos, tanah akan menjadi subur dan gembur, Bang," jawab bunda lagi.
"Pupuk kompos itu apa Bun?" tanya Abi tambah penasaran.
"Pupuk kompos itu pupuk yang terbuat dari tanaman yang sudah kering, Bang," jawab Bunda Isna menjelaskan.
"Sama seperti manusia, kalau hidupnya itu seperti tanah yang butuh pupuk. Nah manusia butuh ilmu agar bisa mengerjakan amal dengan benar sesuai syariat Islam," kata bunda lagi.
"Jadi harus belajar ya Bun," kata Abi antusias.
"Iya harus belajar ilmu agama sedari kecil ya Nak," kata bundanya Abi.
"Belajar mengenal Allah Subhanahu Wata'ala, ya Nak. Adanya manusia, tanaman dan semua ciptaan Allah itu bukti bahwa adanya Allah Subhanahu Wata'ala, Bang," kata bunda lagi.
"Iya Bun, Abang akan terus belajar agama," jawab Abi semangat.
"Contohnya semalam Abi ikut ayah ke masjid, ada acara peringatan Isra Miraj, Bun," kata Abi antusias.
"Masyaallah keren Abang ya," puji bunda tulus.
"Ayo siapa nama malaikat yang menyampaikan wahyu?" tanya Bunda Isna.
"Malaikat Jibril, Bun," jawabnya singkat.
"Kalau Malaikat penjaga pintu surga siapa Bang?" tanya Bunda Isna lagi.
"Malaikat Ridwan, Bun," jawab Abi lagi.
Tentu saja bunda senang mendengarnya, lalu bertanya pada anaknya itu.
"Abang tahu dari mana?" tanya bunda lagi.
"Baca buku Malaikat-malaikat Allah, itu loh Bun yang buku hadiah Abi menang lomba menghias dinding sewaktu TK di Sekolah Anak Tanggung," jawab Abi dengan detail.
"Abang pinter kan, Bun?" tanya Abi pada bundanya.
"Iya masyaallah pintarnya," puji bunda pada Abi.
"Ah nanti mau baca buku lagi, biar tambah pinter, Bun," imbuhnya penuh semangat.
Tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu rumah mereka.
"Bun, Bun," kata Dik Hani memanggil Bundanya, tadi Dik Hani lagi minum susu di kasur santai. Abi dan Bunda menoleh ke arah Dik Hani.
"Eh anak gadis sudah minum susunya ya?" tanya Bunda Isna sambil mendekati Dik Hani dan memeluknya.
"Sudah," jawab Adik Hani sambil membalas pelukan bundanya.
Abi memetik bunga melati lalu memberikan kepada Dik Hani. Dik Hani lalu menciumnya.
"Wangi ya Dik?" tanya Abi pada adiknya. Dik Hani menganggukkan kepalanya.
Bunda Isna memandang kedua anaknya penuh syukur, anaknya tumbuh menjadi anak saleh salehah yang selalu membuatnya bahagia.
0 Comments: