Headlines
Loading...

Oleh. Hj. Epi Lisnawati SP, MPd ( Praktisi Pendidik Anak Usia Dini)

Bulan Ramadan yang agung nan mulia sebentar lagi menyapa. Maka, sudah semestinya setiap muslim menyambutnya dengan penuh sukacita. Mempersiapkan seluruh anggota keluarga untuk menyambut bulan mulia ini, termasuk mempersiapkan anak-anak untuk berlatih berpuasa dengan nyaman, sehat, senang.

Anak merupakan amanah dari Sang Illahi Rabbi yang harus dididik dan dijaga dengan baik sesuai dengan fitrahnya. Setiap orang tua pasti berharap yang terbaik bagi buah hatinya, baik untuk dunianya maupun akhiratnya. Berharap mereka menjadi anak yang shalih taat pada Allah dan Rasul-Nya serta gemar beribadah. Salah satu ibadahnya yaitu melaksanakan puasa Ramadan. 

Selanjutnya, bagaimana kiat melatih anak berpuasa? Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua di antaranya yaitu:

Pertama, memahamkan kepada anak kenapa mereka harus berpuasa. Caranya yaitu dengan  mengajarkan anak tentang akidah khususnya rukun Islam. Rukun Islam, salah satunya yaitu puasa dan mengajak mereka untuk mengamalkannya. Dari Abu Abdurrahman bin Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata :“Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
“Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu: Syahadat bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, membayar zakat, puasa Ramadan, dan berhaji ke Baitullah al Haram”.

Puasa merupakan perintah Allah sebagaimana firman Allah di QS Al-Baqarah ayat 183 artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".

Kedua, memahamkan anak tentang hakikat puasa dan keutamaan-keutamaannya. Puasa dalam pengertian bahasa adalah menahan dan berhenti dari sesuatu yang dilarang. Sedangkan menurut istilah agama artinya menahan dari segala hal yang membatalkan puasa, yaitu makan, minum dan hubungan suami istri. 

Waktu puasa adalah sejak terbit fajar (waktu subuh) hingga matahari terbenam. Dengan kata lain, sejak masuk waktu Subuh hingga masuk waktu Maghrib dan disertai dengan niat. Kemudian sampaikan pula kepada anak-anak tentang hal-hal yang bisa membatalkan puasa. Tekankan bahwa puasa untuk Allah, dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengawasi orang-orang yang sedang berpuasa. Bahasa yang digunakan ketika menyampaikan tentang hakikat puasa ini yaitu bahasa yang sederhana agar mudah dimengerti anak-anak. Salah satu media yang bisa digunakan yaitu buku cerita.

Ketiga, menyemarakan suasana rumah jelang Ramadan dengan segala hiasan  pernak-pernik yang ceria dan menarik Misalnya dengan menggantungkan hiasan karton atau spanduk kecil dengan penuh warna warni bertuliskan “Marhaban Ya Ramadan". Bisa juga dengan hiasan balon di berbagai sudut rumah. Menempel do'a sahur dan doa berbuka di dinding, kemudian mengajak anak-anak untuk menghafalnya bersama-sama.

Keempat, melatih berpuasa sejak dini dan  secara bertahap. Melatih anak puasa Ramadan bisa dimulai dari usia 5 tahun. Puasa yang dilajukan secara bertahap dari 4-6 jam. Awalnya berpuasa sampai pukul 10.00, kemudian sampai setengah hari, berikutnya  puasa penuh satu hari. Melatih puasa ini disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi anak. 

Kelima, membuat suasana sahur yang menyenangkan untuk anak. Misalnya, dengan menyediakan menu kesukaan anak, suasana ruang makan yang berbeda dari biasanya. Bisa juga sambil menayangkan video atau film anak-anak yang islami.

Pada saat sahur anak harus dibangunkan 
paling tidak 30 menit atau 45 menit sebelum  imsak, sehingga anak memiliki cukup waktu untuk makan sahur. Sahur juga perlu dilakukan secara bertahap. 

Keenam, menyediakan makanan sehat, bergizi dan disukai anak. Hal ini sangat penting, karena anak akan bersemangat ketika dia mengonsumsi makanan kesukaannya. Orang tua bisa membuat daftar menu sahur dan berbuka dengan terlebih dahulu menanyakannya kepada anak. 

Pada saat sahur, sediakan makanan yang mengandung seluruh komponen nutrisi dengan komposisi seimbang. Terdiri dari bahan makanan yang bervariasi, misalnya nasi, sayur, daging, dan juga buah. Sebaiknya memberikan makanan yang memiliki indeks glikemik rendah seperti beras merah, ubi rebus, pisang, apel, jeruk, dan juga kacang hijau.

Pada waktu berbuka sediakan makanan yang mengandung indeks glikemik tinggi yaitu makanan atau minuman manis untuk mengembalikan energi anak. Di antaranya menghidangkan beberapa butir kurma, semangkuk kolak hangat, sepotong puding, atau segelas susu yang mengandung gula. 

Ketujuh, memberikan hadiah sebagai motivasi ketaatan. Orang tua dapat memberikan hadiah yang disukai dan dibutuhkan anak-anak jika mereka dapat menyelesaikan puasa dalam sehari atau sebulan penuh. Namun tetap dijelaskan bahwa mereka wajib menjalankan ibadah puasa bukan karena hadiah melainkan karena perintah Allah Swt. 

Semoga anak-anak kita menjadi anak yang shalih dan shalihah, bertakwa kepada Allah dan mengikuti Rasulullah. Mereka menjadi anak yang gemar beribadah, cerdas, sehat peduli pada sesama. Mereka menjadi generasi cemerlang yang akan menghantarkan pada kejayaan Islam di masa depan. Aamiin.

Wallahu'alam bissawab.

Baca juga:

0 Comments: