OPINI
Israel Semakin Menggila, Umat Butuh Kh!l4f4h
Oleh. Yala
Sudahkah kamu tahu kondisi saudara-saudara kita di Palestina? Ya, kita pasti sudah sering kali mendengar betapa tragisnya kondisi saudara-saudara kita di sana. Tiada kata aman untuk setiap detiknya. Israel, musuh kaum Muslim tak kenal belas kasih, bahkan tak punya jiwa kemanusiaan. Lantas, apakah hanya langkah pragmatis yang pantas kita lakukan? Atau langkah visioner?
Serangan berdarah zionis Israel kembali meneror warga Palestina. Kali ini terjadi pada Rabu pagi, 22 Februari 2023 di Nablus, Tepi Barat. Serangan mematikan ini terjadi selama kurang lebih 4 jam dan telah menewaskan setidaknya 11 warga Palestina dan lebih dari 80 orang mengalami luka tembak. Beberapa yang tewas ditembak merupakan warga sipil, termasuk pria lanjut usia dan pemuda, Adnan Saabe Baara (72 tahun), Abdul Hadi Ashqar (61 tahun), dan Mohammad Shaaban (16 tahun). Serangan ini menjadi salah satu serangan militer paling mematikan di Tepi Barat. (bbc.com/news/world-middle-east-64732006, 23/2/2023).
Hal serupa juga terjadi hampir sebulan sebelum serangan di Nablus, tepatnya di kamp pengungsian Jenin, Tepi Barat pada 26 Januari 2023 lalu. Serangan di Jenin telah menewaskan 9 orang, termasuk 2 anak-anak dan seorang wanita. Dua bulan pertama di 2023 ini menjadi teror yang paling mematikan sejak tahun 2000 dengan telah menewaskan 62 warga Palestina, termasuk 13 anak-anak dan wanita, serta ratusan menderita luka-luka. (aljazeera.com/news/2023/2/23).
Tak hanya teror serangan mematikan, Israel juga membuat keputusan semena-mena yang merugikan Palestina. Pekan lalu, Israel melegalkan 9 pos pemukiman di Tepi Barat, Palestina dan menyetujui perencanaan serta pembangunan hampir 10.000 unit rumah baru. Keputusan ini telah mendapat kecaman dari banyak negara. Namun Amerika Serikat, yang memberikan bantuan militer milyaran dolar kepada Israel, belum berkomentar terkait hal ini. Akan sangat memalukan bagi AS jika terpaksa menggunakan hak veto-nya di Dewan Keamanan PBB untuk melindungi Israel, seperti sebelum-sebelumnya. (bbc.com/news/world-middle-east-64654635 ,21/2/2023).
Israel juga telah mengeluarkan undang-undang untuk mencabut kewarganegaraan orang Arab-Israel yang dihukum karena terorisme dan yang mendapatkan keuntungan dari Palestinian Authority (PA). Hal itu membuka peluang bagi Israel untuk mengusir warga Palestina di Yerusalem Timur yang telah diduduki. Para kritikus mengatakan undang-undang tersebut rasis dan melanggar hukum internasional dengan membuat orang kehilangan kewarganegaraan. (bbc.com/news/world-middle-east-64654634).
Kekejaman Israel tidak lepas dari dukungan negara adidaya saat ini, yaitu Amerika Serikat. Israel bagaikan "anak emas" bagi AS yang bertugas untuk menjaga kepentingan-kepentingan AS di negeri-negeri kaum Muslim. Meskipun peran aktif AS dari masa ke masa mengalami perubahan, namun AS tetap menunjukkan posisinya yang pro-Israel. Israel sudah sejak lama menjadi aset AS dalam melawan oposisinya di Timur Tengah. Militer Israel banyak diandalkan oleh AS dalam peperangan dengan negara-negara Arab.
Sejak dekade 1990-an Amerika Serikat menjadi fasilitator atau penyedia jasa mediasi antara Palestina-Israel dalam perundingan perdamaian. Terjadi 8 kali perundingan sejak 1993-2010 namun tak kunjung menemukan pemecahan masalah dan mencapai kesepakatan. Salah satu faktor penyebab tidak tercapainya kesepakatan adalah kaburnya objektivitas AS sebagai fasilitator/mediator dan tendensinya kepada Israel.
Saat ini Joe Biden mengusung penyelesaian Palestina-Israel dengan two-state solution sebagai langkah membangun objektivitas kembali oleh Pemerintahan AS. Two-state solution adalah suatu solusi untuk penyelesaian konflik Palestina-Israel untuk dapat hidup berdampingan dengan saling mengakui kedaulatan masing-masing. Solusi tersebut sebenarnya merupakan bentuk pengkhianatan, karena pada dasarnya mensyaratkan pengakuan terhadap berdirinya Israel, yang notabene adalah negara penjajah atas Palestina. Seperti yang telah diketahui, Khalifah Umar bin Khattab ra telah menaklukkan dan menjadikan tanah Palestina sebagai kharaj, yaitu tanah milik kaum Muslim di seluruh dunia, yang statusnya tidak akan berubah hingga hari kiamat.
Dari sinilah kaum Muslim harus menyadari bahwa kecaman, hubungan diplomatik, atau berharap perdamaian kepada PBB bukanlah solusi. Pasukan militer hanya bisa dihadapi dengan pasukan militer juga, begitu pula pendudukan/penjajahan juga hanya bisa dihentikan dengan pasukan militer. Problematika Palestina ini semakin memburuk disebabkan hancurnya persatuan umat Muslim seluruh dunia pada tahun 1924, yaitu Kh!l4f4h.
Problematika Palestina merupakan tanggung jawab seluruh kaum Muslim di dunia. Pembebasan Palestina dari penjajahan pernah terjadi di era Kekhilafahan Abbasiyah oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi. Hanya dalam satu komando perjuangan, yaitu Khalifah, tanah Palestina bisa kembali dibebaskan. Hanya Kh!l4f4h harapan dan solusi sempurna kaum Muslim untuk melindungi setiap kehormatan dan kemuliaannya. Dan hanya Kh!l4f4h yang mampu melindungi umat Islam dari segala bentuk penjajahan. Maka sekarang yang harus kita lakukan adalah melakukan perjuangan demi tegaknya institusi penyelamat Palestina, yaitu Kh!l4f4h Islamiyah. Allahu Akbar!!!
Wallahu a'lam bishawab.
0 Comments: