Cernak
Salat Adalah Tiang Agama
Oleh. Dewi Irawati Artati
Malam itu, sehabis salat Maghrib, Zahra dan keluarga berkumpul di ruang tengah. Ayah sedang menemani Kak Farah mengerjakan PR matematika, karena ayah paling jago matematika. Sedangkan ibu menemani Zahra belajar mewarnai. Zahra yang masih duduk di sekolah TK itu, sangat menyukai menggambar dan mewarnai.
Tak terasa, azan Isyak pun berkumandang. Ayah dan Kak Farah segera menutup buku, dan mengambil air wudu.
"Zahra, ayo salat. Sudah azan tuh!" seru ibu mengingatkan Zahra yang masih asyik mewarnai buku gambarnya. Lalu ibu segera berwudu. Tapi Zahra masih melanjutkan menggoreskan krayonnya. Ibu memanggil Zahra lagi.
"Lanjutkan nanti lagi Zahra, mewarnainya. Ayo salat dulu."
"Iya Bu, sebentar," Zahra beranjak dari tempat duduknya dengan malas.
"Ayo, buruan Dek, ayah dan ibu sudah menunggu tuh," kata Kak Farah.
"Iya, iya nih mau wudu," jawab Zahra dengan bibir mencucu.
Usai wudu, Zahra segera menuju ke ruang salat. Melihat muka Zahra yang cemberut ibu pun bertanya, "Zahra, kenapa mukanya cemberut begitu senyum dong. Kita kan mau menghadap Allah."
"Zahra kan belum selesai mewarnainya Bu. Lagian barusan sudah salat, kok salat lagi?" Zahra menggerutu.
"Zahra, tadi itu kan salat Maghrib, Sayang. Kalau sekarang salat Isyak," jawab ibu.
"Tapi kan capek Bu, salat berkali-kali" kata Zahra.
"Salat itu kewajiban kita sebagai seorang muslim. Karena itu perintah Allah. Jangan sekali-kali kita tinggalkan. Sebab, salat itu tiang agama," jawab ibu dengan lemah lembut.
"Maksudnya apa Bu, salat tiang agama?" tanya Zahra penasaran.
"Islam itu ibarat sebuah bangunan, sedangkan salat adalah tiangnya. Bila tiang atau penyangga itu roboh, apa yang akan terjadi?" tanya ibu.
"Bangunannya juga roboh," jawab Zahra.
"Menurut sebuah hadist, Rasulullah pernah bersabda, bahwa inti segala perkara adalah Islam dan tiangnya adalah salat. Sebab, salat memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah mencegah perbuatan keji dan mungkar," ibu menjelaskan.
"Salat juga menjadi pembeda antara orang muslim dengan orang kafir, lho," tambah ayah.
"Kata pak ustaz, salat juga bisa menghapus dosa- dosa kita. Benarkah itu Bu?" tanya Kak Farah.
"Betul, sebab di dalam salat ada bacaan untuk memohon ampun kepada Allah, bila kita salat lima waktu dengan benar, maka Allah akan mengampuni dosa kita," jawab ibu.
"Begini Nak, coba kita pikirkan, jika kita mandi lima kali sehari, apakah ada kotoran yang tersisa? Pasti badan kita jadi bersih kan? Nah, sama halnya dengan salat. Jika kita wudu lalu mengerjakan salat, maka Allah akan mengampuni dosa- dosa kita," tambah ayah.
"Salat juga amalan yang pertama kali dihisab pada saat di akherat nanti. Jika salatmu bagus, maka bagus pula semua amalanmu," Ibu menambahkan.
"Barang siapa yang menegakkan salat, berarti dia menegakkan tiang agama. Dan barangsiapa meninggalkan salat, berarti ia merobohkan tiang agama."
"Kalau begitu, Zahra mau salat terus. Zahra nggak mau ninggalin salat. Biar Allah mengampuni dosa-dosaku," kata Zahra semangat.
"Kak Farah juga, nggak mau ninggalin salat lima waktu, supaya agama Allah tetap tegak," sahut Kak Farah.
"Masyaallah, semoga kita digolongkan pada orang-orang yang selalu menegakkan salat," kata ibu, lalu diaminkan oleh seisi rumah.
Mereka pun segera merapikan shaf. Lalu mengerjakan salat Isyak dengan khusuk, diiringi suara rintik hujan di luar rumah.
Sejak saat itu, Zahra tak pernah menggerutu lagi ketika mau salat. Bahkan ia yang paling rajin mengajak salat lima waktu.
0 Comments: