OPINI
Sibuk Pengajian, Anak Jadi Tak Terurus, Benarkah?
Oleh. Ratna Kurniawati, SAB
Ibu Megawati Soekarnoputri membuat pernyataan yang kontroversial ketika menjadi pembicara di dalam acara Kick Off Pancasila "Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana" di Jakarta Selatan oleh BKKBN beberapa waktu yang lalu.
Megawati berkomentar sinis terhadap ibu-ibu yang terlalu sibuk mengikuti pengajian dan menghubungkan dengan anak yang ditinggalkan untuk mengikuti pengajian.
Pernyataan kontroversial tersebut seolah sebagai bentuk ketidaksukaan terhadap kegiatan pengajian yang diikuti oleh kaum ibu. Padahal, kegiatan pengajian yang diikuti oleh para ibu adalah demi menuntut ilmu dan meningkatkan ilmu pengetahuan agama. Hal ini berbeda dengan Megawati yang menganggap bahwa kegiatan tersebut membuat anak-anak tidak terawat karena para ibu tidak mengurus keluarga dengan baik.
Pernyataan kontroversial Megawati yang tidak menyukai para ibu mengikuti pengajian, termasuk dalam kategori perbuatan yang dilarang di dalam Islam sebagaimana disebutkan dalam hadits, "Jadilah kamu seorang alim, pelajar, pendengar, atau pecinta (ilmu), dan jangan kamu menjadi yang kelima, yaitu pembenci (ilmu), maka binasalah kamu," (HR Al-Bazzar, At-Thabarani,Al-Baihaki).
Publik kecewa dengan pernyataan nyeleneh dan kontroversial tersebut tanpa terkecuali Ketua MUI KH Muhammad Cholil Nafis. Beliau memberikan cuitan di twitternya bahwa kalau tidak senang terhadap pengajian adalah hak pribadi, namun tidak perlu usil dengan para ibu yang rajin mengikuti pengajian. Karena pengajian tidak akan membuat kaum ibu menjadi bodoh dan tidak kreatif, namun dengan adanya pengajian mereka dapat meningkatkan ilmu pengetahuan agama, melatih sikap tawadu, melatih hati dan melatih pikiran. Toh para ibu juga dapat memadukan kegiatan domestik antara mendidik anak dan melayani suami. Intinya, mereka tetap dapat mengikuti pengajian tanpa menelantarkan keluarga. Bahkan banyak yang mengajak anaknya untuk mengikuti pengajian, bukan meninggalkannya. Pada umumnya, para ibu sudah pintar untuk membagi waktu antara menuntut ilmu agama dan mengurus keluarga. Kegiatan di majelis taklim sangat fleksibel, bisa disesuaikan dengan waktu para ibu.
Pengajian mampu meningkatkan ilmu pengetahuan agama para ibu. Sehingga dapat dijadikan bekal untuk mendidik anaknya demi mencerminkan nilai Islam dan akhlak yang baik.
Iman dan akhlak itu naik dan turun. Oleh karena itu, perlu di charge dengan mengikuti siraman rohani di majelis taklim untuk menguatkan keimanan, mengisi kekosongan dan kekurangan akan ilmu pengetahuan agama.
Apabila ingin raga yang sehat maka berolahraga, apabila ingin ruhani yang sehat maka datangi majelis-majelis ilmu atau pengajian. Lebih bagus lagi negara turut serta untuk ikut andil mendukung adanya pengajian, bukan malah alergi terhadap acara keagamaan. Walahualam bishawab. [ ]
0 Comments: