Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Setiap Nabi yang diutus pasti mendapat cobaan serta ujian dari Allah azza wa jalla. Misalnya, Kisah Nabi Adam yang digoda dengan iblis, Kisah Nuh yang ditentang oleh kaum dan anak-anaknya. Kisah Ibrahim yang diperintahkan untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail, Kisah Yusuf yang sabar ketika dipenjara dan Nabi Ayyub yang diuji dengan penyakit dan kemiskinan.

Nabi Ayyub alaihissalam adalah putra ish bin Ishak bin Ibrahim. Ayyub adalah seorang yang kaya raya. Istrinya banyak, anaknya pun banyak, ditambah hartanya melimpah ruah dan ternaknya tidak terbilang jumlahnya. Kehidupannya makmur dan sejahtera. Walau kaya namun ia tekun dalam beribadah. Segala nikmat yang diberikan padanya tidak membuat dia lupa kepada yang telah memberikan nikmat yaitu Allah. Dia juga hobi berbuat kebajikan, suka membantu menolong sesama yang menderita terutama dari golongan fakir miskin dan kepada yang tak berpunya.

Lalu, Allah berkenan menguji beliau. Allah mengambil kembali harta dari Nabi Ayyub. Nabi Ayyub yang tadinya berharta banyak tiba-tiba jadi miskin. Harta kekayaannya musnah. Namun beliau tidak bersedih, sebab hartanya telah kembali kepada Allah. 

Cobaan silih berganti menghiasi hari-hari Nabi Ayyub. Allah ambil anak-anaknya yang setiap harinya menghibur hati beliau, Allah wafatkan, namun beliau tetap bersabar karena anak-anaknya telah kembali kepada Allah. Ujian Nabi pun bergantian. Allah turunkan penyakit kepada beliau. Beliau diuji sakit penyakit kulit. Kulitnya terluka dan menyebarkan bau yang tidak mengenakkan. Setiap orang yang melihatnya secara tidak langsung pasti merasa tidak ingin untuk mendekatinya. Tak ada satupun teman yang ingin mendekatinya. Hanya satu istri beliau yang mendampinginya selama sakit, yaitu Rahmah serta dua orang sahabat beliau yang sering menengok dan menghiburnya. 

Karena teladan kesabarannya yang luar biasa, para malaikat dilangit sampai terkagum-kagum dan membicarakan ketaatan Ayyub karena keikhlasannya dalam Beribadah kepada Allah. Beliau ikhlas diuji sakit selama delapan belas tahun. Selama diuji, Nabi selalu bersabar. Tidak sedikit pun beliau mengeluh meski iblis berusaha menjerumuskan Ayyub agar menjadi orang yang tidak sabar dan celaka. Beliau selalu berdoa agar Allah memberi kesembuhan.

Dalam surat al Anbiya : 83, Allah ta'ala berfirman:

ÙˆَاَÙŠُّÙˆْبَ اِØ°ْ Ù†َادٰÙ‰ رَبَّÙ‡ٗٓ اَÙ†ِّÙŠْ Ù…َسَّÙ†ِÙŠَ
 Ø§Ù„ضُّرُّ ÙˆَاَÙ†ْتَ اَرْØ­َÙ…ُ الرّٰØ­ِÙ…ِÙŠْÙ†َ ۚ

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”

Sampai akhirnya, dikisahkan dalam al-Quran, Allah berkenan mengabulkan doanya. Dipuncak kesabaran dan keteguhan iman menghadapi cobaan berat, berfirman Allah kepada Ayyub, hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ air akan memancar dan dengan air itu engkau akan sembuh. Kesehatan dan kekuatanmu akan pulih kembali jika engkau pergunakan untuk minum dan mandi. Akhirnya nabi Ayyub pun pergi buang hajat serta membersihkan diri mandi air yang memancar di bawah kakinya. Selama membersihkan dirinya istrinya menunggu di tempat lain.

Atas kehendak Allah, subhanallah Air itu menghilangkan penyakit di tubuhnya, lahir dan batin. Ayyub alaihissalam kembali sehat dan kuat seperti sedia kala. Istrinya Rahmah lalu menjenguk beliau, tapi ia tidak mengenali suaminya lagi. Sebab, Ayyub sembuh dan keadaannya jauh lebih baik daripada sebelumnya. 

Dalam akhir cerita sebagaimana yang di kisah nyata 25 Nabi dan Rasul, beliau gembira melihat istrinya, namun dia masih ingat sumpahnya ingin memukul istrinya seratus kali. Dia bimbang karena istrinya turut menderita selama 7 tahun bersama dan tidak tega memukulnya. Dalam kondisi bimbang, Allah mewahyukan kepadanya, untuk mengambil lidi seratus buah dan memerintahkan agar memukul istrinya sekali saja, dengan begitu maka tertebuslah sumpahnya. Maka, lidi yang seratus buah tersebut, dipukulkan pelan sekali. 

Berkat kesabaran dan keteguhan imannya Allah karuniakan kembali harta benda yang melimpah ruah. Dan Rahmah mendapat anak bernama Basyar. Di Kemudian hari Dia dapat julukan bernama Zulkifli. Lengkaplah kebahagiaan Nabi Ayyub alaihissalam. Inilah balasan dari Allah atas nikmat yang diberikan kepadanya berkat teladan kesabaran selama ia menerima cobaan.

Pelajaran bagi kita semua bahwa doa itu sebab terbesar agar dapat meraih kesuksesan dan menghindari keburukan. Iringi doa dengan ikhtiar dan tawakal pada Allah, maka akan didapatkan apa yang diinginkan.

Berbahagialah orang-orang yang beriman dan bertawakal ketika datang musibah dan ujian-ujian. Ujian penyakit apapun di zaman ini, adukanlah kesedihan tersebut kepada Allah saja. Jika Allah sudah berkehendak tidak ada yang tidak mungkin terjadi. Asalkan yakin atas kuasa-Nya. Sebagaimana Nabi Ayyub yang tetap bergantung pada Allah, dia mendapatkan pertolongan Allah, dia pun mendapatkan pahala besar atas kesabarannya.

Wallahu a'lam bis Shawab.

Baca juga:

0 Comments: