Headlines
Loading...
Oleh. Wa Ode Sukmawati,S.E

Stunting merupakan masalah serius yang hingga saat ini belum bisa diselesaikan di Indonesia. Berbagai cara dan ide telah dikerahkan oleh pemerintah untuk mengatasi persoalan ini. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah daerah perlu terus menggencarkan kampanye untuk mengajak masyarakat gemar makan ikan guna mencegah dan menurunkan prevalensi stunting. "Ikan memiliki kandungan protein hewani yang sangat tinggi yang sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan otak anak," kata Muhadjir dalam keterangannya di Jakarta. Tirto.id (Minggu, 12/3/2023)

Karena itu, kata Muhadjir, kampanye, sosialisasi, dan edukasi yang gencar mengenai manfaat makan ikan dan protein hewani lainnya diharapkan akan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan bergizi seimbang untuk mencegah stunting.

Sebagaimana yang diketahui, prevalensi stunting di Indonesia saat ini berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) adalah 21,6 persen. Tentu angka ini masih jauh dari target pemerintah untuk menurunkan angka stunting yakni 14% di tahun 2024. 

Di tengah ramainya seruan mengkonsumsi ikan untuk mengatasi stunting, pemerintah seolah lupa bahwa  Indonesia memiliki masyarakat miskin yang jumlahnya terbilang sangat banyak. Jangankan untuk mengkonsumsi ikan, membeli makanan pokok seperti beras pun sangat sulit dilakukan. Masyarakat saat ini masih jauh dari kesejahteraan, memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja belum tentu mampu. Apalagi untuk mengkonsumsi makanan yang memiliki gizi seimbang setiap harinya. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) presentase penduduk miskin di Indonesia naik menjadi 9,57% atau sebanyak 26,36 juta orang berada dibawah garis kemiskinan.

Penyebab utama stunting di Indonesia adalah karena asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak. Maka, sudah selayaknya pemerintah dapat menjamin masyarakat untuk bisa mendapatkan makanan bergizi dan bernutrisi tersebut setiap harinya. Bukan hanya sekedar ajakan yang membuat masyarakat harus putar otak terlebih dahulu bagaimana cara membeli makanan tersebut.

Mencegah stunting tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, apakah hanya dengan mensosialisasikan berbagai macam ide makanan sehat pencegah stunting dapat mengatasi masalah ini, tanpa memikirkan apakah masyarakat sanggup membeli makanan tersebut atau tidak? Padahal yang menjadi persoalan utama adalah kemiskinan yang masih menjamur ditengah-tengah masyarakat yang harus segera dimusnahkan terlebih dahulu.

Sistem ekonomi kapitalisme saat ini telah menciptakan kemiskinan secara struktural, rakyat hanya dijadikan sapi perah. Terciptanya kesejahteraan rakyat hanya dipandang sebelah mata, sebab sistem kapitalisme hanya berpihak pada para pemilik modal. 

Sedangkan dalam Islam, anak dipersiapkan untuk menjadi calon pemimpin umat sehingga negara mampu menyediakan kebijakan untuk menciptakan generasi yang berkualitas termasuk mencegah terjadinya stunting.

Islam juga adalah agama yang memancarkan peraturan. Oleh karena itu Islam telah menetapkan peraturan bagaimana mengatasi berbagai persoalan  kehidupan secara detail. Termasuk memastikan kebutuhan vital setiap masyarakat terpenuhi.

Islam memandang penjagaan jiwa manusia adalah bagian dari tanggungjawab negara. Oleh karena itu, negara wajib menyelenggarakan kehidupan yang sehat dengan cara memastikan seluruh kebutuhan vital rakyat berupa sandang, pangan dan papan harus terjamin. Sehingga dengan begitu problem stunting tidak akan muncul.

Kemudian negara menyiapkan lapangan pekerjaan. Negara akan menyalakan alarmnya kepada lelaki baligh atau kepala keluarga yang tak memiliki pekerjaan untuk diberi keterampilan sehingga mereka dapat bekerja. Dengan begitu, para ibu yang berdiam diri di rumah tidak perlu bingung dan khawatir kebutuhan gizi anak tidak tercukupi. Sebab negara telah menyiapkannya untuk para pencari nafkah. [ ]

Baca juga:

0 Comments: