Headlines
Loading...
Oleh. Rahma Ummu Zubair

"Ayo, Mas Ghazi mandi sudah sore, Nak!" pinta Ratna

"Bentar, Mi," jawab Ghazi sambil menyelesaikan permainan 'puzzle'.

"Hafiz, ayo cepat mandi juga! Sudah mau Magrib, biar gak kedinginan," kata Ratna sambil menggendong Yahya yang baru selesai mandi.

Setelah selesai makan es krim, Hafiz langsung berlari menuju kamar mandi untuk cuci tangan dan mulutnya.

"Hafiz mau cuci tangan sekalian mandi ya, Mi," jawab Hafiz.

"Oke," kata Ratna sembari mengusapkan minyak telon ke badan Yahya.

"Umiii, bajunya yang kotor Hafiz masukkan ke mesin cuci ya?" tanya Hafiz.

"Jangan! Baju yang di dalam mesin cuci itu sudah bersih, Nak. Ada timba abu-abu di sebelah mesin cuci, tolong Hafiz taruh di timba itu saja ya, Mas Hafiz," kata Ratna.

"Oke," jawab Hafiz.

Sebelum masuk kamar mandi, Hafiz membaca doa masuk kamar mandi dengan terburu-buru karena tak tahan ingin buang air kecil.

"Allahumma inni a'uzubika minal hubutsi wal hobais, kaki kiri," kata  Hafiz sambil melangkah dengan kaki kanan terlebih dahulu. Hafiz masih belum bisa membedakan mana kaki kanan dan mana kaki kiri.

Lantas belum sempat menutup pintu kamar mandi, Hafiz langsung kencing di dekat pintu masuk kamar mandi.

Saat Hafiz melangkah masuk kamar mandi menggunakan kaki kanan, Ghazi melihatnya lantas mengingatkan Hafiz.

"Hei, Fiz! Tadi kamu masuk pakai kaki kanan, keliru, Fiz. Harusnya pakai kaki kiri, ayo diulangi!" kata Ghazi sembari membuka bajunya untuk mandi bersama dengan Hafiz di dalam kamar mandi.

Hafiz pun keluar setelah membasuh kemaluan dan kakinya. "Hehehe lupa aku, Mas," kata Hafiz.

Setelah Ratna selesai memakaikan baju Yahya, Ratna pun mendatangi Ghazi dan Hafiz yang hendak mandi bersama kemudian melarangnya.

"Ghazi gak boleh mandi bareng sama adik Hafiz ya, kan Mas Ghazi sudah besar," kata Ratna.

"Loh, gak boleh ya, Mi? Kan kita sama-sama cowok," tanya Ghazi.

"Meskipun sama-sama cowok, tetapi aurat kalian bisa saling terlihat, kan sudah Mas Ghazi dan Adik Yahya lepas semua bajunya," kata Ratna.

"Kalau bajunya gak dilepas semua, misalnya mandi pakai celana saja, boleh kah mi?" tanya Ghazi.

"Boleh, tapi adab di dalam kamar mandi untuk tidak banyak berbicara apa bisa kalian tahan? Hayo?" tanya Ratna.

"Iya diam kita, Mi," jawab Ghazi.

"Mandinya sendiri-sendiri saja ya! Nanti Mas Ghazi ajarin adik Yahya cara mandi mandiri, seperti yang Umi ajarkan ke Mas Ghazi, ya!" pinta Ratna.

"Emm, oke," kata Ghazi sambil memakai handuk di badannya.

"Jebaaar, jebyuuur, jebaaaar, jebyuuur," suara  air mandi Hafiz yang dia siramkan ke tubuhnya.

"Wuih, cepat sekali kamu mandinya, Fiz?" kata Ghazi.

"Iya, Mas! Adik suka cepat kalau mandi," kata Hafiz. Setelah pakai sabun dan sampo, kembali Hafiz mengguyur tubuhnya dengan air yang digayuhnya sendiri.

"Hemmm, ciprat ciprat, Fiz! Airnya kena ke handukku," kata Ghazi yang berdiri di depan Hafiz dan memperhatikan Hafiz mandi.

"Iya, Mas maaf! Ini Adik sudah selesai mandinya," kata Hafiz.

"Loh, belum gosok gigi, Fiz, ayo gosok gigi dulu!" kata Ghazi layaknya mandor pabrik.

"Oh iya, lupa aku, Mas, hehehe," kata Hafiz.

"Jangan lupa, wudu selesai mandi, ya!" kata Ghazi mengingatkan.

"Siap," balas Hafiz.

Hafiz pun selesai mandi dan keluar dari kamar mandi menggunakan kaki kanan seraya berkata, "Gufronaka," ...

"Alhamdulillah, Adik Hafiz sudah mandi, sekarang tinggal giliran Mas Ghazi deh," kata Ratna sambil senyum-senyum.

"Ayo, Mi! Temani aku pakai baju," kata Hafiz.

Ratna pun memakaikan baju takwa ke Hafiz untuk bisa dipakai ke masjid saat salat Magrib nanti.

Dan Ghazi pun sudah bisa mandi secara mandiri tanpa dipandu Ratna lagi.

"Wah sudah mandi ya, Mas? Coba cek! Kata Ratna dengan mencium rambut Ghazi untuk memastikan sudah keramas pakai sampo atau belum.

"Alhamdulillah, sudah wangi, Mas Ghazi sudah bisa mandi bersih sendiri," kata Ratna dengan sedikit memuji Ghazi.

"Alhamdulillah," jawab Ghazi dengan memeluk Ratna. "Terima kasih ya, Mi. Sudah ajarin aku mandi mandiri." 

"Barakallah, Nak," jawab Ratna.

Baca juga:

0 Comments: