Headlines
Loading...
Remaja Tersekularisasi, Mengejar Eksistensi, Lupa Jati Diri

Remaja Tersekularisasi, Mengejar Eksistensi, Lupa Jati Diri

Oleh. Yuki Zaliah

Eksistensi menjadi tujuan hidup para remaja saat ini. Memiliki pengikut banyak, dihujani ribuan suka, dikomentari banyak orang, ataupun konten yang dibuat menjadi viral. Hal-hal tersebut seakan menjadi sumber kebahagiaan. Sehingga mereka rela melakukan apapun demi menjadi viral dan terkenal. 

Tidak sedikit, remaja yang membuat konten-konten ekstrem seperti yang dilakukan oleh seorang gadis berusia 20 tahun di Bogor. Dalam video call bersama teman-temannya, dia mengungkapkan ingin membuat konten candaan gantung diri. Akan tetapi, sungguh di luar dugaan, kursi yang dia pijak terjatuh sehingga dia terjerat oleh kain sarung yang masih menjerat lehernya. Akhirnya, candaan menjadi kenyataan. Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 1 Maret 2023 pukul 21.20 WIB. (Alonesia.com, 09/03/2023).

Remaja sekarang juga banyak yang tergiring melakukan flexing. Memamerkan harta benda yang mereka miliki supaya terlihat kaya raya dan berdaya. Saling saing menyaingi. Meskipun harus memaksakan diri melebihi batas kemampuan yang sesungguhnya. Entah, apa tujuan yang hendak mereka capai. Namun, kebanyakan hal ini dilakukan agar mereka mendapat pengakuan dari para netizen, followers, atau pun komunitas yang diikutinya. Perilaku-perilaku tersebut menunjukan bahwa taraf berpikir remaja saat ini tergolong rendah.

Orientasi kebahagiaannya hanya sebatas kepopuleran dan harta yang melimpah demi meraih pengakuan dari orang lain. Jika dipikir lagi, apa sih gunanya pengakuan orang lain? Orang yang tidak menyukai kita akan tetap melihat kita buruk, sebaik apapun kita. Sebaliknya, orang yang menyukai kita akan tetap menyukai kita, meskipun kita memiliki keburukan.

Apalagi pengakuan manusia bersifat sementara dan tidak ada nilainya. Bahkan mencari pengakuan selain Allah Swt, dapat menghapuskan nilai pahala yang terkandung dalam amalan. Sungguh merugilah orang yang mengejar pengakuan manusia.

Kerusakan-kerusakan ini ada karena kita hidup di sistem kapitalisme. Di mana uang (materi) menjadi sumber kebahagiaan. Kapitalisme berasaskan sekularisme, yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Sistem sekuler kapitalisme menggiring generasi Muslim menjadi generasi yang lupa dengan jati diri mereka.

Dalam sistem ini pendidikan agama diminimalisir. Generasi muda dipersiapkan untuk menjadi pekerja bagi perusahaan-perusahaan besar milik para pengusaha asing dan aseng. Pendidikan didesain bukan untuk melahirkan pemimpin melainkan untuk melahirkan bawahan. Demi kepentingan para kapitalis agar dapat terus memperkuat hegemoninya dalam negeri ini. Jika terus bertahan dalam sistem ini, remaja akan semakin rusak, baik pemikirannya maupun perilakunya.

Media juga dijadikan oleh Barat sebagai senjata untuk menembakan pemikiran-pemikiran sekuler ke dalam kepala masyarakat. Sehingga masyarakat menjadi masyarakat yang sekuler. Agama hanya sebatas ritual ibadah mahdah seperti salat, puasa, zakat, haji, pernikahan. 

Selain dari ibadah mahdah, masyarakat termasuk para remaja dibebaskan untuk melakukan apapun sesuka hati mereka. Mereka dibiarkan tidak mengikuti aturan Islam, seperti dalam hal pergaulan. Perempuan dan lelaki bebas bercampur baur sehingga hubungan haram sulit dielakkan. Tidak heran jika permasalahan di dunia remaja terus saja ada, bikin geleng kepala. Mereka lupa dari mana mereka berasal, untuk apa mereka hidup, dan ke mana mereka kembali setelah mati.

Agar remaja kembali menjadi remaja yang berkepribadian Islam, memiliki taraf berpikir yang tinggi, maka mereka perlu disadarkan tentang jati dirinya. Harus terbentuk dalam benak mereka bahwa mereka adalah hamba Allah Swt. Mereka diciptakan oleh Allah Swt untuk beribadah dan suatu hari nanti akan kembali kepada Allah Swt. Dan surga adalah sebaik-baiknya tempat kembali. Sehingga para remaja juga masyarakat berupaya memilih surga dengan senantiasa melakukan kebaikan dan kebajikan di jalan Allah Swt.

Namun, sebatas menyadarkan generasi muda saja masih belum cukup. Kita, kaum Muslim di seluruh dunia membutuhkan sebuah institusi yang dapat menerapkan Islam secara menyeluruh yakni Daulah Islam dengan manhaj kenabian. Karena hanya dengan Islam, kaum Muslim mendapatkan kembali kehormatan, kekuatan, dan kegemilangan.

Sudah terbukti bahwa Daulah Islam pernah berkuasa selama 13 abad. Negara memberikan dukungan penuh kepada para generasi, seperti pendidikan gratis yang berkualitas. Sehingga mampu melahirkan generasi-generasi unggul seperti Imam Syafi’i, Ibnu Sina, Muhammad Al-Fatih, Bukhori, dan masih banyak lagi. Semoga peradaban ini segera terwujud. Aamiin.

Baca juga:

0 Comments: