surat pembaca
Negara Bertanggungjawab atas Rendahnya Kesehatan Mental Rakyat
Oleh. Yuliani Zamiyrun, S.E.
(Pegiat Literasi)
Kabar bunuh diri kembali merebak di Nusantara. Lemahnya iman memang menjadi salah satu pemicu hadirnya pikiran pendek seperti bunuh diri ini. Tak heran, beberapa kasus bunuh diri terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Seperti dilansir Kompas.com - Seorang mahasiswi Universitas Indonesia (UI) berinisial MPD (21) ditemukan tewas di sebuah apartemen kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Korban diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 18 apartemen tersebut pada Rabu (8/3/2023) sekitar pukul 23.45 WIB.
Di Bantul, warga Dusun Wirokerten RT 02 Kelurahan Wirokerten Kapanewon Banguntapan, Bantul , Kamis (9/3/2023) petang mendadak geger. Mereka menemukan NS, lelaki berumur 38 tahun ditemukan gantung diri di dapur rumahnya. Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry mengatakan, NS ditemukan gantung diri sekitar pukul 17.00 WIB. Dia ditemukan oleh ibunya, S (58) yang kebetulan mencari anaknya tersebut karena tidak kelihatan. "NS ditemukan di sudut dapur dengan posisi tergantung," kata dia, Jumat (9/3/2023).
Kasus bunuh diri menjadi cermin terganggunya kesehatan mental warga, dengan pelaku berbagai usia. Hal ini nyata menunjukkan adanya gangguan pada mental masyarakat. Jelas ada banyak faktor yang berpengaruh, mulai dari sedikitnya jam pelajaran agama, kurikulum bermasalah, hingga pada pola asuh yang salah sehingga generasi menjadi rapuh. Semua mengerucut pada buruknya sistem dan penguasa yang abai atas rakyat.
Islam memandang manusia secara utuh, dan menyeluruh. Karena itu pembangunan manusia tidak hanya aspek fisik namun juga mental. Selain itu menjadikan akidah Islam sebagai asas sehingga menghasilkan manusia yang tangguh, sabar akan cobaan dan yakin akan hari akhirat. Di sisi lain negara juga menjamin kehidupan sehingga mengurangi adanya tekanan. [ ]
0 Comments: