Headlines
Loading...

Oleh. Ummu Faiha Hasna

"Dan syafaat (pertolongan) di sisi-Nya hanya berguna bagi orang yang telah diizinkan-Nya (memperoleh syafaat itu). Sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab, “(Perkataan) yang benar,” dan Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar." (TQS Saba' Ayat 23).

Hanya milik Allahlah syafaat itu semuanya. Berapa banyak malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengizinkan (untuk diberi syafaat) bagi siapa saja yang dikehendaki dan diridai-Nya.

Sob, bulan Ramadan adalah bulan pertolongan. Di mana doa-doa dikabulkan bagi siapapun yang bersungguh-sungguh memaksimalkan ikhtiarnya. Karena itu Rasulullah dan para sahabat menjadikan bulan ini sebagai bulan perjuangan mewujudkan cita-cita mulia. Bulan dakwah mengajak manusia untuk menjadikan Islam sebagai satu-satunya jalan kehidupan. Rasulullah saw. bersabda: 

"Wahai sekalian manusia, akan datang bulan mulia, bulan yang berkah. Di dalam bulan itu ada malam yang mulia yang lebih utama dari seribu bulan yaitu lailatulqadar. Allah Swt., mewajibkan puasa di bulan itu, dan pada malamnya disunahkan salat. Barangsiapa melakukan amal kebaikan di bulan itu, maka pahalanya seperti melakukan ibadah fardu di bulan lain. Barangsiapa melakukan amal ibadah fardu maka pahalanya seperti melakukan tujuh puluh amal ibadah fardu di bulan lainnya."

Bulan Ramadan itu, bulannya orang Islam untuk bersabar. Siapa yang sabar pahalanya surga. Bulan Ramadan itu bulan untuk memperbanyak pertolongan. Bulan Ramadan itu bulan orang-orang mukmin mendapatkan tambahan rezekinya. Bulan Ramdan itu awalnya rahmat, tengahnya ampunan dan akhirnya dibebaskan dari api neraka. 

Masyaallah, indah ya, sobat? Siapa yang tidak ngiler dengan janji Allah itu? 

Nah, Sob, sejarah telah mencatat kegemilangan umat Islam yang terjadi pada bulan Ramadan seperti pada perang kubro, kemenangan perang Khandak, perang Tabuk, dan futuhat Makkah.

Sayangnya, kini Ramadan terasa berbeda. Ramadan sekarang tidak sebagaimana Ramadan dulu. Sepi dari prestasi dan aktivitas mulia. Lalu, kenapa ini terjadi? Tidak lain karena cengkraman kapitalisme dan liberalisasi. Ide-ide rusak telah menggeser tolak ukur kehidupan umat Islam yakni syariat Islam. Sulit memaknai hakikat Ramadan yang sebenarnya. Justru yang terjadi adalah lalu lalang dan hiruk pikuk manusia yang mengejar urusan duniawi semata. Tidak sedikit yang menganggap bahwa Ramadan yang di dalamnya diwajibkan berpuasa hanya sebatas bulan menahan lapar dan dahaga saja.

Sob, umat Islam saat ini, apalagi penguasanya lebih senang diatur oleh tata aturan Barat yang sekuler. Padahal, aturan itu justru sarat dengan kepentingan penjajah yang menginginkan umat Islam jauh dari agama Islam. Bahkan nih, Sob, penerapan demokrasi di tengah-tengah masyarakat membuat kerusakan makin masif dalam berbagai segi kehidupan. Bidang ekonomi ditandai dengan  banyaknya utang negara. Kemiskinan di mana-mana, riba, seperti jamur di musim hujan. Banyak dan beraneka bentuk. Dalam bidang hukum juga tidak jauh beda, tebang pilih. Aparat hukum yang bisa dibeli, bebasnya para koruptor dan lain-lain. Kekayaan alam yang luar biasa uang berpotensi untuk mensejahterakan rakyat dikeruk oleh penjajah untuk memakmurkan negerinya.

Nah, Sob, kita tentu merasa sulit untuk mengukir prestasi ketika kita berada dalam kehidupan sekuler seperti saat ini. Kehidupan yang memisahkan dari agama ini, ibadah dalam sudut pandangnya hanyalah urusan personal yang tidak ada kaitannya dengan dakwah dan berlelah-lelah dalam perjuangannya.

Dari sejarah umat Islam terdahululah kita belajar.  Generasi prestasi hanya dilahirkan dari sistem Islam yang mulia yang aturannya mengatur segala aspek kehidupan. Dijalankan dan diterapkan oleh institusi tertinggi yakni Daulah (Negara) yang mampu menyatukan umat, melindungi umat, dan mendakwahkan Islam.

Syariat sejatinya akan tegak jika ditopang oleh tiga pilar pengokohnya yakni tegak di atas ketakwaan individu, keinginan penguasa untuk menerapkan syariat Islam secara kafah, dan adanya kontrol sesama umat dari rakyat kepada penguasa atau sebaliknya.

Demikianlah, Sob, semoga kita dapat memaksimalkan ikhtiar kita di bulan ini. Bulan penuh ampunan. Tidak lupa kita doakan sahabat kita di negeri palestina, khususnya yang saat ini sedang dilecehkan agamanya dan negeri-negeri muslim lainnya di belahan negeri manapun. Semoga Allah Swt. lekas menurunkan pertolongan kepada hambanya dengan sebaik-baik pertolongan. Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasan atas segala sesuatu. Wallahu A'lam bish shawab. [CF]. 

Baca juga:

0 Comments: