Oleh: Vivi Nurwida
Ara dan Zia menutup resleting tasnya. Keduanya sudah bersiap sedari pagi menyiapkan perbekalan untuk pergi piknik ke taman bunga, yang tidak begitu jauh dari rumahnya. 15 menit perjalanan menggunakan motor untuk sampai ke tempat tersebut.
Usai mandi dan memakai baju, keduanya segera memakai gamis dan kerudung warna kuning dengan kompak. Tak lupa, kaos kaki jempol mereka pakai untuk melengkapi menutup aurat kakinya. Keduanya sudah siap sedia untuk berangkat. Dengan tak sabar dua gadis kecil yang hanya berjarak usia dua tahun itu merengek ke Ayah Bundanya untuk segera berangkat.
"Ayah, Bunda, cepat! Kita sudah ready!" rengek Zia tak sabar.
Bunda segera mengunci pintu rumah, ayah pun menyiapkan motor. Setelah memakai helm kesayangannya, Ara dan Zia segera menaiki motor matic berwarna putih yang sudah dinaiki ayahnya terlebih dahulu.
"Ayo berdoa dulu!" ucap Ara mengingatkan anggota keluarga kesayangannya itu.
Ara, Zia, beserta ayah bunga mengucapkan doa keluar rumah dan doa naik kendaraan bersama-sama. Sepanjang perjalanan perasaan keduanya begitu bahagia, karena hari itu adalah hari yang sangat mereka tunggu-tunggu.
****
"Wah, wah.... MaasyaaAllah, indah sekali kak" baru saja sampai, Zia, anak berusia tujuh tahun itu sudah heboh berteriak kecil sambil berlari kesana-kemari mendekati kumpulan bunga-bunga yang ada.
"MaasyaaAllah, iya indah banget dek. Disana ada yang warna ungu, orange, pink juga ada loh dek!" jawab Ara, tak kalah antusias dengan adiknya, sambil menunjuk aneka bunga yang ada di sekeliling taman bunga tersebut.
"Ada bunga matahari juga kak"
"Mawar juga ada"
"Ada bunga kecil-kecil itu apa ya namanya?" lanjut Zia sambil berjalan mengelilingi aneka bunga yang ada dengan beraneka bentuk dan warna.
Mereka berkeliling dengan semangat, saling bersahutan mengungkapkan perasaan kagum terhadap ciptaan Allah yang mereka lihat, sesekali mereka menyebutkan nama bunga yang mereka tahu.
"Bunda, Zia mau foto disini, cantik!" Zia meminta Bunda memotretnya dengan background bunga warna pink, warna kesukaannya.
"Ara mau foto disitu, Ayah" ucap Ara sambil menggandeng ayahnya untuk segera berjalan ke kumpulan bunga matahari.
Selanjutnya keduanya mengajak ayah dan bundanya berfoto bersama dikelilingi aneka bunga warna-warni dengan beraneka macam bentuk.
"Bagus-bagus, MaasyaaAllah" ucap Ara sambil memegang bunga yang ada, usai melakukan foto bersama.
"Iya warna-warni, macam-macam bentuknya dan harummm" sahut Zia sambil menghirup aroma bunga mawar yang berada di depannya.
"Coba Bunda tanya, siapa yang menciptakan aneka macam bunga ini?"
"Allah" jawab keduanya dengan serentak.
"Lalu, tadi ada aneka macam bentuk bunga yang kalian lihat, tau gak kenapa bentuknya bisa berbeda-beda? Ada yang besar, sedang, ada juga yang kecil. Ada yang bulat, ada yang banyak kelopaknya, dan lain-lain. Itu semua karena karena Allah adalah Al Mushowwir. Apa arti Al Mushowwir?"
"Allah Mahapemberi bentuk" ucap keduanya bergantian. Mereka hafal beberapa arti Asmaul Husna karena ada pelajaran di sekolah terkait Asmaul Husna.
"Sip" Bunda mengacungkan kedua jempol tangannya.
"Allah Yang Mahapemberi bentuk. Diciptakan beraneka ragam bentuk yang berbeda-beda agar kita tau kalau Allah lah yang mampu menciptakan aneka bentuk dan rupa. Mudah bagi Allah untuk melakukannya." Jelas Bunda.
"Allah Mahahebat ya, bisa membuat aneka macam bunga yang indah, berwarna-warni, dan harum seperti ini!" Ungkap kak Ara.
"Iya, Allah Hebat, Kak! " sahut Zia.
"Saya suka...saya suka" imbuh Zia.
Kak Ara dan ayah bunda tertawa melihat tingkah Zia.
0 Comments: