Headlines
Loading...

Oleh. Ummu Faiha Hasna

Gaes, pernah nggak sih, kalian merasa insecure sama mereka yang hebat-hebat. Merasa saya ini kok begini-begini saja ya seperti tidak ada peran. Apakah jangan-jangan saya menjadi bagian dari problem?

Sekilas, bila kita baca sejarah kisah Wasyi
ra. di mana Wasyi dengan tombaknya sempat membunuh salah satu manusia terbaik di medan Uhud; Hamzah bin Abdul Muthalib. Namun, dengan tombak yang sama, ia meluluhlantakkan salah satu manusia terburuk di Yamamah; Musailamah Al Kadzab. Semua itu kembali dalam jangka waktu tujuh tahun. Tombaknya menjadi ikon perubahan dramatis dari problematika menjadi solusi.
Adapun kisah ikrimah bin Abu Jahal, yang mana dalam kisahnya terjadi kedengkian permusuhan terhadap baginda Rasulullah dan juga umat Islam, di masa remajanya yang digaungkan oleh ayahnya. Namun, ia pun menjadi salah satu pemimpin pasukan yg berada di garda terdepan memerangi Islam di sisa hidupnya. Bahkan ketika fathu Makkah, Rasullullah memerintahkan untuk membunuh ikrimah di manapun ia berada karena begitu kerasnya permusuhan Ikrimah terhadap islam. Namun kemudian, cahaya hidayah merasuk ke dalam jiwa Ikrimah. Ia menjadi pelopor (pencetus) pasukan berani mati dalam sejarah Islam. 

Adapun kisah sahabiyah lainnya, yaitu
Hindun binti Utbah. Dia adalah wanita yang terang-terangan memusuhi Baginda Nabi Muhammad dari awal dakwah, mendukung penuh suaminya untuk menyerang kaum muslimin setelah keluarganya tewas di Perang Badar. Akan tetapi hidayah menyapanya, saat Fathu Mekah, Hindun bertaubat dan masuk islam.

Nah, di sinilah, Gaes, kita tahu bahwa Nabi kita adalah manusia luar biasa. Rasulullah berakhlak ku pemaaf. Terbukti dengan memaafkan Hindun dan menerima baiatnya.

Masih banyak lagi kisah-kisah yang menginspirasi dari dari kisah para sahabiyah Nabi selain yang diceritakan tadi, dan ada pelajaran berharga dari mereka-mereka yang hebat itu untuk kita jadikan teladan dalam kehidupan.  Rasulullah mengingatkan, "Yang terburuk di masa jahiliah bisa menjadi yang terbaik dalam Islamnya jika memahami agamanya."

 Seakan renungan ini tertuju tepat di depan muka kita. Mungkin saja ya Gaes, hidup kita saat ini tidaklah seburuk masa lalu Wahsyi, Ikrimah dan Hindun. Namun, apakah kita bisa lebih mulia dari hidup mereka dalam Islamnya? Mereka berangkat dari problematika menjadi solusi. Dan sejarah mengenang itu dengan tinta emas.

Setiap kita, dalam kehidupan ini tentunya pernah juga berbuat kesalahan dan dosa. Iya kan, Gaes?

Ulama sepakat bahwa bertaubat dari seluruh perbuatan maksiat adalah wajib dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda, apakah itu dosa kecil atau dosa besar. Dengan bertaubat sejatinya adalah tidak kembali dari perbuatan maksiat menuju perbuatan taat, begitupun seseorang dikatakan bertaubat apabila ia mengakui dosa-dosanya dan menyesal, berhenti dan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatannya itu. Begitu ya, sepakat?

Jangan terlalu memikirkan masa lalu, yang mungkin banyak salah dan khilaf, yang perlu kita lakukan saat ini adalah bertaubat atas semua khilaf, dengan kembali kepada Allah azza wa jalla. dengan mengerjakan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua yang dilarangan-Nya. Serta berusaha semampu yang kita bisa untuk tidak mengulangi kesalahan dan memperbanyak amal kebaikan.

Dalam al Quran, kita diingatkan untuk selalu melakukan perbaikan, sebagaimana firman-Nya:

اِلَّا الَّذِيْنَ تَا بُوْا مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ وَاَ صْلَحُوْا ۗ فَاِ نَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya,
"Kecuali orang-orang yang bertobat setelah itu, dan melakukan perbaikan, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 89)

Allah tidak akan mengubah suatu kaum, sebelum ia mengubah apa yang ada pada diri mereka. Sebagaimana kalam-Nya dalam surat ar Ra'd ayat 11.

Nah, Gaes, hidup itu sudah pasti akan selalu ada dua pilihan. Kita mau pilih menjadi bagian dari problem, atau bagian dari solusi?
Ya, pastinya dari kita ingin mengukur diri, namun lagi-lagi mungkin masih bingung bagaimana cara menilai diri kita, sudahkah adanya kita menjadi solusi? Atau malah sebenarnya kita menjadi problem tanpa kita sadari? Ya kan?

Ada dan aktifnya kita di jalan dakwah Islam, berharap mudah-mudahan ini adalah bagian dari upaya kita melayakkan diri sebagai solusi.

Meski tak mudah,namun kita bisa dengan berjamaah ya, Gaes. Berjamaah dalam menuntut ilmu, upgrade diri dan menyebarkan kebaikan islam.

Mereka yang dalam pandangan kita hebat tentu sudah melalui proses panjang yang "berdarah-darah" untuk sampai ke titik itu.
Allah karuniakan kepada manusia potensi kehidupan yg sama. Kalau mau jadi orang hebat ya lakukanlah apa-apa yang mereka lakukan. Jadikan Rasulullah dan para sahabiyah sebagai teladan dalam kehidupan kita. Atau kita mau di surga nanti bareng Rasulullah dan para sahabat beliau, ya lakukan apa-apa yang mereka lakukan. Semua itu butuh perjuangan.
Tidak ada yang instan, akan tetapi di situ ada proses yang berprogres.
Pelaut ulung saja lahir dari hantaman ombak yang dahsyat. Pilot yang handal tentu sudah melalui ribuan jam terbang.

Jadi yuk! Gaes, sama-sama belajar, berproses dan berproges. Ambil peran dalam perbaikan, walaupun terlihat sepele dan sederhana. Kalau tidak mau, maka selamanya kita menjadi bagian dari problem.

Di bulan ramadan 1444h ini, action dan bangun habits ya Gaes. Jadikan ramadan ini menjadi momentum perubahan diri.Semoga kita semua menjadi bagian dari solusi.

Nah, Gaes, Kita bisa menjadi bagian dari problem, yaitu di waktu kita berhenti memperbaiki diri, di situlah kita berpotensi menjadi bagian dari problematika. Namun kita pun bisa menjadi bagian dari solusi dengan modal semangat untuk terus meningkatkan kualitas diri dengan kesadaran dan pemikiran yang benar tidak sebatas perasa.Hingga sadar kalau kita salah, tahu di mana kekurangan, dan mendorong untuk berusaha memperbaiki diri. Hingga akhirnya mampu memecahkan seluruh problematika kehidupan dengan cara yang sesuai dengan fitrahnya sebagai hamba Allah, memuaskan akal, serta memberikan ketenangan jiwa. Sebab, Islam sejatinya dibangun di atas satu dasar yaitu akidah. Akidah Islam menjelaskan bahwa di balik alam semesta, manusia, dan hidup, terdapat Pencipta yaitu al Khalik. Dialah Allah yang bersifat wajibul wujud, wajib adanya.

Wallahu A'lam bis Shawab. [My]

Baca juga:

0 Comments: