Headlines
Loading...
Oleh. Rahma Ummu Zubair

"Tiing! Tiing! Tiing!" bunyi bel masuk kelas terdengar jelas di tempat pembelajaran Alquran dekat rumah Ghazi. Anak-anak yang bermain di luar, langsung berlari menuju kelas masing-masing untuk berdoa hendak pulang.

Tak luput Ghazi yang terbiasa bermain di halaman luar bersama temannya, juga bersegera masuk ke kelasnya dengan terburu-buru.

Seusai berdoa, mereka pun kembali berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun seperti biasa, mereka masih mampir ke Abang penjual crepes untuk membeli kue itu dan dimakan di rumah mereka.

"Rasa coklat pisang ya, Bang," kata Ghazi yang sedang mengantri beli kue crepes. 

Sore hari yang sungguh ceria, Ghazi membeli tiga kantong crepes untuk dimakan bersama adik-adiknya.

"Assalamualaikum," kata Ghazi saat tiba di rumah dengan senyum lebar di wajahnya.

"Waalaikumsalam," jawab Ratna dari dalam rumahnya.

"Mas, Ghazi pulaaang, yeeee!" kata Hafiz dengan gembira menyambut kedatangan Ghazi.

"Fiz, ini satu buat kamu, dan satu lagi buat Yahya," kata Ghazi sembari membagi sebungkus demi sebungkus crepes kesukaan anak-anak.

"Emmm, makan yang manis-manis? Jangan lupa baca bismillah ya!" kata Ratna kepada ketiga anaknya.

"InsyaAllah siap, Mi," jawab Ghazi dan Hafiz. Sedangkan Yahya hanya senyum-senyum gembira.

Mereka pun menikmati crepes dengan nikmatnya. "Ummm, enaknya makan coklat sambil blepotan, ayo setelah makan, cuci tangan dan gosok giginya!" kata Ratna.

Ghazi dan Hafiz tidak menggubris, mereka hanya cuci tangan dan lanjut bermain.

Pukul tujuh malam, saat selesai salat Isya, di sela jam belajarnya, Ratna mengingatkan kepada Ghazi dan Hafiz tentang perilaku hambanya yang disukai Allah, yakni menjaga kebersihan.

"Mas Ghazi dan Mas Hafiz sebelum tidur nanti kita jangan lupa gosok gigi ya!" ajak Ratna.

"Iya, Umi," jawab Ghazi sembari meraut pensil warnanya yang patah.

Ketika pukul sembilan malam, Ghazi dan Hafiz hampir terlelap dalam tidurnya setelah lelah bermain kejar-kejaran di ruang tamu. Mereka bermain sangat seru hingga tertawa terbahak-bahak. 

"Loh, kalian kok sudah mau tidur? Sudah gosok gigi atau belum?" tanya Ratna. 

"Belum, Mi," jawab Ghazi.

"Loh, apa kalian ingin monster coklat yang tertinggal di sela-sela gigimu menyemprotkan asam makanan ke gigi grahammu?" kata Ratna sambil menggelitik Ghazi dan Hafiz. Ghazi dan Hafiz pun tertawa.

"Ke gigi taringmu," kata Ratna dengan terus menggelitik mereka berdua.

"Dan gigi seri kalian," kata Ratna.
"Terus gigi kalian menjadi sakit dan keropos, hiiiii, serem!" kata Ratna.

"Nggak mauuu!" jawab mereka serempak dengan berlari menuju kamar mandi untuk gosok gigi malam.

Sesampainya di kamar mandi Ghazi bergegas menggosok giginya. Sedangkan Hafiz dengan santai menggosok giginya pelan-pelan.

"Yee! Aku dulu yang selesai menggosok gigi, berarti aku yang menang," kata Ghazi.

"Aku, loh gak lomba menang-menangan, weeek!" kata Hafiz dengan tenang.

"Huuuuu, kalau kalah gak mau lomba, alasan kamu Fiz,"  ejek Ghazi.

"Huuuz sudah malam, ayo baikan!" kata Ratna.

"Kita gak bertengkar kok, Mi," kata Ghazi. "Hanya berlomba," lanjut Ghazi.

"Baiklah!"
"Coba Umi lihat giginya sudah gosok gigi atau cuma pura-pura," kata Ratna.

"Hiiii! Haaa!" kata Ghazi dengan menunjukkan giginya yang sudah digosok.

"Siip! Jempol dua buat Mas Ghazi," kata Ratna sambil mengangkat kedua jempolnya.

"Alhamdulillah," balas Ghazi dengan langsung membaca doa tidur lantas terjun ke kasur empuknya.

"Hafiz juga sudah bersih, Mi. Ini lihat!" kata Hafiz sambil menunjukkan giginya.

"Oh, iya! MasyaAllah anak hebat. Terima kasih ya, Nak! Sekarang waktunya tidur!" ucap Ratna.

Dengan tak banyak kata-kata lagi, Hafiz pun juga ikut terjun ke pulau kapuk nan empuk. 

Baca juga:

0 Comments: