OPINI
Pemuda dan Dominasi Kekerasan
Oleh. Asiyah
(Aktivis Dakwah Gempol)
Miris. Akhir bulan Januari, J bocah yang masih duduk di bangku kelas tiga SMP meninggal usai diperkosa. Korban sempat mendapat perawatan selama empat hari. Sebelumnya, J mengalami kesakitan pada alat vitalnya hingga kesulitan untuk duduk. J mengaku diperkosa oleh teman-teman sekolahnya. Peristiwa ini terjadi pada bulan Januari di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, tepatnya di Kecamatan Cenrana.
Dan diduga para pelaku melakukan aksinya di sebuah rumah kosong di sekitar mereka bersekolah yakni di Kelurahan Ujang Tanah, Kecamatan Cenrana. Tak hanya itu, terjadi aksi kekerasan yang dilakukan oleh remaja di Pesawahan, Kecamatan Purwakarta. Para pelakunya pun berstatus sebagai pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK). Mereka beramai-ramai melakukan percobaan pencurian dengan kekerasan. Fawas Putra Permana (20), Waga Desa Parakanlima, Jatiluhur Purwakarta, mengaku disalip rombongan dengan mengendarai dua sepeda motor di jalan Kapten Hakim pada dini hari pukul 01.00, 18 Februari 2023. Para pelaku memepet korban, clurit pun melayang di pundak korban. Masih di bulan Februari, Mario Dandy, pemuda 20 tahun masih menjadi perbincangan yang hangat. Pasalnya Mario menganiaya David hingga mengalami koma, hingga saat ini kondisi korban masih dalam perawatan.
Pemuda adalah generasi yang di gadang-gadang menjadi penerus bangsa dan negara. Lantas ada apa dengan pemuda saat ini yang mendominasi pelaku kekerasan?
Banyaknya kekerasan yang dilakukan oleh pemuda menunjukkan kesalahan sistem kehidupan. Begitu pun sistem pendidikan yang gagal mendidik anak menjadi pemuda beriman, bertakwa dan berakhlaqul karimah. Pendidikan saat ini lebih mengedepankan keberhasilan akademis. Pendidikan belum mampu membentuk siswa yang memiliki karakter seorang pelajar meski kurikulum pembentukan karakter sudah diberlakukan. Pun lemahnya peran keluarga dalam meletakkan dasar perilaku terpuji hingga rusaknya masyarakat.
Masyarakat yang hedonis dan permisif memberikan efek buruk terhadap generasi muda saat ini. Ini adalah buah kehidupan sistem sekuler yang meletakkan skala benar dan salah ditentukan oleh manusia. Lalu bagaimana Islam mengatur kehidupan?
Islam memiliki pengaturan dalam kehidupan. Standar salah benar ditentukan oleh Allah. Halal haram sebagai tolok ukur perbuatan manusia. Islam menjadikan akidah sebagai satu satunya asas dalam kehidupan sehingga menyandarkan dunia adalah tempat untuk menanam kebaikan dan kelak dapat memanen ketika di akhirat. Seseorang akan terjaga dari perbuatan yang tidak terpuji. Akan menjaga perilaku sesuai perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya. Menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan karena beliau manusia sempurna.
Islam juga mewajibkan masyarakat dan juga negara menjaga umat selalu dalam kebaikan. Karena akhlak tidak bisa berdiri sendiri tanpa peran masyarakat. Sebagus apa pun akhlak seseorang, ketika ia hidup dalam lingkungan yang rusak, maka pelan tapi pasti akan terwarnai dengan lingkungan tempat di mana ia hidup.
Namun sebaliknya jika seseorang memiliki akhlak yang tidak baik dan ia hidup dalam tatanan kehidupan islami dipastikan ia akan dibimbing kepada akhlakul karimah. Akhlak merupakan buah dari diterapkan sebuah sistem. Jika umat Islam menghendaki perubahan generasi yang memiliki akhlak yang terpuji, maka perubahan itu hanya ada dalam Islam. Karena hanya Islam sistem kehidupan yang sempurna. Sistem yang memiliki kesadaran akan hubungannya dengan Sang Pencipta. Bukan sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Wallahu a'lam bishawab
0 Comments: