OPINI
Sarjana Pusing Mencari Kerja dalam Asuhan Kapitalisme
Oleh. Ummu Faiha Hasna
Dunia sarjana kabarnya sedang dilanda duka. Gimana tidak, Sob, setelah bertahun-tahun bergulat di dunia perkuliahan, eh ternyata tidak sedikit dari mereka yang mengeluh kalau cari kerja susah! Lapangan kerja sedikit, melamar kemana-mana sulit. Mungkin, bagi seorang wanita tidak begitu masalah ya, Sob, karena secara hukum wanita itu tidak wajib mencari nafkah.
Kenapa, ya, mencari kerja di negeri yang katanya negeri zamrud khatulistiwa ini susah sekali? Bukannya Sumber Daya Alam Indonesia melimpah? Kenapa mereka tidak kerja di perusahaan tambang saja? Tanah negeri ini juga terbilang subur, kenapa tidak jadi petani saja? Hmmm, jangan dikira semudah itu ya, Sob, kita harus ingat walaupun negeri kita kaya raya dan menyimpan potensi yang luar biasa, tapi penerapan tata aturan kapitalisme membuat warga negara mengalami kemiskinan yang sistemik, Sob.
What, kapitalisme!? Iya, kapitalisme. Kapitalisme itu yang telah membuat manusia jadi mikirin uang uang dan uang. Kalau lihat uang matanya hijau. Semuanya dapat dibeli dengan uang. Termasuk SDA yang notabenenya milik rakyat. Karena SDA kita dikuasai swasta dan asing, sehingga rakyat tidak merasakan kekayaannya. Negara hanya dapat pajak setetes, Sob. Penguasaan SDA oleh swasta dan asing ini yang telah membuat warga negaranya susah mencari kerja. Ketika mencari pekerjaan, pasti swasta dan asing pilih-pilih. Parahnya lagi, kita juga harus bersaing dengan tenaga kerja asing. Ingin jadi petani di sistem kapitalisme sekarang ini juga susah. Gimana nggak susah biaya produksi saat ini terbilang mahal. Apa-apanya mahal, dari mulai bibit, solar, pupuk bahkan langka. Ditambah lagi, harus beli tanah ladangnya. Modalnya cari di mana coba? Umpamanya sudah ada modal bertani, keuntungan yang didapatkan juga tidak seberapa. Udah mah effortnya besar sekali, eh rupanya setelah panen harga produk hasil pertanian turun. Karena ternyata pemerintah impor dari luar. Akhirnya petani merugi.Ini membuat Gen Milenial dan Gen Z tidak berminat lagi jadi petani. Begitu juga dengan profesi nelayan, peternak dan sejenisnya itu, memerlukan modal besar, dengan hasil yang tidak menjanjikan. Pengennya mah kerja kantoran,eh, ternyata kapitalisme menjadikan orang yang tidak good looking jadi tersisih. Serba susah kan?
Sebenarnya, Sob, kondisi yang seperti itu tidak akan bakalan terjadi, bila negara mau bersungguh-sungguh mengayomi rakyatnya.
Berdasarkan dalil syariat dan fakta kegemilangan masa keemasan peradaban Islam di masa lalu, negara yang seperti ini adalah negara yang menerapkan tata aturan Islam secara sempurna. Negara dengan karakteristik seperti itu disebut dalam kitab-kitab fikih dengan istilah Khil4f4h, Sob. Dan salah satu kebijakan yang diterapkan oleh Khil4f4h adalah sistem ekonomi Islam.
Dalam tata aturan sistem ekonomi Islam, kepemilikan dibagi menjadi tiga yaitu kepemilikan individu, kepemilikan negara dan kepemilikan umum. Kepemilikan umum wajib dimanfaatkan oleh seluruh rakyat, Sobi, dalam arti tidak boleh kepemilikan umum ini diprivatisasi oleh segelintir orang. Dengan pemanfaatan kepemilikan umum secara bersama-sama oleh semua rakyat, negara dapat menjamin lapangan kerja untuk setiap laki-laki pencari kerja. Lho, gimana bisa? bisa dong, Sob, did you know? Sumber daya alam itu termasuk kepemilikan umum. Jadi, negara sejatinya yang akan mengelolanya secara mandiri. Setelah itu hasilnya diserahkan kepada rakyat untuk menjamin kebutuhan sehari-hari mereka.
Dalam menjamin kebutuhan dasar masyarakat, negara yang bermindsetkan Islam akan memberikan pelayanaan pendidikan kesehatan dan keamanan secara gratis. Sedangkan untuk kebutuhan pokok individu yaitu sandang, pangan dan papan, negara Islam akan menjamin secara tidak langsung dengan cara memberikan lapangan kerja untuk setiap pencari kerja. Lho, emang lowongannya ada? Wah, bejibun, Sob.
Coba ingat-ingat berapa banyak kekayaan alam kita? dan bayangkan kira-kira berapa tenaga kerja ahli dan teknisi yang dibutuhkan? Banyak kan, Sob? Lalu, bagaimana bila ada warganya yang ingin buka usaha baik itu usaha pertanian, nelayan, atau yang lainnya? Maka, negalalah yang akan memberi modal kepada mereka secara gratis lho, memang uangnya cukup? cukup dong.
Sekali lagi coba ingat-ingat ya dengan kekayaan alam negeri muslim. Bila ingin kerja kantoran, syarat good looking tidak bakalan diwajibkan, Sob. Jadi semua orang punya kesempatan kerja. Sebab, negara yang bermindsetkan islam itu selalu menjadikan al Qur'an dan as Sunnah sebagai panduan dan petunjuk kehidupan. Dan hebatnya lagi, negara yang menerapkan al Qur'an dalam sendi kehidupan tidak akan membuat masyarakat trauma jadi nelayan, petani atau peternak. Karena sistem Islam memiliki kemandirian pangan, tidak gampang disetir oleh negara lain. Umpamanya rakyat lagi panen padi, negara tidak bakalan impor beras. Saat muslim panen garam, negara Islam tidak bakalan impor garam. Pekerjaan apapun akan dihargai dalam kehil4f4h4n. Dan negara Islam akan berusaha supaya semua rakyatnya bisa sejahtera. Ini sangat dipahami oleh pemimpin/khalifah dalam Islam.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "imam atau khalifah adalah pemimpin (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya. (HR. Al Bukhari)
MasyaAllah, aturan Sang Maha Pencipta memang satu tiga empat ya, tidak ada dua nya. Ya pasti lah ya, sebab Allah adalah Pencipta kita semua yang dia tidak hanya menciptakan tapi juga mengatur. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Furqan ayat dua, wakholaqo kulla syai-in faqoddarohu taqdiiron ( dan dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat)
Jadi, Sob, sejatinya hanya Islam lah yang bisa menyelamatkan generasi dari pusingnya nyariin uang untuk nafkah. Makanya kita butuh aturan Islam untuk diterapkan.
Wallahu a'lam bishshawab. [ ]
0 Comments: