Headlines
Loading...
Oleh. Elia Ummu Izzah

Pagi ini, Dea ngambek sekolah. Sekarang seringkali ini anak mogok kegiatan hariannya. Kadang enggak mau ngaji kadang enggak mau sekolah.

Dea sebetulnya anak yang rajin, tapi yang namanya anak kadang dihinggapi rasa malas. Ada saja yang dijadikan alasan untuk tidak berangkat. 

"Bu, nanti Dea mau di jemput lho pulang sekolahnya" pesan Dea kepada ibu sebelum masuk kelasnya. 

Ibunya diam tidak menanggapi. Biarlah agar tidak menjadi besar. Bila ibunya mengiyakan, takut tidak bisa melaksanakan janjinya. Bila ditolak, tentu saja Dea menjadi tidak mau sekolah. Ibunya menjadi serba salah. Akhirnya begitulah keputusan Ibu, diam tidak mengiyakan tidak pula menolak. Berharap Dea melupakan keinginannya untuk dijemput.

**

Sekitar pukul 11.45, Dea sampailah dirumah. Kali ini ibunya berusaha di rumah saja. Tugas di luar, dideledasikan kepada yang lain. Hari itu, ingin berkonsentrasi dengan pekerjaan rumah.

"Assalamu'alaikum.." ucap Dea ketika sudah berada di ambang pintu. 

"Wa'alaikumussalam warahmatullah" jawab ibunya.

"Eh, Dea sudah pulang. Sepatunya dilepas, taruh di tempat sepatu, tas ditaruh tempatnya, ganti baju dan cuci kaki dan tangan" serta merta nasehat ibunya.

" Ya, Bu" jawabnya.

Dea menuruti nasehat ibunya, karena Dea hari ini merasa senang ibunya ada di rumah.

**

Dea bila tidak diingatkan, kadang menjadi lupa. Pulang, taruh sepatu sembarang. Demikian pula tas. Setelah itu, cepat-cepat keluar rumah, ke sepupunya bermain bersama. Dia juga enggak mau ganti baju. Apa yang sering terjadi? Baju tetap kotor jadinya dan bila akan dipakai kebingungan. Bahkan pernah terjadi, ketriwal entah dimana, dicari-cari tidak ketemu, dengan keterbatasan waktu tetap tidak ketemu. Imbasnya, mogoklah ia sekolah.

Suatu waktu, ada buku yang enggak ada, kadang topi/dasi yang ketriwal, kadang baju seragam atasan/bawahan yang enggak ada satu. Kali ini yang tidak ada adalah kerudung coklat. 

**

Dea pulang sekolah, tidak dijemput orangtuanya. Ia berinisiatif jalan saja bersama temannya. Di tengah jalan, dua temannya mengajak untuk bermain ke rumah salah seorang. Diapun bermain. Di rumah temannya, baju seragam dilepas dan ia dipinjami baju oleh temannya. Ketika pulang ia kelupaan, seragam tidak dibawa pulang.

**

Esok harinya, ketika mau berangkat sekolah, ibunya kalang kabut dibuatnya mencari seragamnya tidak ketemu-ketemu. Tiba-tiba Dea ingat dan memberitahu ibunya.

"Bu, baju seragam Dea di tempat Zaza. Cepet ibu ambil ke sana." kata Dea.

"Lho kok bisa?" tanya ibunya.

"Iya kemarin, aku main dan lupa enggak dibawa pulang." imbuhnya kemudian.

"Dea...Dea...bikin ibu repot aja" gerutu ibunya.

Serta merta ibunya bersiap siap ganti baju, memakai kerudung, kaos kaki, mengambil kunci motor dan mengeluarkan motor untuk segera ke tempat temannya.

Diambilnya baju coklat Pramuka dan kerudung coklat di rumah temannya. Pas kebetulan Ibu bertemu dengan Mamanya Zaza. Mama Zaza menceritakan kalau anak-anak memang kemarin bermain bersama.  Supaya seragam tidak kotor, maka mereka berniasiatif ganti baju dan Zaza meminjami baju miliknya untuk kedua temannya. Kemudian baju seragam semua di tinggal di tempat Zaza dan namanya anak-anak setelah bermain lupa mengambil kembali dan langsung pulang.

Alhamdulillah Mama Zaza baik dan tak lupa Ibu Dea meminta maaf atas perilaku putrinya yang sudah membuat repot Mama Zaza.

Ibu hanya membawa seragam atasan dan bawahan, sedangkan kerudungnya tidak ada.

"Mana kerudungnya Bu?" 

Ibu menjelaskan bahwa kerudungnya tidak ketemu. Dea, menangis dan ngambek. 

"Dea ga mau kerudung lain. Dea maunya kerudung Dea yang biasa dipakai" ucapnya dengan wajah cemberut.

"Sudahlah, pakai yang lain saja, kan banyak kerudung coklat. Yang penting warnanya coklat, berarti sudah cocok dan tidak melanggar aturan sekolah" demikian penjelasan Ibu.

"Tidak mau!" Dea tetap bersikeras.

"Dea tidak mau berangkat sekolah!" ketusnya. Akhirnya ucapan ini yang terucap di mulut Dea.

"Dea-Dea, jangan begitu. Nanti kamu ketinggalan pelajaran lho," bujuk ibunya.

"Ya enggak apa-apa" timpalnya.

Ibunya mencari akal dengan keputusan Dea. Berhubung waktu sudah menunjukkan pukul  7 pagi lebih, akan sulit untuk tetap berangkat sekolah. Apalagi sudah terlambat. 

Ibu membuat kesepakatan dengan Dea.

"Baiklah, hari ini boleh Dea tidak ke sekolah. Tetapi jangan diulangi. Lain kali Dea harus mempersiapkan keperluan sekolah dengan baik, kerudung dan seragam tempatkan dan tata ditempatnya. Buku-buku dan alat perlengkapan sekolah demikian pula. Bila bermain, ijin dahulu dengan Ibu dan pulang lebih dahulu ganti seragam dengan baju bermain. Dan jangan senang tidak masuk sekolah. Ingat, rajin pangkal pandai, malas pangkal bodoh" 

Dea terdiam dan mendengarkan dengan seksama nasihat ibunya.

"Baiklah Bu, Dea berjanji"

Ibunya pun luluh, kemudian memeluk putrinya dengan rasa sayang. 
"Nah begitu. Ini baru putri ibu."


Cilacap, 17 Februari 2023

Baca juga:

0 Comments: