Cernak
Saling Sayang Sesama Teman
Oleh. Ratih Ummu Fasayu
"Sebel dech, Mi, tadi di sekolah." Sasa melangkah masuk ke rumah sembari sedikit sewot.
"Astaghfirullah ... salam dulu kalo masuk rumah, Mbak Sasa shalihah." Umi mengingatkan Sasa yang masuk ke rumah tanpa salam.
"Astaghfirullah! assalamualaikum, Umi ... tadi tuch, ya, Mi, temen Sasa ada yang bertengkar cuma gara-gara penggarisnya enggak sengaja dipatahin temen yang lain. Trus, Sasa kan ngingetin mereka supaya jangan bertengkar, eeeh ... malahan Sasa yang dibentak sama temen Sasa itu, Mi. Kan sebel banget, ya, Mi?" Sasa bercerita panjang lebar sembari berganti baju.
Belum selesai cerita Sasa ke uminya, ia lanjutkan ceritanya ke Hammad, kakak laki-lakinya, yang juga baru pulang sekolah. Kakak beradik itu bersekolah di sekolah yang sama. Sasa duduk di bangku kelas 1 SD dan Hammad kelas 2, usia mereka hanya terpaut 16 bulan, sehingga jenjang sekolah mereka pun hanya terpaut satu tahun. Meskipun usia Sasa sebenarnya masih agak terlalu muda saat masuk ke Sekolah Dasar.
Hammad tak banyak berkomentar mendengar celotehan Sasa yang panjang seperti gerbong kereta api. Hanya tanggapan singkat yang ia sampaikan, "Laporin aja ke Bu Guru, gitu aja kok repot, Sa."
"Ceritanya dilanjut nanti, ya, sayang ... sekarang kalian berdua maem dulu, ya ...." Umi mengingatkan Hammad dan Sasa untuk makan siang, karena memang sudah waktunya makan siang.
"Ya, Umi," hampir bersamaan Hammad dan Sasa menjawab perintah umi.
"Mas, nanti kita mainan truk, ya, kalo Mas Hammad udah selesai maem." Si bungsu Saif menyeletuk di sela-sela makan siang kakaknya.
"Oke, Dek. Bentar, ya, Mas selesein dulu maemnya, Mas."
"Iya, Mas." Saif menjawab dengan raut muka sumringah, mendengar ajakannya diiyakan oleh kakaknya.
"Umi, menurut Umi gimana tadi tentang cerita Sasa? Sasa harusnya gimana, Mi? Apa harusnya tadi Sasa bentak lagi aja, ya, Mi, temen Sasa itu?"
"Astaghfirullah, tidak sayang. Ehmm, memangnya, tadi setelah dibentak sama temen kamu, kamu terus gimana?" Umi mencoba menelaah lebih detail masalah yang tadi terjadi di kelas Sasa.
"Sasa langsung pergi aja ke kantin beli jajan, daripada Sasa ikutan bertengkar."
"Masyaallah, Mbak Sasa ini luar biasa keren ... Umi bangga sekali dengan Mbak Sasa." Ucapan Umi membuat Sasa tersipu malu.
"Mbak Sasa, Mas Hammad dan Dek Saif tahu tidak tentang Asmaul Husna Ar Rahim?" Umi tiba-tiba bertanya kepada tiga anaknya tentang salah satu Asmaul Husna.
"Aku tahu, Mi." Hammad dan Sasa hampir bersamaan menjawab.
"Masyaallah, apa itu? Coba Mbak Sasa yang jelaskan dulu, nanti Mas Hammad menambahi."
"Ar Rahim itu salah satu nama baik bagi Allah yang artinya Maha Penyayang." Sasa menjelaskan sebagaimana pemahaman yang ia terima, karena kebetulan belum lama ini ia mendapat materi pembelajaran tentang Asmaul Husna di sekolah.
"Betul sekali, lalu kita harus bagaimana dengan nama-nama yang baik bagi Allah itu? Coba Mas Hammad tahu tidak?"
"Kita harus tahu, memahami, dan berusaha meneladaninya ... begitu tidak, Mi?" Hammad menjawab dengan mimik muka agak ragu.
"Masyaallah, hebat-hebat semua anak Umi, betul sekali, Mas. Nah, salah satu contoh meneladani Asmaul Husna Ar Rahim adalah dengan saling menyayangi sesama teman, karenanya jika kita ada kesalahpahaman dengan teman, atau mengetahui ada teman lain yang berselisih paham karena suatu hal, kita harus berusaha mengingatkan agar saling meminta maaf dan memaafkan. Jangan sampai kasih sayang antar teman menjadi hilang hanya karena hal kecil. Lalu, bila kita belum berhasil atau belum berani melakukan, kita bisa memberitahu guru agar membantu mendamaikan teman kita yang sedang bertengkar. Begitu juga dengan bila suatu saat terjadi salah paham dengan kalian bertiga. Bila salah satu belum bisa mendamaikan, kasih tahu Umi atau Abi, ya, Mbak, Mas, dan Adek Saif ...."
"Ya, Umi." Tiga bersaudara itu menjawab bersamaan sembari tersenyum, lalu saling berpelukan.
Hari ini Mbak Sasa, Mas Hammad dan Dek Saif, belajar tentang salah satu nama yang baik bagi Allah, yaitu Ar-Rahim. Bahwa, sebagai seorang muslim yang baik, kita harus saling menyayangi dengan teman dan saudara.
0 Comments: