Headlines
Loading...
Oleh. Emi Sri Wahyuni

Arus moderasi agama begitu gencar dipropagandakan di benak umat. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari umat Islam. Salah satunya lewat tradisi, adat istiadat, dan budaya yang dibungkus dengan pariwisata. Budaya dan adat istiadat suatu daerah akan dipelihara, dihidupkan, dilestarikan dan jangan sampai punah dengan digeser sesuai tata aturan yang diinginkan. 

Seperti Larung Sesaji di telaga Sarangan. Sebagaimana dikutip beritajatim.com, masuk Telaga Sarangan gratis saat acara Larung Sesaji yang digelar hari ini, Jumat (3/3/2023). Selama acara Larung sesaji ini, Pemkab Magetan tak akan memungut biaya bagi wisatawan yang hendak masuk ke area Telaga Sarangan. Diharapkan acara ini akan menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke Magetan. Acara ini hanya dilakukan setahun sekali dalam bulan Ruwah sebagai salah satu rangkaian bersih desa di kelurahan Sarangan.

Dalam sistem sekuler saat ini, acara-acara seperti ini akan tetap dilestarikan, supaya tidak ada budaya luar (Islam) yang merongrong budaya daerah (lokal). Berawal dari hal ini, moderasi beragama dimasukkan melalui budaya. Nguri-Uri Budaya atau menghidupkan kembali budaya merupakan alasan agar moderasi agama bisa diterima masyarakat.

Adapun bahayanya bagi umat adalah pengikisan akidah. Umat bisa jatuh ke dalam upaya mencampuradukkan Islam dengan budaya, adat istiadat, dan tradisi. Benih-benih kesyirikan pun akan muncul dalam diri umat, karena ada ketakutan jika tidak melakukan bisa tertimpa bala'. Sedikit demi sedikit akan menggeser keyakinannya, semakin jauh dan asing terhadap ajaran Islam itu sendiri.

Di sinilah urgensi peran negara dalam menjaga akidah Islam agar tetap lurus dan sesuai syariat Islam. Negara juga harus mampu menyaring budaya yang bisa merusak dan menyuburkan kesyirikan di tengah umat. Sehingga adanya budaya bisa menambah keberagaman Islam dan menambah ketakwaan umat kepada sang Khaliq. Karena di dalam Islam, semua sudah ada aturannya. Tentu negara yang mampu menegakkan aturan Islam hanya Daulah Islam. [Dn].

Wallahu a'lam bishawwab.

Baca juga:

0 Comments: