Headlines
Loading...
Geng Motor Beraksi, Potret Rusaknya Generasi Masa Kini

Geng Motor Beraksi, Potret Rusaknya Generasi Masa Kini

Oleh. Ummu Zahra Fikr

Pemuda adalah harapan bangsa. Begitu ungkapan yang sering kita dengar. Sosok pemuda dengan potensinya yang besar memiliki peran penting dalam kehidupan sebuah bangsa. Maju mundurnya sebuah bangsa bergantung pada kondisi para pemudanya. Apabila pemudanya berjiwa maju, besar, dan berkepemimpinan, maka bangsa tersebut akan maju, besar, dan mampu memimpin peradaban dunia.

Namun fenomena geng motor yang marak saat ini sangat membuat kita sedih dan resah. Berbagai tindakan amoral dan kriminalitas dilakukan. Bahkan sudah di luar batas dan nalar. Hal ini menjadi potret buram bagaimana rusaknya generasi muda masa kini.

Di Bogor, pemuda berinisial LA (21) mengalami luka bacokan usai diserang sekelompok orang tidak dikenal di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor. Kasus ini masih dalam penyelidikan oleh polisi. Kapolsek Cibinong Kompol Adhimas Sriyono Putra mengatakan peristiwa penyerangan itu terjadi sekira pukul 02.00 dini hari tadi. Ketika itu, korban diketahui sedang nongkrong bersama teman-temannya. Tiba-tiba, rombongan motor tersebut berbalik arah dan menyerang ke arah korban beserta teman-temannya. Alhasil, korban mengalami luka bacokan senjata tajam di bagian kepala dan punggung.  (SINDOnews.com, 11/2/2023).

Tawuran antar geng motor pun sering terjadi. Contohnya di Jl. Raya Sidabowa, Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, pada 9 Januari 2023. Mereka membawa senjata tajam yang membahayakan keselamatan jiwa.(suarapurwokerto.id, 9/1/2023).

Fenomena geng motor ini tak hanya terjadi di tahun ini. Namun tahun-tahun sebelumnya pun sudah mulai merebak.

Ada Apa dengan Pemuda?

Dunia remaja (pemuda)  penuh dengan gejolak dan semangat. Energi mereka berlebih sehingga butuh untuk tersalurkan. Orang tua dan lingkungan sekitar harus mampu memberikan dukungan dan motivasi. Agar energi mereka disalurkan pada hal yang tepat. 

Jika pemuda minim dukungan dari orang sekitarnya maka yang terjadi adalah sebaliknya. Ya, pemuda bisa terjebak pada energi negatif.

Menurut Psikolog dari RSUD Margono Soekarjo, Dita, mengapa ada remaja yang masih di bawah umur terlibat dalam kasus perkelahian? Hal ini berpangkal dari persoalan di dalam keluarga yang kurang cukup memberikan perhatian kepada remaja. 
Dari kasus ini, perhatian keluarga sangat penting agar anak-anak tidak mencari perhatian dari luar. Jika mendapat dari kelompok yang salah, maka potensi kenakalan remaja semakin besar.
"Perhatian tidak harus berupa materi, tetapi lebih pada menjaga dengan siapa dia bergaul, kemana mereka pergi dan sebagainya.(Liputan6.com pada 22 Maret 2022).

Cengkraman Sekuler Liberalisme

Aksi geng motor yang marak terjadi adalah satu persoalan dari banyak persoalan amoral yang menimpa generasi saat ini. Kondisi ini tak lepas dari kehidupan sekuler saat ini. Yaitu, pemahaman yang memisahkan agama dari kehidupan.

Kehidupan sekularisme telah mencengkram masyarakat bahkan para pemuda bangsa ini. Agama hanya digunakan untuk mengatur ibadah mahdah saja seperti salat, puasa, haji. Untuk urusan yang lain tidak boleh bawa-bawa agama. Dari sinilah kemudian  lahir pemikiran dan perilaku liberalisme (kebebasan).

Walhasil generasi muda kehilangan jati dirinya. Mereka bebas tanpa batas. Bebas bertingkah laku sesuka hati tanpa memperhatikan rambu-rambu agama. Tidak peduli batasan halal haram dan bebas menyalurkan eksistensinya. Meskipun dengan cara yang brutal dan anarkis. Karena orientasi mereka hanyalah mengejar kesenangan hidup duniawi saja. Inilah potret kebobrokan generasi muda saat ini yang semakin jauh dari agama.

Padahal masa depan umat ini ada di tangan generasi muda. Oleh karena itu menyelamatkan mereka dari sekuler liberalisme dan mengembalikan jati dirinya adalah tanggung jawab bersama. Tanggung jawab bagi keluarga, masyarakat, dan negara.

Sayangnya, solusi dari maraknya aksi geng motor yang sangat meresahkan masyarakat ini belum sampai ke akar masalah. Solusi yang diberlakukan saat ini masih bersifat parsial. Seperti menindak geng motor dan memberi sanksi. Ternyata upaya itu tak cukup memberikan efek jera. Lantas bagaimana seharusnya?

Islam Mencetak Generasi Muda yang Berkualitas

Maraknya geng motor sangat erat kaitannya dengan sekularisme. Maka, sekularisme yang mencengkram pemuda harus segera dihilangkan. Dengan apa? Tentu dengan mengembalikan agama (Islam) sebagai pengatur kehidupan. Islam adalah agama paripurna dengan seperangkat aturan yang telah Allah siapkan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan. Aturan dari bangun tidur sampai bangun negara ada dalam Islam.

Dengan Islam generasi yang berkualitas pun bisa terwujud karena:

Pertama, ada peran keluarga Muslim. Keluarga adalah miniatur umat pertama dan utama dalam pendidikan generasi. Di dalam keluargalah penanaman pondasi akidah dibentuk pertama kali. Oleh karena itu peran dan tanggung jawab orangtua sangatlah penting. Penting dalam pengasuhan dan pendidikan. Terutama bagi remaja yang baru tumbuh dan butuh pengarahan dalam pencarian jati dirinya.

Ayah sebagai kepala keluarga bertanggung jawab menjaga anak dan seluruh anggota keluarga agar selamat di dunia dan akhirat. 

Seperti firman Allah Swt dalam QS. At-Tahrim ayat 6:
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari neraka."

Begitu pula ibu punya peran sebagai pendidik pertama dan utama di dalam rumah. Ibu berupaya menjadikan anak-anaknya sebagai generasi khoiru ummah dengan kepribadian Islam. 

Orang tua harus bersinergi untuk mendidik anak-anaknya. Harapannya anak-anak tidak hanya sukses dunia tapi juga akhiratnya. Mereka menjadi penyejuk hati orang tua, cerdas, dan generasi dambaan umat.

Kedua, ada peran masyarakat. Masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga dan melindungi pemuda. Ya, dengan aktivitas amar makruf nahi mungkar, tolong menolong, empati, dan saling berkasih sayang. Selain itu dalam masyarakat Islam, pola pikir, pola sikap, dan aturan yang ada adalah Islam. Syariat Islam sebagai bingkai dalam seluruh aktivitas. Rida Ilahi menjadi tujuan utamanya. Sehingga kecil kemungkinan tercipta lingkungan negatif seperti pencurian, pornografi, miras, pemerkosaan, bullying dan segala bentuk kemaksiatan yang biasa menjangkiti masyarakat. 

Ketiga, ada peran negara. Fungsi negara adalah sebagai pengurus dan pelindung umat. Seluruh kebutuhan umat, mulai dari sandang, pangan, papan, kesehatan, keamanan, dan pendidikan dijamin oleh negara. Negara dengan sumber kekayaan yang melimpah ruah apabila dikelola dengan baik akan mampu mencukupi seluruh kebutuhan masyarakat. Tidak akan terjadi kemiskinan dan kesulitan hidup yang membuat pemuda terjerumus ke dalam pergaulan negatif.

Negara mewujudkan sistem pendidikan yang mampu mencetak pemuda berkepribadian Islam. Sistem pendidikan Islam dengan kurikulum berbasis akidah. Menjadikan agama sebagai menjadi pedoman. Maka dari sini akan lahir para ulama dan intelektual yang mampu memberikan kontribusi terbaiknya untuk umat manusia.

Selain itu negara juga memfilter segala informasi atau konten digital. Mana konten yang boleh disiarkan dan tidak boleh disiarkan. Sehingga keberadaan media pada era digital menjadi upaya siar yang sangat efektif demi menjaga suasana keimanan masyarakat, termasuk para pemuda. Konten-konten nirfaedah, apalagi konten haram seperti pornografi, tayangan kekerasan, dan tayangan  yang merusak akal generasi muda jelas terlarang untuk ditayangkan. 

Inilah indahnya sistem Islam yang mampu menaungi generasi muda. Mereka tidak akan kehilangan arah. Mereka tahu untuk apa diciptakan dan apa visi misi hidupnya. Sehingga yang ada bukanlah generasi rusak, namun generasi cemerlang di masa depan.

Wallahu a'lam bishawab.

Baca juga:

0 Comments: