Headlines
Loading...
Oleh. Rahma Ummu Zubair

"Hiiii, Ghazi aurat," kata Sarah dengan menunjuk lutut Ghazi yang tersingkap. 

"Ini, sudah aku tutup. Cuma gak sengaja kok Mbak," kata Ghazi membela diri.

"Makanya pakai celana panjang, Zi," kata Sarah.

"Ini loh kalau aku berdiri bisa menutupi lutut, Mbak," kata Ghazi.

"Iya tapi kalau duduk jadi naik celananya," kata Sarah.

Ghazi pun masuk kamar untuk mengganti celananya dengan yang lebih panjang. Melihat hal itu Ratna memuji Ghazi karena mau berpakaian syari.

"MasyaAllah, semoga Allah izinkan Mas Ghazi istikamah dalam ketaatan," kata Ratna.

"Aamiin ya rabbal alamin, " balas Ghazi. "Alhamdulillah, Mbak Sarah tadi mengingatkan," kata Ghazi

"Wah Alhamdulillah Sarah sudah bisa belajar berdakwah ya," kata Ratna.

"Iya, Mi. Itu Mbak Sarah datang," 

"Ghazi, main yuk!" ajak Sarah dari luar rumah.

"Ayo, Mbak," jawab Ghazi.

"Loh, Mbak! Malu!" kata Ratna melihat pakaian Sarah yang tidak syari, hanya menggunakan kaos dan celana pendek.

"Mana kerudungnya Mbak Sarah yang cantik?" tanya Ratna.

"Hehehe, iya sih, Te! Tapi Aku lagi gerah, Te," kata Sarah dengan sedikit malu-malu.

"Loh, Mbak loh hebat, bisa ingatkan Ghazi untuk menutup aurat sempurna," kata Ratna.

"Iya, Te! Tapi aku lagi gerah banget, Te," kata Sarah.

"Tapi Mbak Sarah tau kan, tentang batasan aurat bagi perempuan untuk ditutup dengan pakaian syari?" tanya Ratna.

Sarah menganggukkan kepalanya seraya berkata, "Semua badan ya, Te?"

"Betul, kecuali telapak tangan dan wajah,  pakaian syarinya dipakai saat keluar rumah dan dihadapan selain mahrom loh, Mbak," kata Ratna.

"Hehehe iya, Te. Nanti saja, aku mau main dulu," kata Sarah.

Sarah pun berlari menjauh untuk pergi bermain. 

Hingga siang menjelang sore, Sarah dan Ghazi terus bermain dengan adik-adiknya. Mereka asik bermain hingga lewat waktu salat Asar berjamaah.

"Loh, Mas Ghazi belum selesai bermain? Padahal ini loh sudah pukul setengah lima sore. Ayo, Nak mandi terus salat!" kata Ratna dengan nada yang agak terpancing amarah karena Ghazi tak kunjung mau mengerjakan salat.

"Iya, Mi," jawab Ghazi yang masih serius bermain lumpur di halaman belakang rumah.

Dan waktu terus berlalu hingga, Sarah pun dijemput pulang untuk mandi dan bersih-bersih diri. 

"Ayo, Mas Ghazi juga sudah mainnya, ya! Biar gak ketinggalan waktu untuk salat Asar. Ini tinggal dikit waktunya. Bentar lagi Magrib loh," kata Ratna.

"Hah? Iya Mi," bergegas Ghazi menuju kamar mandi untuk bersih-bersih diri.

Menjelang Magrib, seusai salat Asar, Ghazi kembali bermain dengan Sarah. Kali ini Sarah menggunakan hijab syari lengkap dengan kerudung lebar nan panjang.

"Wah, MasyaAllah, Mbak Sarah kah ini?" kata Ratna dengan rasa kagum dan menghargai amal ibadah Sarah dalam belajar menutup auratnya.

"Hehehe, iya Te," jawab Sarah dengan agak malu-malu saat dilihat Ratna.

"Wah, insyaAllah cantik sampai surga ini, Mbak," kata Ratna.

"Aamiin, Tante. Tante juga, bahkan setiap hari menggunakan kerudung lebar dan baju kurung, semoga kita bisa bertemu di surga ya, Te," kata Sarah dengan mantap.

"MasyaAllah, tabarakallah! Aamiin ya rabbal alamiin," jawab Ratna.

"Jangan lupa kita juga minta sama Allah agar senantiasa istikamah dalam ketaatan. Baik amalan wajib maupun sunnah," lanjut Ratna.

"Iya, Te, aamiin ya rabbal alamin, semoga Bundaku juga bisa istikamah dalam  berpakaian syari hingga ke surga, kita ke surga bareng-bareng ya, Te?" kata Sarah.

"InsyaAllah, aamiiin," balas Ratna.

Sarah pun kembali pulang ke rumahnya saat terdengar azan magrib berkumandang. Dan Ghazi berangkat ke masjid bersama abinya untuk menunaikan ibadah salat magrib berjamaah.

Baca juga:

0 Comments: