Oleh. Iis Nopiah Pasni
Dik Hani dan Abang Abi sedang bermain bersama dengan kucing kesayangan mereka Si Memey.
Bunda mereka sedang sibuk mengangkat jemuran pakaian dengan terburu-buru karena hujan turun tiba-tiba.
Abi gercep langsung membantu bundanya itu, sebisanya mengangkat jemuran pakaian tersebut, Dik Hani tak mau kalah juga langsung ikut menarik baju di jemuran lipat tersebut.
"Cepat, Bun!" teriak Abi seiring hujan yang makin deras.
Duh, Ya Allah jemuran hari ini banyak sekali karena kemarin mendung dan hujan terus.
Jadi hari ini jemuran penuh, Bunda Isna juga menjemur kasur tipis mereka tak lupa bantal juga dijemur.
Abi dan Bundanya membaca doa ketika turun hujan sambil terus menarik baju di jemuran tersebut dengan cepat.
Alhamdulillah, pakaiannya tak kena hujan. Sayang sekali jika sudah banyak yang kering terus kena hujan jadi basah lagi.
"Bun, hp Bunda bunyi dari tadi," kata Abi sambil memberikan hp Bundanya.
"Makasih Abang," ucap bundanya sambil mengambil hp yang diberikan anaknya.
Ternyata SMS masuk banyak sekali di wa group bundanya.
"Ada apa Bun?" tanya Abi kepo. Bundanya tersenyum lalu menceritakan pada Abi sebentar lagi akan ada tarhib Ramadan.
"Tarhib Ramadan itu apa, Bun?" tanya Abi penasaran.
"Tarhib Ramadhan itu menyambut bulan Ramadan dengan senang hati dengan kebahagiaan baik jiwa dan raga," jelas bundanya lalu ia melipat pakaian yang tadi mereka angkat dari jemuran.
"Apa saja kegiatan tarhib Ramadan itu Bun?" tanya Abi makin penasaran.
"Ya banyak Bang, bisa mengadakan kajian Islami, lomba gerak jalan, lomba baca Qur'an dan hafalan Qur'an, lomba menulis cerpen Ideologis dan lain-lain," kata bunda menjelaskan.
"Wah ternyata banyak ya Bun, kegiatannya," kata Abi antusias.
"Kalau Bunda sama sahabat Bunda mau adakan kegiatan apa Bun?" tanya Abi makin penasaran tentang tarhib Ramadan tahun ini.
"Rencananya mau adakan acara kajian Islami, Bang," kata bunda lagi.
Abi langsung mengangguk lalu ia mengatakan ingin ikut bundanya.
"Tentu saja boleh Bang," jawab bunda sambil terus melipat pakaian mereka.
"Abi mau belajar melipat pakaian juga Bun," kata Abi lalu mencoba melipat pakaiannya sendiri.
"Ternyata mudah ya Bun," kata Abi lalu mereka sama-sama melihat ke arah Dik Hani yang juga ikut mencoba melipat bajunya sendiri.
Dik Hani tampak kesulitan. Ia lalu menangis karena tak bisa melipatnya.
"Cup, cup, nggak usah nangis, sini Bunda ajarin," kata bunda membujuk Dik Hani.
Dik Hani lalu duduk dipangkuan Bundanya sambil melihat bundanya melipat pakaian.
"Begitu Dik Hani. Jangan nangis kalau tak bisa, ya," kata bunda lagi mencium kepala Dik Hani.
"Iya Dik Hani, jangan nangis nanti Abang ajari juga melipat pakaiannya," kata Abi sambil mengelus kepala adiknya itu.
"Nah, sudah selesai, sekarang Abang bawa baju Abang sendiri, susun sendiri," kata bunda pada Abi. Abi langsung mengangkat tumpukan bajunya yang sudah dilipat rapi.
"Makasih Bun," kata Abi sambil menyusun bajunya sendiri.
"Acih, Bun," kata Adik Hani maksudnya terima kasih. Ia meniru apa yang dilakukan abangnya.
"Sama-sama, anakku sayang," jawab bunda sambil tersenyum.
"Apa saja yang Abang lakukan ditiru adik ya Bun," kata Abang Abi sambil terus menyusun bajunya.
"Iya, Bang, jadi Abang harus mencontohkan hal baik ya Nak," kata bundanya lalu memeluk Abang Abi dan juga Dik Hani yang hari ini sudah jadi anak tangguh.
Muara Enim, 2 Maret 2023
0 Comments: