Headlines
Loading...
Oleh. Radiyah Ummu Ar-Rafa

Salah satu nikmat dari sekian banyak nikmat yang Allah berikan, yang harus disyukuri adalah amanah. Amanah... ya amanah... tidak semua orang bisa mendapatkan, amanah dari Allah dan dari seseorang yang memberikan amanah kepada kita.

Amanah sebagai seorang hamba, sebagai seorang anak, istri, ibu, dan pengemban dakwah. Saat ini Allah telah mengamanahkan empat orang anak yang saleh dan salihah kepada saya dengan masing-masing usia yang lumayan dekat.

Sungguh luar biasa perhatian, waktu, dan tenaga yang harus dicurahkan untuk mengurus kebutuhan empat orang anak. Karena alhamdulillah mereka termasuk anak-anak yang luar biasa aktif dengan berbagai tingkah laku yang menguras tenaga, pikiran, dan perasaan.

Semua itu harus disyukuri dan dinikmati. Karena mereka adalah amanah dari Allah Sang Maha Pencipta. Saya dan suami berprinsip bahwa anak bukanlah penghalang, melainkan sahabat dalam berjuang untuk mengembalikan kehidupan Islam.

Perjuangan yang kita lakukan bukanlah perjuangan receh, bukan perjuangan yang pantas untuk diremehkan, tetapi perjuangan mengembalikan kehidupan Islam adalah perjuangan yang butuh pengorbanan baik tenaga, harta, pikiran, perasaan, jiwa, bahkan nyawa.

Oleh karena itu, anak-anak sebagai generasi penjaga Islam harus dibiasakan dengan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan dakwah. Maka bagi saya, selama kondisi anak-anak bisa kondusif, maka anak-anak akan saya bawa.

Walaupun terasa sangat lelah karena persiapan harus ekstra saat mengajak anak-anak. Banyak perlengkapan yang harus dibawa, mulai dari mainan, makanan, pakaian ganti, minuman, dan perlengkapan alat tulis agar anak-anak bisa lebih kondusif saat acara berlangsung.

Atas izin Allah di bulan Ramadan tahun ini banyak amanah yang harus ditunaikan secara bersamaan, baik amanah secara offline ataupun online. Diamanahi sebagai koordinator kelas 🅰️ di komunitas SSCQ selama dua periode. Diamanahi juga sebagai ketua panitia pada acara Majelis Taklim di masjid selama dua periode.

Menyusun langkah-langkah agar semua amanah tersebut bisa ditunaikan secara optimal. Mengoordinasi tim, melaksanakan rapat, persiapan acara, dan memikirkan persembahan yang akan disajikan agar keimanan umat bangkit. Menjalin komunikasi yang baik dengan semua panitia acara, memberikan motivasi untuk tetap semangat, ikhlas, dan sabar dalam melaksanakan tugas demi suksesnya acara dan amanah. Melakukan kontak intensif dan kontak masif untuk mengajak dan mengundang masyarakat ke acara Majelis Taklim. Geladi resik untuk persiapan acara sebelum hari acaranya. Tak lupa berdoa agar Allah memberikan kemudahan, kelancaran, membuka hati dan pikiran orang-orang yang hadir di acara Majelis Taklim.

Walaupun sedang berpuasa penuh dengan dahaga dan cuaca cetar panas membara, bukanlah penghalang untuk terus berkarya meninggalkan jejak karya baik tulisan maupun lisan. Menelusuri tiap rumah, dari pintu ke pintu. Memahamkan umat akan Islam kafah, mengajak dan mengundang masyarakat untuk menimba ilmu Islam yang begitu luas maknanya. Serta memberikan selebaran buletin dakwah yang berisi kabar kekinian dalam kehidupan dan solusi yang diberikan dari sudut pandang Islam.

Sambil membawa anak menunaikan berbagai amanah. Lelah? Tentu iya, tapi tak jadi masalah. Ada Allah yang akan memberikan pertolongan, kemudahan, dan kekuatan. Tertancap di dalam jiwa akan firman yang Allah sampaikan dalam lembaran ayat cinta-Nya yang tertuang di dalam QS. Muhammad ayat 7:

ÙŠٰٓاَÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِÙŠْÙ†َ اٰÙ…َÙ†ُÙˆْٓا اِÙ†ْ تَÙ†ْصُرُوا اللّٰÙ‡َ ÙŠَÙ†ْصُرْÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙŠُØ«َبِّتْ اَÙ‚ْدَامَÙƒُÙ…ْ 

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."

Ramadan menjadi momen yang sangat tepat untuk mengawali diri bertekad melakukan perubahan dalam diri ke arah yang lebih baik lagi. Suasana keimanan pun meningkat pesat saat bulan Ramadan. Alhamdulillah atas izin Allah banyak masyarakat yang antusias dan semangat menerima Islam Kafah yang disampaikan, mereka juga berbondong-bondong menghadiri kajian Islam yang diadakan di masjid.

Bahagia sekali rasanya melihat masyarakat hadir ke acara Majelis Taklim, mereka antusias dan semangat mendengarkan kalimat demi kalimat yang disampaikan oleh ustazah saat menjelaskan Islam Kafah.

Suasana semakin terasa haru saat saya membacakan puisi "Ramadan, Ku Rindu" karya saya sendiri. Larut meresapi renungan Ramadan, tak terasa butiran air mata membasahi pipi, para peserta pun juga menikmati renungan yang dibacakan hingga membuat mata mereka basah dengan air mata.

Kebahagiaan semakin meningkat saat mengetahui bahwa para peserta yang hadir bersedia dibina dan ikut kajian intensif setiap minggunya. Umat merasakan kerinduan kepada Allah dan Rasulullah Muhammad Saw. Rindu yang tak terbendung ingin hidup berkah di bawah naungan Islam Kafah. Insya Allah akan segera terwujud karena sudah merupakan janji Allah dan bisyarah nubuwwah.

Rasa lelah, letih, dan setiap tetesan keringat, semua akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa kita tidak tinggal diam saat kondisi umat sedang sakit parah, saat kondisi umat terzalimi karena diterapkannya aturan buatan manusia, yaitu sistem kapitalisme sekularisme.

Yakinlah akan pertolongan Allah, yakinlah akan janji Allah, yakinlah akan ada cahaya yang terang benderang setelah gelap gulita. Yakinlah tidak ada yang sia-sia sekecil apapun yang telah kita lakukan untuk memberikan kontribusi di jalan dakwah. Akan ada keceriaan, tawa bahagia setelah derai air mata. Akan ada cahaya Islam yang akan menyinari seluruh dunia menggantikan sistem kapitalisme sekularisme yang menyengsarakan dan tidak sesuai dengan fitrah manusia.

Semua itu akan terwujud atas izin Allah. Kemenangan Islam akan diraih. Maka, jangan mager, jangan bosan, jangan rebahan terus, jangan ragu lagi akan perjuangan Islam yang mulia. Melangkahlah, bergerak, satukan, dan rapatkan barisan untuk maju menjadi garda terdepan dalam perjuangan.

Semua itu diawali dari diri kita dan anak-anak kita yang akan melanjutkan estafet perjuangan kita. Jadikan anak-anak sebagai sahabat dalam perjuangan, bukan penghalang. Allahu Akbar. [Ni]

Tanjung Morawa, 25 April 2023 

Baca juga:

0 Comments: