Headlines
Loading...
Selingkuh, Selingan di Kala Rapuh Bukti Jauhnya Islam dari Kehidupan

Selingkuh, Selingan di Kala Rapuh Bukti Jauhnya Islam dari Kehidupan

Oleh. Deny Rahma (Komunitas Setajam Pena)

Setiap manusia diciptakan Allah Swt lengkap dan sempurna. Ia dibekali akal, perasaan, kebutuhan jasmani serta naluri. Naluri atau ghorizah di sini mencakup tiga jenis yakni ghorizah al baqo’ atau naluri untuk mempertahankan diri, ghorizah an nau’ atau naluri untuk melestarikan keturunan dan ghorizah tadayyun atau naluri untuk mengagungkan/menuhankan sesuatu. Kebutuhan akan tiga hal tersebut tak harus dipenuhi secara langsung. Namun bisa dialihkan jika salah satu naluri muncul. 

Contohnya jika ghorizah an nau’ muncul namun ia belum dapat mempertanggungjawabkan hal tersebut maka ia bisa memunculkan gharizah tadayyun agar dapat meredam ghorizah nau’ tadi. Sehingga jika remaja memiliki rasa suka terhadap lawan jenis namun dalam agama Islam dilarang untuk berpacaran. Maka ia dapat memperbanyak ibadah agar mengalihkan rasa suka yang tak dapat terpenuhi tersebut. Begitulah ajaran Islam yang sempurna mengatur kehidupan manusia. 

Namun dewasa ini banyak masyarakat yang beragama Islam namun awam dengan agamanya sendiri. Menganggap jika dirinya telah dewasa maka sepenuhnya dapat mengatur kehidupan dengan caranya sendiri. Lalai dan abai sehingga meninggalkan ajaran Islam, serta tak mau belajar bagaimana Islam mengatur kehidupan. Tak heran jika kehidupan yang di jalani saat ini banyak menuai masalah. Mulai dari masalah individu, keluarga hingga negara. 

Salah satu masalah yang menjadi sorotan kali ini adalah maraknya perselingkuhan. Menurut World Population Review ada beberapa negara dengan perselingkuhan yang sangat umum terjadi. Dimana Indonesia sendiri menempati posisi keempat dunia dan tercatat sebanyak 277,534,122 populasi dalam kasus ini. (pikiran-rakyat.com, 17/02/2023).

Kemudian menurut survei aplikasi Just Dating Indonesia menempati posisi kedua negara dengan jumlah perselingkuhan terbanyak setelah Thailand. Untuk Indonesia hasil survei menunjukkan sebanyak 40% mengaku pernah menyelingkuhi pasangannya. Sementara Thailand sebanyak 50% responden mengaku pernah berselingkuh dari pasangannya masing-masing. (tribunnews.com, 18/02/2023).

Maraknya perselingkuhan yang terjadi di Indonesia menunjukkan rapuhnya ikatan pernikahan dan bangunan keluarga. Ada berbagai hal yang menjadi alasan, namun tak bisa dipungkiri faktor ketertarikan secara fisik dan mencari kesenangan adalah hal yang dominan. Di mana mereka ingin memuaskan hawa nafsu dan abai akan aturan-aturan yang telah dianut masyarakat ketimuran.

Kondisi ini adalah hal yang wajar dalam sistem sekuler kapitalis, karena memang sistem ini adalah sistem yang mengedepankan kesenangan hidup. Pemenuhan kebutuhan jasmani serta mencari keuntungan dan manfaat atas segala persoalan. Bahkan nilai agama pun dijauhkan dan dijadikan solusi terakhir dalam kehidupan. Apalagi dengan rendahnya keimanan, selingkuh dianggap sebagai salah satu solusi persoalan. Juga maraknya berbagai hal yang justru mengkondisikan selingkuh sebagai pilihan. 

Sistem pergaulan yang bebas di kehidupan sosial menjadi daya dukung. Tak hanya itu, sistem pendidikan yang tak berarah dan bebasnya media menayangkan acara hiburan menjadi faktor pendukung dan pendorong. Hal inilah yang melandasi sekularisme kapitalisme memudahkan terjadinya perselingkuhan.

Padahal Islam telah mengatur segalanya, bahkan naluri pada manusia juga telah diterangkan sedetail mungkin. Jika seorang telah dewasa dan sudah waktunya untuk menikah maka Islam juga telah mengaturnya bagaimana kedua insan tersebut dapat menjadi sepasang suami istri. Dengan cara yang telah diajarkan yakni melalui taaruf, nadhor dan khitbah hingga berlangsungnya pernikahan. Islam menjadikan pernikahan sebagai ibadah, bahkan perjanjian kuat di hadapan Allah Swt. Karena itu pernikahan bukan hanya untuk meraih kesenangan semata, namun ada tujuan mulia lainnya yang harus dijaga agar kehidupan masyarakat tetap dalam kemuliaan dan kesucian. 

Islam tidak hanya menjadikan keberlangsungan pernikahan wajib dijaga oleh pasangan suami istri saja, namun juga oleh masyarakat. Bahkan Islam mewajibkan negara untuk ikut menjaga kuatnya ikatan pernikahan dengan berbagai hukum atau aturan yang diterapkan dalam berbagai aspek terkait, sistem sosial, sistem pendidikan, sistem ekonomi, bahkan juga sistem kesehatan dan lainnya.

Hal ini dapat terjadi jika negara menerapkan sistem Islam, di mana aturannya berasal dari Allah Swt. Dan diajarkan langsung oleh manusia terbaik yakni Rasulullah Muhammad Saw. Maka perselingkuhan pasti tak akan pernah terjadi, karena Allah telah tegas melarang perbuatan mendekati zina apalagi zina itu sendiri.  

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’: 32).

Negara dengan sistem Islam akan memberikan aturan-aturan untuk menjaga masyarakat dari perbuatan tersebut sedini mungkin. Negara mengkondisikan rakyatnya agar keluarga senantiasa memberikan pelajaran terkait akidah dan kecintaan kepada Allah Swt sedari kecil. Sistem pergaulan juga dipisah antara laki-laki dan perempuan kecuali hal-hal khusus. Sistem pendidikan juga akan mengedukasi rakyatnya terkait hubungan antar lawan jenis. Dan juga sanksi tegas akan diberlakukan ketika pelanggaran itu terjadi. Wallahu a’lam bisawab.

Baca juga:

0 Comments: