Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Bangsa Israel sebagaimana yang dikisahkan dalam al Quran tidak pernah jemu memusuhi nabi yang diutus kepada mereka. Kisah Nabi Musa as. salah satunya.

Dalam kisah, Nabi Musa as. telah berjasa menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan raja sombong Firaun. Akan tetapi, mereka membalas dengan perbuatan yang keji.

Sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur'an, Musa as. adalah seorang nabi yang mulia. Beliau senantiasa berpakaian sopan dan  menutup auratnya. Lebih-lebih lagi, Musa as. luar biasa pemalu, sedangkan rasa malu adalah akhlak yang mulia. Perilakunya sangat berbeda jauh dengan orang-orang kafir dari bangsa Israel yang tidak peduli dengan auratnya. Sebab, melihat Musa as. yang selalu berpakaian tertutup. Sampai-sampai, bangsa Israel menuduh Musa as. memiliki penyakit bawaan yang disembunyikan di badannya.

Menurut tafsir al Madinah al Munawwarah, Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah, dahulu, di kalangan bangsa Israel, lelaki terbiasa dibolehkan mandi bersama tanpa menutup aurat. Akan tetapi, berbeda dengan  Musa as., tidak pernah sekalipun dia melakukannya. Beliau selalu mandi sendirian,  tidak mau menampakkan auratnya.

Ketika itu, orang-orang kafir dari bangsa Israel menyebarkan fitnah. Di antara mereka berkata, bahwa Musa as. menyembunyikan cacat di badannya atau kalau tidak, Musa dituduh menderita penyakit kulit yang sangat memalukan. Mereka menyebarkan dusta supaya orang-orang tidak lagi mengikuti ajaran Musa.

Namun, Allah berkehendak lain, Dia membebaskan Musa as. dari tuduhan dusta  yang tidak berdasar itu. Pada suatu hari, Musa hendak pergi untuk mandi seperti biasanya. Musa meletakkan bajunya di atas sebuah batu. Ketika Musa as. selesai mandi dan mau mengambil bajunya kembali, batu itu berlari membawa bajunya. Padahal, batu itu benda mati yang tidak bisa bergerak, namun sejatinya Allah lah yang telah membuatnya bisa berlari.

Musa as. tertegun. Dia segera mengejar batu tersebut. Beberapa orang melihat Musa as tanpa mengenakan baju. Terlihatlah badan Muda as. yang sempurna tanpa ada cacat ataupun penyakit kulit. Oleh karena itu, terbantahlah apa-apa yang dituduhkan orang-orang kafir bangsa Israel kepadanya.

Batu itu kemudian berhenti. Musa Alaihissalam mengambil pakaiannya dan memakainya. Setelah itu, dia bergegas mengambil tongkatnya. Batu itu lalu dia pukul, sebagaimana seperti orang yang lagi kesal dan marah kepada orang yang durhaka atau jahat. Dia benar-benar menyadari betul bahwa yang dipukulnya adalah benda mati berupa batu. Tetapi batu itu sudah melakukan perbuatan yang tidak akan mungkin dilakukan oleh batu pada umumnya. Itulah sebabnya, dia membalasnya dengan perbuatan yang tidak dilakukan kepada batu yang lainnya.

Dengan pukulan tongkatnya yang terbuat dari kayu, terbukti menjadi saksi yang membekas pada batu yang keras itu. Kenyataannya, biasanya tongkat akan patah bila dipukulkan ke batu. Hanya saja, tongkat yang dipunyai Musa as. bukanlah sembarang tongkat. Ada keistimewaan tongkat yang telah diberi oleh Sang Pemilik Alam Raya ini, salah satunya yaitu bisa meninggalkan jejak atau bekas di batu yang dipukul Musa.

Kisah ini tertulis dalam shahih Bukhari. Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya; dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda: 
Sebenarnya, sungguh, Musa adalah seorang lelaki yang begitu pemalu dan menutup diri. Kulitnya tidak terlihat sedikit pun disebabkan rasa malunya. Di kalangan bangsa (bani) Israel terdapat orang-orang yang menyakitinya.

Mereka berkata, 'Musa tidak tertutup seperti itu kecuali karena cacat yang ada di kulitnya, bisa karena penyakit kulit, atau cacat pada badannya, atau penyakit lainnya.' Namun, sungguh, Allah lah yang berkehendak atas segala sesuatu agar membebaskan Musa as. dari segala tuduhan palsu itu. Ketika itu Musa menyendiri. Dia pun melepas pakaiannya dan meletakkannya di atas sebuah batu, kemudian dia pun membersihkan badannya. Selesai itu, ia menghampiri bajunya untuk diambilnya dan memakainya kembali, akan tetapi, batu itu malah berlari membawa baju musa. Lalu, Musa mengambilkan tongkatnya. Begitu takjubnya orang-orang yang memandang Musa dalam bentuk ciptaan Allah yang sempurna. Begitulah Allah membebaskan Musa dari berbagai tuduhan dusta yang mereka sebarkan. Batu itu berhenti. Dan kisah ini dia abadikan dalam al Quran QS. Al Ahzab ayat 69, yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang yang menyakiti Musa. Oleh karenanya, Allah membersihkannya (Musa) dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan dia (Musa) adalah seorang yang mempunyai kedudukan terhormat dari sisi-Nya." (QS. Al-Ahzab ayat 69)

Semoga ada hikmah dan pelajaran yang didapat dari kisah ini, dan semoga Allah merahmati Musa as. Sungguh, dia telah disakiti dengan yang lebih dari ini, namun ia tetap bersabar.

Inilah yang dikisahkan dalam
Al Qur'anul karim yang diturunkan Allah sebagai kasih sayang Allah pada hamba-hambaNya, agar urusan hamba di dunia ini tidak berantakan. Yakini dengan sepenuh hati bahwa Al Qur'an adalah petunjuk kehidupan bagi manusia yang perlu diingat-ingat setiap hari. Maka, jangan lepaskan hari-hari kita bersama Al Qur'an. Teruslah mesra bersama Al Quran agar kehidupan kita diterangi dengan cahaya iman dan jauh dari kegelapan.

Wallahu a'lam bis shawab.

Baca juga:

0 Comments: