Headlines
Loading...
Oleh. Yuliani Zamiyrun, S.E.
(Pegiat Literasi)

ZonaSultra.Id. Kendari Kabupaten kota yang ada di wilayah Sultra telah sepakat akan mengusulkan masing-masing tiga desa wisata unggulannya kepada Dinas Pariwisata (Dispar) Sultra sebagai desa yang akan diprioritaskan untuk mengikuti Ajang Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Kabid Destinasi Wisata Dispar Sultra, Muh Ammarie Amrin mengatakan berdasarkan komitmen yang dibangun pada kegiatan tersebut Dispar Kabupaten kota se-Sultra akan mempercepat penerbitan SK desa wisata agar tidak ada lagi hambatan dalam mengikuti ADWI 2023. "Melalui diskusi tadi, ada beberapa desa wisata yang mereka usulkan tadi yang ditargetkan jadi prioritas, nanti tim provinsi yang akan kurasi untuk diusulkan ke Kementerian," ucapnya.

Untuk itu, pada kesempatan yang sama Dispar Sultra mengajak masing-masing kabupaten kota untuk memanfaatkan teknologi dalam mempromosikan desa wisatanya, terutama pada prioritas yang akan diusulkan sesuai dengan kriteria penilaian. 

Membuka destinasi wisata seluas luasnya akan berdampak besar bagi daerah setempat seperti masuknya gaya hidup, budaya dan kebiasaan asing yang tidak pernah terfilter oleh negara karena demi mencapai target wisata. Bahkan sering pemerintah setempat cenderung menyediakan fasilitas haram seperti miras, hiburan, kasino dan lain-lain. Pekerjanya pun dari kalangan pribumi.

Konsep bahwa pariwisata masih bisa menjadi sumber penerimaan dalam APBN/APBD jelas keliru. Karena sejatinya pariwisata adalah hak tersier bagi rakyat yang memang harus difasilitasi oleh negara. Bukan malah menjadikan komoditas bisnis. Ironisnya, kekayaan alam yang dimiliki sangat melimpah di wilayahnya itu.  

Dalam Islam pariwisata bertujuan untuk  dakwah dan semakin meningkatkan keimanan kepada Allah Swt, dengan menyaksikan secara langsung tanda-tanda kekuasaan Allah. Bukan hanya penunjang kebutuhan dalam kehidupan manusia. Negara pun memberikan fasilitas jauh dari hura-hura, gaya hidup bebas apalagi menyediakan yang haram.  

Pariwisata bukanlah sumber pendapatan negara. Karena sumber pendapatan negara dari kekayaan alam seperti tambang nikel, aspal, batubara, emas, dan mineral lainnya sudah lebih dari cukup. Dalam Islam, jelas yang menjadi perhatian utama negara adalah pemenuhan kebutuhan rakyatnya. Mulai kebutuhan sandang, pangan, papan, dan kebutuhan pokok seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan bukan dengan menjual keindahan alam bagi turis asing yang merupakan keran masuknya budaya mereka yang merusak dan bertentangan dengan Islam. Wallahu a'lam bishawab.

Baca juga:

0 Comments: