OPINI
Sistem Sekuler Mendominasi, Fitrah Ibu Terdegradasi
Oleh. Dwi Moga
Lagi dan terus berulang. Kasus-kasus di luar nalar yang menyesakkan dada. Seorang ibu yang seharusnya bisa menjadi tempat berlindung, sumber kasih sayang, tapi malah berlaku sebaliknya. Masih segar di ingatan, kasus seorang ibu kandung yang selingkuh dengan menantunya, (radarsolo.jawapos.com, 2/1/2023), lalu ada lagi seorang ibu yang tega menganiaya hingga membunuh balitanya di KALSEL karena tak mau tidur, (detik.com/sulsel, 8 /12/2022).
Terbaru, seorang wanita pemilik rental PS di Jambi yang juga seorang ibu tega melecehkan 17 orang anak laki-laki dan perempuan hingga dipaksa untuk menonton adegan dewasa, (tvonenews.com, 8/2/2023).
Fitrah yang Terdegradasi
Sebuas-buasnya binatang, dia tak akan menyakiti anaknya. Apalagi manusia yang diciptakan sempurna dan berakal oleh Allah Swt. seharusnya membuat derajat dan perilaku manusia lebih mulia dibanding binatang. Begitu pula seorang ibu, yang sejatinya memiliki fitrah untuk mengandung, melahirkan, merawat dan mendidik dengan penuh kasih sayang hingga menjadikannya generasi pilihan.
Namun sekarang apa yang terjadi? Fitrah ibu semakin terdegradasi. Banyak perilaku keji yang pelakunya adalah kaum ibu. Segelintir kasus-kasus di atas benar-benar membuktikan betapa bobroknya sistem saat ini. Sistem yang berlandaskan sekulerisme dan kapitalisme. Asas yang menjauhkan agama dari kehidupan dan hanya bertujuan pada kesenangan duniawi semata. Akibatnya tak hanya merusak fitrah ibu yang mulia namun juga berimbas pada rusaknya mental dan moral anak-anak akibat pelecehan yang dilakukan. Ditambah lagi maraknya konten porno dan kemudahan dalam mengaksesnya menjadi salah satu faktor kejahatan seksual terjadi. Karena itu, sudah sepantasnya umat mencari sistem pengganti untuk menyelamatkan generasi.
Kembali ke Islam
Tak hanya sebagai agama, Islam memiliki aturan kehidupan yang sempurna dan menyeluruh untuk mengatur kehidupan manusia. Islam juga menjelaskan adanya pertanggungjawaban di akhirat. Dalam Islam, seorang ibu memiliki peran utama yaitu sebagai ummun wa robbatul bait yaitu ibu dan pengatur rumah tangga. Rasulullah Saw bersabda, "Dan ibu adalah seorang pemimpin di dalam rumah suaminya dan ia bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya itu." (HR.Al-Bukhari dan Muslim).
Tugas ini amatlah berat. Ibu menjadi pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya, juga mengatur berbagai perbendaharaan di rumah tangga. Apabila hal itu ditinggalkan maka bisa menjadi sebab rusaknya umat secara keseluruhan.
Oleh karena itu, ibu sangat perlu mempunyai ilmu. Seperti dikatakan dalam HR. Ibnu Majah no.224, bahwa "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim”. Tentu yang dimaksud dalam hal ini adalah ilmu Islam.
Ilmu itu seperti halnya cahaya yang akan menerangi kita di kegelapan. Apalagi dengan kondisi kehidupan yang serba susah. Terlebih di bidang ekonomi, tekanan sangat besar. Kalau tidak kuat jadilah seorang ibu mudah mengalami stress, sehingga tugas utamanya terganggu.
Namun dengan ilmu, jalan keluar dari masalah itu pasti ada. Tidak akan terjadi ibu yang putus asa hingga bertindak di luar nalar. Maka pentinglah seorang ibu membekali diri dengan berbagai ilmu. Selain ilmu Islam, ibu seharusnya juga mempunyai ilmu-ilmu pendukung. Antara lain ilmu dalam pengasuhan anak, kerumahtanggaan, hingga manajemen waktu, dan keuangan rumah tangga.
Selain ibu yang harus kuat ilmu. Negara pun begitu, punya peran penting dalam menjaga para ibu. Terlebih di era masa kini konten-konten negatif atau pornografi dengan mudah tersebar dan malah menjadi inspirasi. Nah, negara punya tanggungjawab untuk mencegah tersebarnya konten-konten negatif tersebut. Negara juga harus memberikan sanksi yang tegas bagi para pelakunya, sehingga mereka tidak akan mengulanginya lagi.
Dalam sistem Islam selain individu (ibu) dan negara punya peran, masyarakat pun harus ikut bergerak, ber amar ma'ruf nahi munkar. Ketika ada maksiat di sekitarnya masyarakat tak segan melarang dan memberikan nasihat.
Begitulah ketika aturan Islam ada dalam
bingkai Khil4f4h. Individu, masyarakat, dan negara berkolaborasi cantik. Semua bekerja sama menjalankan syariat Islam sebagai aturan dan solusi kehidupan. Sehingga terciptalah bangunan kokoh dalam keluarga, masyarakat, dan negara yang bebas dari segala macam ancaman. Allah Swt berfirman dalam QS.Al-Maidah : 48 yang artinya
"...Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu... ."
Wallahu'alam bishawab.
0 Comments: