Headlines
Loading...
Oleh. Aisyah Yusuf (Pendidik Generasi dan Aktivis Subang)

Rasulullah Muhammad saw. bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan.” (HR. Muslim)

Kemudian dalam sabdanya yang lain.
 أُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إلى اللَّهْدِ
Carilah ilmu mulai dari ayunan, hingga liang lahat (kuburan)

Sabda Rasullullah saw. tersebut menjelaskan tentang betapa pentingnya untuk menuntut ilmu, yang mana diperintahkan bagi kaum laki-laki dan perempuan.

Namun, mengapa hari ini pengajian (menuntut ilmu) jadi perbincangan dan  dipermasalahkan?

Sebagaimana dikutip dari salah satu media,
"Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarno Putri, menjadi sorotan setelah pidatonya memicu kontroversi. Pidato tersebut terucap saat ia menjadi pemateri dalam seminar Nasional Pancasila dalam tindakan: "Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantiaipasi Bencana. (Kamis, 16/2/2023).

Salah satu pidato yang membuatnya kontroversi adalah ketika membahas masalah anak stunting. "Saya melihat ibu-ibu tuh ya, maaf ya sekarang kan kayaknya budayanya beribu maaf, jangan lagi saya di-bully. Kenapa toh seneng banget ngikut pengajian ya? Iya lho maaf beribu maaf, saya sampai mikir gitu lho," kata Megawati. (Republika.co.id 19/2/2023) 

Sungguh ironis, pernyataan tersebut disampaikan oleh mantan orang nomor satu di negeri ini yang juga Ketum Parpol.

Seorang politikus Partai Demokrat, Andi Nurpati, menyayangkan pernyataan Megawati yang menyindir ibu-ibu pengajian tersebut. "Apalagi sudah pernah jadi pemimpin negeri, ketum parpol, penasihat atau pembina BRIN, sudah professor dan lain-lain. Mestinya bukan menghujat, tapi memberi support, motivasi dan lainnya." Menurutnya, sangat tidak pantas menyoal ibu-ibu pengajian, "Kenapa enggak menyoal ibu-ibu yang dugem (dunia gemerlap, red) ke diskotik? Ibu-ibu yang bekerja full day, dan lain-lain?" (SindoNews.com 19/2/2023)

Ya, betul lah yang dikatakan oleh Andi Nurpati tersebut. Bagaimana tidak, yang namanya pengajian itu tidak menghabiskan waktu seharian. Paling dalam satu pekan hanya 2 jam saja, kemudian di dalam pengajian itu yang dibahas berbagai macam ilmu, seperti bagaimana cara mengasuh anak yang benar, memberikan pendidikan dan menjaga kesehatan anak juga. Berbeda dengan, maaf, yang ibu-ibu sosialita, mereka menitipkan anaknya dari pagi sampai sore, bahkan hingga malam.

Dalam hal ini adalah salah besar anggapan bahwa ibu-ibu yang hadir ke pengajian dianggap melalaikan anak. Sebab yang menjadikan anak-anak saat ini stunting tidak hanya para ibu, justru peran negaralah yang lebih dominan. Sebab, di hari ini untuk memenuhi gizi membutuhkan biaya yang sangat mahal, sedangkan penghasilan keluarga tak ada peningkatan.

Jadi, jangan salahkan ibu-ibu yang ke pengajian, karena sistem yang diemban saat ini yakni kapitalisme, yang menjadikan semuanya harus bayar. Selain itu, negara abai  mengurusi rakyatnya. Jangankan untuk mendapatkan gizi yang seimbang, bisa makan sehari satu kali saja masih banyak yang kesulitan.

Berbeda jika sistem yang kita emban saat ini adalah Islam. Islam adalah agama mengatur seluruh aspek kehidupan. Mulai dari ibadah, politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lainnya.

Dengan demikian, sistem Islam akan sangat memperhatikan kesehatan dari mulai anak-anak hingga orang tua. Karena Rasulullah saw. bersabda, "Orang-orang yang kuat akan lebih dicintai daripada orang yang lemah".

Dengan demikian negara akan senantiasa memperhatikan kesehatan rakyatnya dengan memberikan lapangan pekerjaan dan penghasilan yang sesuai, juga negara akan menjamin kebutuhan pokok dengan tidak membebaninya dengan harga mahal.

Begitupun dalam hal menuntut ilmu. Dalam hal ini pengajian adalah sesuatu yang diwajibkan bagi semua individu.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw. "Menuntut Ilmu itu kewajiban bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan.

Dengan demikian negara akan memfasilitasi hal-hal yang berkaitan dengan menuntut Ilmu dari berbagai lapisan. Diantaranya:

 1. Anak-anak
Karena menuntut Ilmu itu wajib dari mulai anak-anak hingga tua nanti, sebagaimana sabdanya, "Tuntutlah Ilmu mulai dari ayunan hingga liang lahat".

Maka negara akan menjadikan kurikulum pendidikan aqidah sebagai landasannya, karena tujuan pendidikan dalam Islam adalah menjadikan generasi memiliki kepribadian Islam, menjadi orang-orang yang bertakwa.
Maka negara memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan secara merata kepada rakyatnya.

 2. Ibu atau Wanita
Dikatakan, wanita adalah tiang negara.
Jika wanita-wanitanya baik, maka baiklah negara tersebut, dan jika wanitanya buruk, maka hancurlah negara tersebut.

Juga dalam perkataan yang lain "Al ummu madrosatul ulla,  yang artinya, "Ibu adalah sekolah pertama".

Jika dikatakan ibu adalah sekolah pertama, maka wajib bagi dirinya untuk belajar terlebih dahulu. Dengan demikian negara akan memberikan fasilitas yakni  mendirikan majelis-majelis ilmu dan melakukan pembinaan- pembinaan bagi para perempuan.
Tidak seperti di era kapitalis ini, perempuan malah dijadikan sebagai mesin pencetak uang. Berangkat pagi, pulang malam. Sehingga menelantarkan hak anak.
Naudzubillah min dzalik. [ ]

Baca juga:

0 Comments: