OPINI
Flexing vs Stunting: Akibat Kebijakan yang Abai
Oleh. Sarinah
Istri pejabat negara yang pamer @vhia_esa, menuai kecaman karena postingan yang diunggahnya di sosmed. Dilansir dari tvOnenews.com, dalam unggahan
insta story beredar foto yang memperlihatkan istri Esha Rahmansah dalam akunnya sedang membeli mobil baru.
Dalam bon pemesanan yang diunggah istri Esha, terlihat mobil tersebut adalah mobil MG 5 GT Magnify dengan harga yang tertulis Rp 407,9 juta. Istrinya juga sempat mengunggah foto dengan mobil BMW warna pink terang berpelat "B 1410 VIA" dan masih ada mobil Toyota Fortuner dengan pelat "B 307 VIA".
Akibat ulahnya, suami yang bekerja di bagian administrasi tersebut, terancam dipecat. Tak tanggung-tanggung, foto yang menunjukkan gaya glamor sang istri, menuai kecaman di sosmed.
Melalui akun Twitter @Partaisosmed, para netizen, nyinyir tentang kelakuan istri yang dinilai pamer. Akibatnya, Esha Rahmansyah Abrar, resmi dinonaktifkan dari jabatannya dan pekerjaannya. Selain pamer, perilaku tersebut juga menimbulkan kegaduhan publik.
Miris. Gaya flexing yang dilakukan oleh
istri pejabat, akhir-akhir ini menuai kecaman dari warga net. Di tengah karut marut kehidupan yang tidak jelas, menimbulkan tanda tanya besar, apakah uang yang digunakan adalah uang hasil keringat sendiri atau uang hasil keringat rakyat? Sehingga kesannya menyalahgunakan jabatan.
Padahal resesi ekonomi hari ini kian parah, tingginya angka stunting mengakibatkan dampak buruk bagi tumbuh kembang anak. Mestinya, dana APBN tersebut digunakan untuk menyubsidi berbagai kebutuhan agar dapat terjangkau dengan harga murah. Namun, realitas menunjukkan hal yang tidak sesuai, sikap pemerintah yang abai sehingga terjadi kesenjangan sosial.
Menurut laporan Detik Bali.com (17/32023), Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) menilai stunting sebagai masalah kesehatan yang penanganannya harus dimulai dari hulu.
Yakni memastikan kesehatan perempuan agar cukup gizi, terutamanya sejak remaja hingga masuk pra-nikah. Sebab, Kepala DP2KBP3A I Nyoman Gunarta mengungkap asupan kurang gizi yang dialami ibu hamil memicu anemia dan berpotensi melahirkan anak dengan kondisi stunting
Tentu masalah ini adalah masalah yang sangat urgent, sehingga pemerintah seharusnya mengupayakan agar masyarakat mampu mencukupi kebutuhannya dengan baik. Dengan berbagai skema, diantaranya memberikan suplai kebutuhan pokok dengan harga murah, selain itu tentunya pemerintah juga harus membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dalam jangka panjang. Wallahu a'lam. [YT].
0 Comments: