Oleh. Iis Nopiah Pasni
Hari Sabtu cuaca mendung. Abi dan Hani hanya bermain di rumah. Bunda mereka tak mengizinkan main di luar karena keduanya masih batuk pilek.
Dibteras depan, keduanya bermain bersama kucing kesayangan mereka. Namanya Si Memey.
Sesaat kemudian, Bunda Isna ke teras sambil membawa kemasan plastik berisi makanan kucing dan sebuah gunting. Bunda Isna menggunakan gunting tersebut untuk membuka kemasan plastik makanan kucing itu. Perlahan, Bunda Isna menaruh ke dalam wadah makanan kucing tersebut.
"Bun, kalau Si Memey 'kan di rumah kita dikasih makan dan minum," kata Abi saat bundanya memberi makan kucing.
"Hmm, kalau ...?" tanya Bunda Isna sambil menutup kembali kemasan plastik makanan kucing itu.
"Nah, kalau kucing liar itu siapa yang kasih makan?" tanyanya polos.
"Kan nggak ada yang kasih makan, kok masih sehat malah ada yang gendut?" kata Abi makin penasaran.
"Ar rizki minallah. Rizki itu dari Allah," kata Bunda Isna sambil mendekati kedua anaknya.
"Maksudnya gimana, Bun?" tanyanya makin penasaran.
"Maksudnya, semua kucing dan semua makhluk hidup itu semuanya sudah dijamin oleh Allah rezekinya," kata Bunda Isna.
Abi mengangguk lalu tersenyum dan bertanya lagi. "Apakah semua makhluk itu pasti ada rezekinya, Bun?"
"Iya, setiap yang bernyawa pasti ada rezekinya, itu janji Allah," kata bunda menjelaskan.
"Jadi Si kucing liar juga dikasih makan sama Allah?" kata Abi setengah bergumam.
"Allah kasih makanannya bisa lewat Abi, misalnya Abi membuang sisa makanan seperti kepala ikan, terus kucing liarnya makan sisa ikan itu. Begitu ya, Bun?" tanyanya lagi.
"Ya Bang, bisa juga begitu," jawab Bunda.
Tak lama terdengar suara kucing mengeong ternyata itu kucing milik Farel, temannya Abi. Kucing itu diberi nama Si Wilo.
Si Wilo bergerak mendekati piring tempat makan Si Memey. Abi langsung memberikan makan untuk Wilo dan ditaruh di tempat lain.
"Nah lihatlah Bun, Si Wilo ini Allah kasih rezeki karena main ke sini," kata Abi sambil tersenyum dan mengelus kepala si Wilo.
Si Wilo anteng dan tak marah. Ia sudah kenal dengan Abi karena Abi biasa memberinya makan. Si Wilo asyik makan makanannya.
Dik Hani juga mengelus Si Wilo dan Si Memey. Karena gemas, Si Memey langsung dipeluknya.
"Adik, peluknya nanti. Si Memey mau makan dulu," kata Bunda Isna pada Si bungsu.
Dik Hani lalu melepaskan pelukannya. Si Memey melanjutkan makannya dengan cepat.
"Bun, ternyata si Wilo udah punya anak," kata Abi.
"Ada berapa anaknya?" tanya Bunda.
"Anaknya itu ada dua, Bun," jawab Abi sambil menambahkan makanan untuk Si Memey dan si Wilo.
"Alhamdulillah ya, Si Wilo udah punya anak," jawab Bunda Isna lagi.
Abi dan Hani main hari ini hanya main di teras depan rumah mereka bersama kucing kesayangan mereka dengan bahagia. Tiba-tiba, Abi punya ide membuat mainan untuk kucing mereka.
Mainan tersebut berupa kayu yang diikat tali, lalu si ujungnya ada bulu ayam yang diikat ke tali, Si Memey sibuk mengejarnya. Sesekali terdengar suara Abi dan Dik Hani berebut memegang kayu tersebut. Si Memey berlari ke sana ke mari mengikuti gerakan bulu ayam. [ ]
0 Comments: